Setiap orang tua pasti punya angan-angan agar anaknya memiliki nilai yang bagus saat sekolah. Jika nilai saat sekolah bagus, akan mudah masuk perguruan tinggi yang punya nama. Jika sudah begitu, diharapkan kehidupan anak bisa lebih baik dari orang tua. Niat ini baik, namun terkadang orang tua lupa bertanya pada anak apa yang dia sukai dan hanya mengikuti arus tuntutan zaman.
Pada dasarnya setiap anak dilahirkan cerdas dan memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Lihatlah potongan film berdurasi 10 menit ini. Mungkin Anda pernah merasakannya saat masih menjadi anak, dan mungkin Anda lakukan juga pada anak Anda. Luangkan waktu sejenak dan selamat menonton.
Video ini berkisah tentang anak laki-laki bernama Kok Pin. Kok Pin memiliki ibu yang sangat mencemaskan nilai-nilai anaknya. Selama ini nilai Kok Pin buruk untuk pelajaran matematika dan bahasa Inggris. Padahal 2 pelajaran tersebut sangat diperhitungkan dalam masyarakat. Ibu Kok Pin menganggap anaknya malas dan tidak mau berusaha, sehingga dia sampai memakai cara keras untuk membuat Kok Pin lebih cerdas dan menghasilkan nilai bagus di sekolah.
Di sisi lain, sebenarnya Kok Pin sangat mahir menggambar. Keahliannya itu datang secara alami. Sayangnya sang ibu tidak melihat bakat ini dan terus memaksa anaknya agar memberikan nilai terbaik di pelajaran matematika.
Hingga akhirnya Kok Pin merasa sangat bersalah karena tidak bisa membuat ibunya bangga. Jika dilihat dari sudut pandang lebih luas, sebenarnya Kok Pin bukan anak yang bodoh, sebab setiap anak punya kemampuan yang berbeda-beda. Tak selamanya punya nilai buruk di pelajaran matematika berarti anak itu bodoh.
Advertisement
Semoga video ini bisa membuat para orang tua lebih memahami bakat yang dimiliki anaknya. Benar bahwa setiap orang tua ingin masa depan yang cerah untuk sang anak. Namun bijaklah, sebab anak bukan mesin, dia adalah manusia yang butuh Anda rangkul, Anda ajak bicara, Anda arahkan.
Setiap anak dilahirkan sebagai genius. Namun jika Anda hanya menilai kemampuan ikan untuk memanjat pohon, maka ikan tersebut akan percaya