Ladies, berita tentang kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur yang akhir-akhir ini merebak, tentunya sangat memprihatinkan. Pasalnya, di tempat yang dianggap aman seperti sekolah pun ternyata menyimpan predator seksual berbahaya yang dapat 'menikam' kapan saja.
Orang tua memang tak dapat selalu mendampingi sang buah hati kapan saja. Anak-anak juga harus dilatih untuk mandiri. Namun bukan berarti kita sebagai orang dewasa dan orang tua dapat serta-merta melepaskan begitu saja anak-anak kita. Bagaimana cara menghindari kejadian tidak menyenangkan yang dapat menimpa anak-anak?
Kita dapat membekali si kecil dengan "The Underwear Rule". The Underwear Rule adalah pedoman sederhana yang dapat anak-anak untuk memahami tentang tubuhnya dan otoritas yang dimiliki dirinya sehingga jika ada orang yang berbuat tak senonoh, si kecil dapat mengetahui apa yang harus dilakukannya. Dilansir oleh underwearrule.org, berikut cara mengajarkan anak tentang The Underwear Rule.
- Waspada, Ulah Iseng Menempelkan Silet di Taman Bermain Dapat Melukai Buah Hati Anda
- Tragis, Bocah 5 Tahun Menjadi Korban Sodomi Bergiliran Petugas Sekolah, Orangtua Waspadalah
- Naas, Model Tampan Ini Hampir Kehilangan Pekerjaan Gara-Gara Wajahnya Terluka
- Wajib Baca: Waspada Penculikan Bayi di Rumah Sakit Dengan 6 Tips Berikut Ini
- Heboh: Karena Mencuri, Kepala Sekolah Telanjangi 2 Murid di Depan Ratusan Siswa
- Praktek Prostitusi Dunia Maya Makin Marak, Model Dan Para Artis Terjaring di Dalamnya!
Advertisement
Aturan 1 : Tubuhmu Adalah Milikmu
Ajarkan anak-anak bahwa tubuh mereka adalah milik mereka sendiri dan tidak seorangpun dapat menyentuhnya tanpa seijin mereka. Biasakan menjalin komunikasi yang terbuka mengenai masalah seks dan bagian tubuh yang pribadi dengan si kecil. Selain itu, penting bagi si kecil untuk mengetahu nama yang benar untuk bagian genitalnya agar ia memahami dengan benar.
Yang tak kalah penting adalah anak-anak harus diajarkan untuk berani mengatakan "tidak" untuk kontak fisik yang tidak sopan yang ditujukan padanya sekalipun itu dilakukan orang yang lebih dewasa darinya. Hal ini sangat penting ditekankan pada si kecil karena jika tidak, si kecil tak memahami bahwa apa yang dilakukan orang lain kepadanya termasuk tindak pelecehan.
Aturan 2 : Tentang Sentuhan
Anak-anak tidak selalu menyadari tindakan yang tidak sopan, terutama dalam hal sentuhan. Katakan pada anak Anda bahwa jika ada orang yang menyentuh atau melihat bagian pribadinya (termasuk juga meminta anak-anak untuk menyentuh dan melihat bagian pribadi orang lain) hal itu adalah hal yang tidak baik.
The Underwear Rule dapat membantu mereka untuk mengetahui batas-batas bagian tubuh mana yang tidak boleh disentuh, yaitu yang ditutupi pakaian dalam (the undewear). Jika si kecil tidak yakin dengan perilaku orang lain, doronglah ia agar berani bertanya pada orang dewasa lainnya.
Advertisement
Aturan 3: Jangan Simpan Rahasia Buruk
Para predator seksual umumnya memiliki taktik dengan iming-iming tertentu agar si anak tidak mengatakannya ke orang lain tentang perbuatan tak senonoh yang dilakukannya. Biasanya jika iming-iming tidak mempan, tak jarang mereka akan mengancam keselamatan sang anak.
Ajarkan kepada si kecil tentang perbedaan 'rahasia baik' dan 'rahasia buruk'. Setiap hal 'rahasia' yang membuat mereka cemas, tidak nyaman, takut atau sedih adalah hal yang tidak baik dan mereka tak seharusnya menyimpannya.
Tanggung Jawab Orang Dewasa
Tak bisa dipungkiri orang dewasa punya tanggung jawab lebih dalam mengajarkan tentang hal ini. Tanggung jawab dalam bentuk seperti ini? Misalnya sebagai berikut:
- Orang dewasa harus menghindari anggapan tabu membicarakan tentang pendidikan seksual kepada anak
- Jalinan komunikasi yang baik akan sangat membantu anak ketika mereka merasa takut, tidak nyaman atau pun sedih karena mereka tahu ada orang tua/orang dewasa lainnya yang akan mendengarkan dan menerima apa yang mereka rasakan.
- Orang tua harus peka tentang perubahan sikap seorang anak dan tidak mudah menjatuhkan anggapan negatif, misalnya: saat sang anak yang menjadi korban pelecehan seksual kehilangan nafsu makan, orang tua sebaiknya awas dan menanyai apa yang terjadi. Bukan sebaliknya, memarahi
Advertisement
Siapapun Dapat Menjadi Pelakunya
Setiap orang yang berada dalam lingkungan pergaulan si kecil dapat menjadi pelaku kejahatan seksual, baik itu orang asing ataupun orang yang dikenal dengan baik oleh sang anak dan keluarga. Bagaimana cara mengatasinya?
Orang yang dikenal
Dalam berbagai kasus, pelaku kejahatan seksual justru adalha orang yang dikenal baik oleh sang anak. Maka itu, terkadang sulit bagi sang anak mengetahui apakah orang tersebut berniat berbuat jahat atau tidak kepadanya. Tekankan pada anak untuk selalu memberi tahu kepada orang tua tentang siapa yang memberikan bingkisan padanya, siapa yang akhir-akhir ini 'berbagi rahasia' dengannya atau siapa yang menghabiskan waktu bersamanya saat sang anak sedang sendirian.
Orang tidak dikenal
Ajarkan kepada anak seputar aturan-aturan sederhana tentang berinteraksi dengan orang asing, misalnya: jangan pernah pergi bersama orang asing, jangan menerima bingkisan dari orang yang tidak dikenal atau menerima undangan dari orang yang tidak dikenal.
Jika Anakku Menjadi Korban
Tentunya kita tak pernah mengharapkan si kecil menjadi korban kejahatan seksual, tetapi jika anak Anda menjadi korban, hal-hal berikut ini dapat Anda lakukan:
- Jangan menunjukkan kemarahan pada si kecil karena jika Anda marah, si kecil akan merasa mereka telah melakukan hal yang salah dan justru semakin menutup diri
- Hindari terlihat bersedih di depannya. Anak-anak mudah merasa sedih sehingga jika mereka melihat orang tuanya bersedih, mereka akan menyembunyikan informasi yang dirasanya akan semakin melukai hati orang tuanya.
- Hindari menyimpulkan sebelum mendapat informasi yang benar-benar lengkap.
- Jika Anda yakin si kecil menjadi korban kejahatan seksual, laporkan kepada polisi, psikolog anak dan dokter untuk mendapat penanganan dari berbagai sisi.