Dewasa kini semakin banyak saja ibu hamil yang tak memperhatikan kehamilannya. Bahkan mereka dengan mudah merokok atau mengonsumsi minuman keras saat ada sebuah nyawa janin di dalam perutnya. Padahal, rokok dan beberapa zat lainnya dipercaya dapat menjadi penyebab utama cacat pada bayinya kelak loh.
Namun mungkin masih sedikit pemahaman para ibu ini untuk mengetahui berbagai hal yang menjadi penyebab bayi cacat. Dan ternyata bukan cuma rokok atau minuman keras saja loh yang sangat berbahaya bagi kandungan. Untuk lebih detailnya, yuk lihat beberapa bahan yang sangat membahayakan kesehatan janin di bawah ini.
Bahan kimia
1. Cat semprot atau yang mengandung tiner. Mungkin Anda bisa menggantinya dengan cat lateks saat berada dalam situasi membutuhkan.
2. BPA atau Bisphenol-A, biasanya ditemukan pada wadah plastik.
3. Phthalates biasanya ditemukan pada tambalan gigi dan juga dilepaskan saat wadah plastik dipanasi dalam oven.
4. Fluorotelomers biasanya digunakan untuk melapisi kantong popcorn oven, beberapa jenis karpet, serta furniture.
5. PCB (polychlorinated biphenyls), biasanya dikandung ikan yang hidup di wilayah air tercemar.
6. Semua jenis pestisida.
7. Logam berat seperti merkuri dan timah.
8. Pelarut organik seperti toluene, xylene, benzene, tetrachloroethylene, ethylene oxide, acetone, acetonitrile (di salon kuku), dan formaldehyde.
9. Kelebihan radiasi dan radium, jadi jauhi sinar X atau terbang dengan pesawat untuk waktu yang lama.
Makanan
1. Hotdog dan lemak jenuh, biasanya kaya akan nitrat dan methylates yang bisa melepaskan jaringan DNA yang seharusnya tetap terikat.
2. Lemak trans.
3. Sirup jagung tinggi fruktosa.
4. Sushi, atau aneka daging mentah lainnya.
5. Keju atau susu yang tak mengalami proses pasteurisasi.
Obat
1. Penghilang rasa sakit yang mengandung ibuprofen (biasanya ada dalam Advil), naproxen (Aleve), dan aspirin. Lebih aman gunakan yang berbahan acetaminophen (Tylenol).
2. Obat jerawat yang mengandung isotretinoin.
Nah ladies, jika untuk obat-obatan ada baiknya bagi Anda untuk terus berkonsultasi dengan dokter pribadi Anda. Mungkin saja ada obat-obatan di atas yang memang harus Anda konsumsi sesuai dengan kebutuhan.