Perceraian tentu bukanlah hal yang diinginkan setiap pasangan. Perceraian seringkali dianggap sebagai jalan keluar terakhir, yang terbaik, saat tidak ada jalan keluar lain. Namun fakta berikut ini sangat mengejutkan bagi saya. Sejak tahun1940, pertama kali dilakukan penelitian tentang perceraian, wanita cenderung lebih mudah berinisiatif untuk bercerai dibandingkan dengan pria, seperti yang dilansir oleh goodhousekeeping.com.
Salah satunya penelitian terbaru juga membuktikan hal yang sama. Penelitian ini diawali dengan mengumpulkan data dari tahun 2009 hingga 2015. Data tersebut diambil dari How Couples Meet and Stay Together, yang merekam 2.262 pasangan di Amerika. Dari pasangan-pasangan tersebut yang mengalami perceraian, sebanyak 69% diawali oleh permintaan pihak wanita, kata Michael Rosenfeld, professor psikologi di Stanford University. Hal ini disebabkan karena wanita lebih merasa terpengaruh dengan naik turunnya suatu hubungan. Namun jika alasan itu benar, maka wanita juga akan cenderung lebih mudah mengakhiri hubungan dengan kekasihnya. Faktanya tidak begitu. Menurut penelitian, baik pria maupun wanita memiliki kecenderungan yang sama dalam mengakhiri hubungan dengan kekasihnya.
Sementara itu, alasan lain yang dianggap lebih tepat adalah terkait dengan apa yang dirasakan wanita dalam hubungan pernikahannya, dibandingkan dengan apa yang ia rasakan dulu sebelum menikah. Wanita yang sudah menikah bukan hanya dianggap cenderung lebih tidak puas dengan pernikahannya dibandingkan dengan pria, namun para peneliti juga yakin bahwa hal tersebut dipengaruhi oleh gender.
Advertisement
Lebih menariknya lagi, meskipun pada masa kini seorang ayah lebih mau mengasuh anaknya dibandingkan dengan jaman dulu, seorang ibu masih menghabiskan waktu 2 kali lebih banyak untuk merawat anaknya, setiap minggunya. Bukan hanya itu, para istri juga memasak dan membersihkan rumah dengan rata-rata 10 jam lebih banyak dibanding dengan suaminya. Hal itu pula yang dinilai dapat memicu perceraian, menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 2003 dan dipublikasikan dalam Journal of Family Issues.
Nah, untuk menemukan alasan yang lebih tepat, para peneliti membutuhkan lebih banyak waktu untuk membongkarnya. Semoga penelitian ini segera membuahkan hasil baru ya, Ladies. Semakin cepat para wanita tahu apa alasan yang membuat hubungan pernikahannya mengarah pada perceraian, semakin cepat pula untuk diperbaiki dan dicegah.
(vem/reg)