Ketika kehidupan rumah tangga dalam prahara, entah siapa yang membuatnya, entah siapa pelakunya, hendaknya jangan sampai suami istri hanya memikirkan perasaannya sendiri, ingatlah bagaimana sakralnya ketika dulu Anda melakukan upacara pernikahan, begitu panjang doa dan harapan Anda untuk bisa membina rumah tangga yang bahagia, namun ketika masalah berat menerpa, mengapa harus selalu perceraian yang dijadikan pilihan? Pertimbangkan anggota keluarga lain, terutama anak yang akan secara langsung menerima perpisahan dari orang tuanya. Dilansir dari hubpages.com, berikut alasannya kenapa perceraian sebaiknya bukan pilihan:
1. Anak
Alasan utama yang sangat penting Anda pertimbangkan adalah anak. Bagaimana pandangan anak tentang pernikahan, bagaimana kelak dia yakin untuk berumah tangga. Perpisahan kedua orang tua tentunya akan memberikan trauma dan pandangan bahwa pernikahan itu bisa berakhir kapan saja sesuai keinginan. Padahal mahligai rumah tangga harus diperjuangkan hingga akhir hayat, karena perjanjian yang Anda buat adalah perjanjian dengan Tuhan.
Advertisement
2. Perawatan anak
Ketika perceraian terjadi, bayangkan hal yang masih berkaitan dengan poin pertama tadi. Keberadaan anak. Anda tidak lagi akan memiliki waktu penuh dengan anak karena Anda harus berbagi dengan mantan Anda. Dan dalam seumur hidup, Anda akan selalu sibuk dengan jadwal ini, mungkin Anda tidak akan lagi bisa mengenal anak dengan baik, karena kasih sayang yang sudah terbagi tentu saja membuat anak bingung ketika mendapat perhatian yang berbeda dari kedua orang tuanya yang sudah bercerai.
3. Emosional
Perceraian tentu saja menghancurkan perasaan seseorang secara emosional. Perceraian memaksa seseorang untuk membunuh semua impiannya. Suatu saat Anda akan berdiri sendiri, meskipun ketika Anda merasa lemah. Mungkin Anda dan pasangan berusaha untuk tetap memiliki hubungan yang baik setelah perceraian, namun rasa sakit perceraian tetap akan Anda rasakan.
4. Kehilangan rasa percaya diri
Ketika Anda sekali gagal dalam membina hubungan rumah tangga, merasa gagal dalam pernikahan, meskipun Anda menolak penyebab perpisahan bukanlah diri Anda, bagaimana Anda bisa yakin jika pernikahan Anda yang kedua akan berakhir bahagia. Seseorang yang telah mengalami kegagalan dalam pernikahan akan kehilangan rasa percaya dirinya untuk membuat komitmen kembali.
Pikirkan kembali, renungkan dengan pasangan Anda, bahwa Anda berdua harus saling berbenah diri.
(vem/hyn)