Semua orang tua pasti ingin melihat anak mereka menikah dan hidup bahagia membesarkan sebuah keluarga.
Namun, beberapa orang tua tidak mau duduk menunggu, mereka ingin mengambil langkah langsung.
Seperti dilansir dari chinadaily.com.cn, banyak orang tua di kota Changchun, Provinsi Jilin, China, menghadiri sebuah pameran pernikahan baru-baru ini di taman kota Children’s Park, untuk membantu anak-anak mereka yang belum menikah agar menemukan pasangan yang cocok.
Advertisement
Sebelum datang ke pameran itu, mereka sudah mempersiapkan beberapa materi perjodohan, seperti ramalan tanggal lahir anak mereka, dan mengatur pertemuan putra atau putri mereka dengan calon jodohnya, meskipun tanpa sepengetahuan anak mereka.
Pameran pernikahan ini sudah berlangsung selama 10 tahun, namun, ratusan orang tua tetap bersemangat mempelajari iklan yang dipasang, dengan harapan akan menemukan jodoh bagi anaknya secepatnya. Mereka rela berdesakan diantara kerumunan orang yang melihat iklan jodoh.
Mereka pun saling berdiskusi dengan orang tua lain yang sedang mencari jodoh bagi anaknya. Namun, ada juga yang pulang dengan tangan kosong, mereka tidak bisa menemukan calon yang layak bagi anak mereka. Kebanyakan para calon yang diiklankan oleh orang tua mereka tidak memiliki pekerjaan atau pendidikan yang layak.
Seorang ibu bernama Zhang, mengatakan jika jumlah perempuan yang ditawarkan melebihi jumlah anak laki-laki yang tersedia. Sedangkan para gadis dengan gelar sarjana jumlahnya juga lebih banyak dari lelaki.
Alasan para orangtua mengapa sangat antusias untuk menjodohkan putra atau putrinya tanpa sepengetahuan anak mereka, karena ajaran konfusianisme yang mengharuskan orang tua untuk bertanggung jawab terhadap anak, sebelum mereka berumah tangga.
Namun, banyak anak yang menolak dan justru memberontak saat dijodohkan. Seperti putri ibu Qian, yang justru menghapus semua foto di media sosialnya, agar sang ibu tidak menggunakannya dalam iklan perjodohan.
"Anak saya tinggi dan cantik, dan memiliki kualifikasi perguruan tinggi dan pekerjaan yang stabil di sebuah taman kanak-kanak yang didukung pemerintah, Tapi dia masih single." kata ibu Qian mengeluh.
Kebanyakan orang tua sudah sangat khawatir, kalau putra atau putrinya belum mendapatkan jodoh saat berumur lebih dari 30 tahun. Sedangkan sang anak malah tenang-tenang saja, dan menganggap terlambat menikah adalah hal yang wajar.
Para orang tua, biasanya berkeinginan mendapatkan menantu yang memiliki kedudukan sosial yang setara atau lebih tinggi. Sedangkan, kaum muda, lebih memilih pasangan berdasarkan kedekatan secara emosional.
Jika tahun ini belum mendapatkan menantu yang tepat bagi anak mereka, tahun depan mereka akan mencobanya lagi.
Gigih sekali ya Ladies, usaha para orang tua di China ini. Di Indonesia pun banyak teknik perjodohan seperti ini. Kalau Anda, Ladies, apakah rela dijodohkan oleh orang tua?
(vem/chi)