Setiap ayah punya karakter yang berbeda, Tuhan memberikan saya seorang ayah yang pendiam, tak banyak bicara, tetapi saya tahu cintanya sangat besar untuk saya.
Saya Wenny, salah satu editor Vemale.com :)
Sejak kecil, saya terbiasa memanggil ayah dengan sebutan papa. Bisa dibilang, papa saya adalah tipe ayah pada umumnya, yang memberi perhatian lebih ke anak perempuannya.
Advertisement
Saya lahir di Malang, saat usia 1 tahun keluarga saya pindah ke Pekanbaru karena ikut papa yang dipindah tugas. Ketika usia saya 3 tahun, saya memiliki adik laki-laki. Keluarga saya keluarga sederhana, bahkan cukup prihatin di awal-awal tahun pindah ke perantauan. Saya masih ingat bagaimana tidak nyamannya tidur di kasur tipis di atas lantai, makan hanya pakai ikan pindang goreng, nasi dan kecap, hingga tahun demi tahun berlalu dan kehidupan keluarga saya jadi lebih baik.
Sejak kecil saya merasakan bahwa ada perbedaan pola asuh antara saya dan adik saya. Papa saya cenderung keras pada adik saya, mungkin karena sama-sama laki-laki, sehingga papa saya lebih tegas. Sedangkan pada saya, papa sering bersikap lebih halus, lebih sabar dan yaa.. mungkin saya termasuk anak perempuan beruntung yang menjadi daddy's litte girl. Bahkan di usia saya yang sudah dewasa, saya masih menjadi daddy's litte girl :)
Walau kelihatan menjadi anak kesayangan, ayah saya tetap tegas dalam beberapa hal dan tidak memanjakan saya dengan materi. Sejak kecil saya melihat sendiri bagaimana papa bekerja keras agar kehidupan kami jadi lebih baik, dan saya menghargai itu. Dulu hidup tidak enak, saya justru bersyukur, karena saya jadi lebih menghargai jerih payah papa dan mama saya. Hingga saya tumbuh menjadi perempuan yang menghargai uang dan materi berapapun yang saya miliki. Tidak ada istilah boros dan hura-hura untuk hal tak penting.
Beruntung, papa saya bukan tipe ayah pengekang, yang tidak boleh ini dan itu, tetapi saya tahu mana yang boleh dan mana yang tidak boleh karena saya meniru sikap dan pembawaannya sehari-hari. Pada akhirnya saya menjadi anak perempuan yang memiliki pemikiran lebih terbuka, namun tetap ingat dengan sopan santun dan harga diri.
Papa saya tipe pendiam, mama saya cerewet. Seperti mama pada umumnya, setiap kali saya bandel atau berulah, maka mama saya akan cerewet dari pagi sampai malam. Tapi papa saya sangat jarang menegur saya, tapi bukan berarti tidak peduli. Jika sampai papa saya bilang "Papa mau ngobrol sama kamu!" berarti ada sikap saya yang sudah keterlaluan. Dan biasanya papa selalu bicara dengan kalem dan sabar. Jika sudah begitu, saya yang akan menangis 'banjir'.
Kalau boleh jujur, papa saya bukan tipe ayah yang akan duduk santai di sore hari dan ngobrol ini itu, karena papa saya tipe pendiam, pendiam banget tingkat parah hahaha.. Saya pun tidak sering bercerita ini itu, apalagi curhat. Papa saya juga bukan tipe ayah yang akan memberi kejutan ulang tahun, bukan tipe ayah yang suka mengajak liburan, bukan tipe ayah yang akan memeluk anak-anaknya saat mendapat juara pertama.
Tapi..
Saya yakin bahwa Tuhan memberikan ayah terbaik untuk saya, yaitu papa. Dalam diamnya, saya tahu ada doa-doa yang tidak pernah putus untuk saya. Dalam sikap yang kelihatan cuek, saya tahu papa selalu khawatir setiap kali saya pulang malam atau sedang jauh dari rumah. Dalam senyum tipisnya, saya tahu bahwa papa saya selalu bangga setiap kali saya atau adik saya menjadi juara kelas atau melakukan hal-hal baik yang selalu dia ajarkan.
Sangat banyak yang sudah diberikan papa saya (dan mama tentunya), tapi masih sangat sedikit yang bisa saya berikan untuk mereka.
Satu hal yang selalu saya ingat dari papa saya:
Anak laki-laki memang jagoannya keluarga, tapi tugas anak perempuan lebih berat, karena dia memegang nama baik keluarga.
Semoga kisah sederhana ini bisa membuat pembaca makin menyayangi ayah dan makin merindukan mereka jika sedang berjauhan. Maaf kalau fotonya kusam, diambil dari foto keluarga yang saya simpan di dompet ;)
Selamat Hari Ayah, untuk semua ayah dan para calon ayah hebat di Indonesia.
-----
Kamu punya kisah seru dengan ayah? Yuk kirim ceritanya ke Vemale.com. 5 kisah terbaik akan kami tayangkan dan ada hadiah keren untuk kamu.
Jika ucapan terima kasih dan ungkapan cinta untuk ayah sulit diucapkan dengan kata, maka tulislah.
Kami tunggu kisahmu hingga tanggal 22 November 2014. Kirimkan ke email wenny@kapanlagi.net dengan subjek: Lomba Kisah Aku Dan Ayah. Jika ada fotomu dengan ayah (saat masih kecil atau yang terbaru), akan lebih baik :)
-----
(vem/yel)