Libur akhir tahun selalu dinanti-nanti, tapi kadang suami suka liburan sendiri dengan teman ketimbang menemani istri. Agar waktu liburan bersama suami lebih banyak, ada trik yang dilakukan para wanita di Amerika Serikat. Mereka pura-pura hamil dengan memberikan tes kehamilan positif.
Di Amerika Serikat, wanita berbondong-bondong membeli tes kehamilan yang hasilnya sudah positif. Mereka memburu uji kehamilan itu menjelang akhir tahun. Saking banyaknya permintaan alat uji kehamilan yang sudah menunjukkan tanda positif, satu buah alat tes dijual seharga $ 20 atau sekitar Rp 200.000 sampai $ 50 atau sekitar Rp.500.000. Dilansir oleh Dailymail.co.uk, para wanita bahkan memburu alat tersebut hingga negara bagian lain. Tujuan para wanita itu cuma satu, agar para suami tetap berada di rumah selama libur akhir tahun. Caption andalan yang dipasang ialah ”Jaga Priamu!” sungguh provokatif dan menarik minat para perempuan menjadi pelanggannya.
Advertisement
Peminat alat tes kehamilan positif ini bisa istri atau wanita idaman lain suami. Para istri membeli alat ini agar suami tetap di rumah atau liburan dengan istri (yang dia sangka sedang hamil). Namun bagi wanita idaman lain, alat tes ini sering dipakai untuk pemerasan. Misalnya saja pura-pura hamil agar si pria mau membayar sejumlah uang atau agar si pria tidak kembali pada istrinya yang sah.
Seorang petugas polisi Kansas, Gary Mason menjelaskan kepada televisi swasta bahwa bagaimana tes palsu dapat disalahgunakan. “Sebagai contoh, jika seorang pria yang telah menikah kemudian berselingkuh. Kemudian, ia mencoba untuk memutuskan si gadis, maka si gadis marah dan menunjukkan hasil tes kehamilan yang bohong tersebut. Sehingga, terjadi pemerasan pada si pria karena diancam akan dilaporkan pada istri sah si pria, " kata Mason.
Bermacam cara digunakan perempuan untuk mempertahankan hubungannya. Alasan karena menyayangi pasangannya atau justru malah sebaliknya. Memanfaatkan keadaan yang ada hingga berujung pada pemerasan.
Setiap akhir tahun diadakan begitu banyak acara di luar rumah. Bagi pria suka menghabiskan waktu bersama kolega. Di tengah acara dapat terjadi hal yang tidak menyenangkan, misalnya hubungan suami istri semalam dengan wanita lain. Pihak perempuan dapat memanfaatkan momen tersebut untuk mengambil keuntungan sendiri. Seperti yang disampaikan Gary Mason di atas.
Memalsukan hasil pemeriksaan kehamilan untuk melindungi pasangan mereka atau malah memeras pasangan agar tidak ditinggalkan merupakan tindakan kurang bijak dipandang dari sudut manapun. Perempuan pelaku pun juga rentan mengalami gangguan psikologis seperti stres dan tertekan karena merasa bersalah. Bagi pria juga akan terjebak dalam rasa bersalah dan keterpaksaan dalam bertanggung jawab. Jika hubungan dengan pasangan dilandasi rasa kepercayaan dan resmi tentu akan saling menjaga satu sama lain.
(vem/nip)