Cinta pertama seorang manusia sesungguhnya adalah orang tua mereka. Sebelum bertemu dengan pacar atau jodoh kita, kepada ayah dan ibu lah perasaan kita terpaut. Kata orang bijak, orang tua mungkin sosok yang tak sempurna, namun kebaikan mereka pada kita selalu benar.
Sepanjang tahun 2013, Vemale menghadirkan banyak inspirasi tentang kisah orang tua dan anak yang sangat menggugah. Jaman sekarang mungkin banyak anak yang kurang puas dengan orang tua mereka, atau orang tua yang merasa kurang akrab dengan anaknya. Semoga kisah-kisah ini bisa memberikan cerminan nyata bahwa keharmonisan keluarga itu perlu.
Bolehlah kita tak punya rumah besar. Namun yang penting kita punya keluarga kecil yang hangat dan akrab. Let's start with first story.
Advertisement
(vem/gil)
Advertisement
Anakku Dikaruniai Kelebihan
Punya anak yang autis atau berkebutuhan khusus mungkin bagi sebagian orang dianggap cobaan. Namun bagi ayah yang satu ini, sang anak adalah sebuah jalan hidup yang dikaruniakan Tuhan padanya.
Timothy Archibald, mungkin selalu berdoa agar diberi anak yang sehat dan 'normal'. Namun ia dikaruniai Elijah, putranya yang berbeda dengan anak lainnya. Elijah didiagnosa mengalami autis.
Sebagaimana kebanyakan orang tua yang tahu anaknya berbeda, Archibald sempat merasakan keguncangan dan adanya rasa frustasi. Namun, ia adalah seorang ayah dan bagaimanapun harus bisa menghadapi semua ini, menerima anaknya sendiri.
Maka, pria ini mulai memotret Elijah dan tingkah-tingkah uniknya di usia 5 tahun. Ini adalah salah satu caranya untuk melalui dan menerima kondisi Elijah. Siapa sangka, setiap kali ia membuat foto Elijah, semakin dalam ia mencintai putranya tersebut.
Setiap foto yang ia hasilkan dari berbagai sikap dan perilaku Elijah, membuatnya makin memahami dan mengenal malaikat kecil kiriman Tuhan padanya itu. Elijah punya caranya sendiri menyikapi dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya, "Aku tak ingin dia berpikir bahwa dirinya normal. Aku ingin dia tetap menyadari dirinya berbeda, namun hal tersebut adalah karunia," ujar Archibald.
Memotret setiap gerak-gerik Elijah membuat Archibald makin menghargai keunikan yang dimiliki Elijah. Selain itu, ayah tegar yang satu ini jadi lebih bisa menghadapi sang anak dan belajar menafsirkan apa maksud anaknya. Ikatan antara ayah dan anak ini bisa terlihat dalam hangat dan intimnya foto yang dihasilkan Archibald. Meski tak berada dalam satu frame, namun Archibald selalu bisa menangkap figur Elijah dengan baik.
Foto-foto ini dibukukan dengan judul Echolilia dan menjadi salah satu karya yang tak hanya untuk dijual, namun karya hidup seorang ayah dan anaknya. Foto-foto ini tak hanya sebuah karya seni, namun juga mengandung perjuangan, penerimaan dan cinta luar biasa antara ayah dan anaknya.
Dulu mungkin Timothy merasa hal ini tak mungkin terjadi dalam hidupnya. Namun kini, ia menyadari bahwa ada makna dari setiap hal yang datang dalam hidupnya. Salah satunya adalah mempertemukannya dengan anak yang membuatnya menjadi ayah sejati, Elijah.
Ayah Gendong Putrinya Yang Cacat Otak
Ladies, tak banyak orang tua yang mampu berbesar hati menerima kekurangan anak-anaknya. Namun semua itu bisa diatasi seiring berjalannya waktu. Berikut ini adalah kisah mengharukan, kasih seorang ayah yang selalu berada di sisi anak gadisnya yang lumpuh otak ke manapun mereka pergi.
Rick van Beek adalah seorang pria yang disebut-sebut menjadi ayah abad ini. Hal ini karena kemunculannya yang membuat banyak orang tersentuh. Rick van Beek memiliki seorang putri berusia belasan tahun bernama Madison yang mengalami lumpuh otak. Dan percayakah Anda? Rick akan membawa anaknya ke manapun ia pergi, termasuk mengikuti olimpiade lari, renang dan berbagai kegiatan atletik lainnya.
Rick sudah mengikuti lebih dari 70 event seperti marathon, dan berbagai kompetisi outdoor hingga renang sekalipun. Mengapa ia membawa anaknya yang lumpuh otak untuk ikut berlari, berenang dan berada di luaran?
"Kondisi Maddy seperti anak berusia 3 tahun. Namun yang paling aku tahu, dia sangat senang berada di luar, menikmati air, merasakan angin menerpa wajah dan rambutnya," ujar pria itu.
Ia mengisahkan bahwa ia pun pernah begitu sedih mengetahui Madison lahir tak sempurna. "Itu adalah hari terburuk dalam hidup. Semua orang ingin anak-anaknya sehat dan selama 8 tahun, aku masih berharap dia akan menjadi anak yang sehat seperti lainnya," kata RIck. "Namun bila ia tidak seperti ini, maka kami pun tak akan menjadi seperti sekarang," timpal pria tersebut dengan tegar.
Rick sangat menyayangi anaknya ini. Madison adalah jantung hatinya dan dia adalah kaki dan lengan bagi Madison. Ia pun berhenti merokok, dari yang tadinya dua pak sehari menjadi tidak sama sekali. Ia berlatih olahraga dan mulai membawa Madison ke manapun ia mengikuti kompetisi olahraga.
Saat mengikuti kompetisi berenang, ia akan meletakkan Madison di sebuah perahu karet yang aman dan nyaman, lalu sambil berenang dia akan membawa perahu tersebut. Rick juga tak keberatan berlari sambil mendorong kereta di mana Madison selalu duduk. Adalah hal yang luar biasa yang dilakukan seorang ayah seperti Rick. "Anda boleh melihatnya sebagai inspirasi, Anda boleh mengatakan ini adalah motivasi. Sebutkan seperti apapun yang Anda inginkan, tapi aku menyebutnya cinta," ujar Rick.
"Ini tak akan pernah memudar. Dia adalah jantung hatiku dan aku adalah lengan serta kakinya. Meski suatu hari nanti dia tidak benar-benar berada bersamaku di sisiku, dia akan selalu di dalam hatiku, menyemangatiku," ujar ayah bertubuh tegap dan atletis ini.
Baginya, tanpa melakukan apapun, Madison sudah mengubah hidup banyak orang. Andai orang mengetahui kisah mengenai dirinya dan Madison, itu adalah karena Madison sendiri, bukan Rick. Madison lah yang telah membuat ayahnya menjadi seperti sekarang. Berhenti merokok, melakukan kebiasaan baik dan mengubah hidupnya serta keluarganya.
Tak semua kekurangan itu membawa keburukan. Seringkali kita merasa buruk melihat hal yang tak sempurna. Padahal justru hal tersebutlah yang mungkin mampu membuat kita survive dan menjadi sosok yang lebih bijaksana. Rick mungkin memiliki putri yang tak sempurna, tapi lihatlah bahwa ia mampu menjadi sosok yang tegar dan lebih tangguh tanpa meninggalkan Madison dari sisinya.
Advertisement
Anak Berbakti Pada Ibunya Yang Lumpuh
Ibu selalu menjadi ratu di hati anak-anaknya. Sosok yang merawat dan membesarkan mereka saat mereka belum bisa apa-apa dan belum tahu banyak tentang kehidupan ini. Namun kisah yang satu ini, akan menyentuh hati nurani Anda..
Zhang Rongxiang adalah seorang ibu yang tengah hamil saat sebuah kecelakaan menimpanya pada tahun 2010 lalu. Sejak saat itu, ia koma dan divonis mungkin tak akan pernah bangun lagi. Sang suami, Gao Dejin, dan dokter yang merawat Zhang Rongxiang, menemukan bahwa wanita itu sedang hamil.
Hari-demi hari berlalu, Zhang memang tidak bangun. Namun pada tahun 2011, akhirnya ia melahirkan meski masih dalam kondisi koma. Zhang melahirkan seorang putra yang diberi nama Gao Qianbo. Tak seperti kebanyakan bayi yang lahir, Gao Qianbo tidak merasakan sambutan hangat dan pelukan dari sang ibu.
Gao Dejin, memutuskan membawa istrinya pulang untuk dirawat di rumah. Sang anak juga selalu berada tidak jauh dari sang ibu. Dua tahun berlalu, Gao Qianbo masih setia berada di sekitar ibunya. Ia sudah tumbuh menjadi seorang balita yang lincah.
Dokter memang mengatakan bahwa Zhang mungkin tak akan pernah bangun. Oleh sebab itu, tak mungkin selamanya Gao Dejin membiarkan istrinya di rumah sakit. Sambil terus berharap dan berdoa akan kesembuhan istrinya, Gao Dejin juga merawat sang anak hingga tumbuh jadi balita yang menggemaskan.
Selain menggemaskan, ternyata Qianbo adalah keajaiban yang mematahkan vonis dokter. Pada bulan Mei lalu, suara malaikat kecil Qianbo membangunkan Zhang dari tidur panjangnya selama 2 tahun. Namun wanita ini tak bisa mengunyah makanan. Ia hanya bisa menelan makanan yang masuk di mulutnya. Tak disangka, Qianbo yang masih kecil ini melakukan sesuatu yang sangat menyentuh hati.
Qianbo membantu mengunyahkan makanan bagi ibunya dan menyuapkan makanan dari mulut ke mulut. Koma selama dua tahun memang membuat Zhang Rongxiang mengalami kelumpuhan dan tak bisa bergerak banyak. Namun ternyata, malaikat kecil yang ia lahirkan dan semestinya ia rawat, malah balik merawat ibunya yang sedang tak berdaya.
Kisah hidup Gao Qianbo dan sang ibu ini menunjukkan kasih sayang yang sangat alami di antara ibu dan anak. Seharusnya mungkin seorang ibu yang mencurahkan perhatian dan kasih sayang merawat anaknya yang belum bisa apa-apa. Tapi Tuhan menganugerahkan seorang Qianbo yang begitu penyayang ketika ibunya tak bisa apa-apa. Berapa banyak jempol untuk kasih sayang ibu dan anak ini, Ladies?
Tak Punya Uang, Ayah Gendong Mayat Putrinya
Inilah bukti cinta seorang ayah untuk putrinya. Walaupun anak perempuannya sudah meninggal, dia ingin putrinya dimakamkan dengan layak. Tak mampu menyewa mobil jenazah untuk membawa mayat anaknya, pria ini akhirnya ditangkap karena dianggap menyelundupkan mayat dengan memasukkannya dalam tas travel dan membawanya ke dalam bus.
Nama pria ini adalah Yang Cheng, usianya 35 tahun. Dia dan istrinya, Lin Sun, sedang berduka karena putri mereka meninggal dunia. Sang putri yang masih berusia dua tahun meninggal karena penyakit tangan, kaki dan mulut. Putri mereka meninggal di Rumah Sakit Hefei, di Provinsi Anhui, China, rencananya, sang putri akan dimakamkan di kota asal mereka yang cukup jauh di Quqiu, dilansir Dailymail.
Tidak punya uang untuk menyewa mobil jenazah, Yang Cheng tetap ingin anaknya dimakamkan di kampung halaman mereka. Akhirnya Yang Cheng dan istrinya membawa jenazah putri mereka dalam tas travel yang besar. Usaha ini dilakukan agar orang lain tidak tahu bahwa isi tas tersebut adalah mayat. Mereka berdua memakai kendaraan umum untuk kembali pulang ke kampung halaman.
Yang Cheng dan istrinya saat ditangkap (c) dailymail.co.uk
Usaha Yang Cheng dan istrinya harus gagal di tengah jalan karena pihak keamanan menemukan tanda-tanda jenazah dalam tas melalui alat pemindai. Polisi menangkap Yang Cheng dan menanyakan motifnya membawa mayat dalam tas serta dimasukkan ke dalam bus.
Saat itulah Yang Cheng menjelaskan bahwa dia dan istrinya tidak punya uang untuk menyewa mobil jenazah. "Kami tidak kaya dan pengurus pemakaman ingin biaya yang menguras harta kami," ujarnya. Akhirnya polisi membebaskan Yang Cheng setelah dua jam diperiksa.
"Dilarang mengangkut mayat dalam kendaraan umum, apalagi dengan cara yang tidak bermartabat (memasukkan dalam tas travel)," demikian yang diucapkan seorang juru bicara kepolisian setempat. "Boleh membawa pulang jenazah ke tempat lain, tetapi tidak di dalam tas dan diletakkan di bagasi," lanjutnya.
Perjuangan Yang Cheng dan istrinya tidak sia-sia. Akhirnya jenazah putri mereka bisa kembali ke kampung halaman setelah menempuh perjalanan dua jam menggunakan taksi. Tidak diketahui apakah biaya taksi merupakan biaya pribadi atau ada pihak lain yang membantu meringankan beban pasangan yang sedang diselimuti duka ini.
Semoga Yang Cheng dan istrinya tabah setelah ditinggal selamanya oleh sang putri.
Advertisement
Dansa Terakhir Dengan Ayah Saat Menikah
Seorang ayah adalah cinta pertama dari anak perempuan mereka. Di saat menikah, banyak anak perempuan yang ingin sang ayah berada di sisinya. Meski tidak semua wanita mendapatkan kesempatan itu.
Rachel Wolf adalah seorang wanita berusia 25 tahun yang bermimpi bahwa suatu hari nanti saat ia menikah, ia akan berdansa dengan sang ayah. Namun sayang, sang ayah sepertinya tak punya banyak waktu untuk menunggu putrinya menikah. Dr. James Wolf, sang ayah, divonis terkena kanker dan waktunya diperkirakan kurang dari 3 bulan lagi untuk hidup.
Tak ingin kehilangan momen berharga dan manis bersama sang ayah, Rachel mengundang ayahnya untuk berdansa dengannya menggunakan setelan jas dan Rachel akan menggunakan gaun putih. Ironisnya, Rachel bahkan belum bertunangan. Dengan kata lain adegan dansa mempelai wanita dan sang ayah ini hanyalah pura-pura.
Namun hal tersebut tak menyurutkan semangat Rachel dan ayahnya. Keduanya tetap menari di hari yang telah dipersiapkan itu dengan wajah yang penuh senyum namun juga mengharu biru. Rachel mengatakan bahwa ia ingin merekam momen dansa bersama ayahnya, sehingga ketika ia benar-benar menikah nanti, sang ayah akan terasa hadir di sana.
Dr. James Wolf mengidap kanker pankreas dan dikatakan bahwa dirinya tak lagi punya banyak waktu untuk menemani keluarga kecilnya. Oleh karena itu ia menyanggupi keinginan putrinya, "Ada banyak hal yang aku ingin alami bersama dengan putriku," kata Dr. James dengan penuh emosional. "Dan aku tak akan ada di sana," lanjutnya.
Seharusnya Dr James harus bedrest dan terbaring di rumah sakit dengan berbagai peralatan medis yang menancap di tubuhnya. Meski begitu, ia rela menggenapi permintaan sang putri yang juga masih sedih sekalipun sang ayah memenuhi janjinya.
Sang ayah menyambut putrinya yang cantik dengan menitikkan air matanya, "Hai Sayang, kau nampak cantik," ujar Dr. James. Rachel pun memeluknya dengan membisikkan pada sang ayah, "Aku menyayangimu, Yah.". Keduanya menari dengan anggun dan ceria, saling tersenyum seolah tak lagi peduli akan hari esok. Momen tersebut semakin menyentuh ketika keduanya berpelukan.
Meski bukan adegan pernikahan sungguhan, namun mereka yang menghadiri pernikahan itu bertepuk tangan atas kebahagiaan ayah dan anak itu. Beberapa di antaranya bahkan menitikkan air mata. Sementara Dr. James yang menari bersama puterinya mengatakan, "Aku selalu bersamamu. Okay? Ingat itu." Rachel pun memeluk sang ayah dan mengatakan lagi bahwa ia sangat menyayanginya.
Pelukan terhangat dari sang ayah itu menjadi pelukan yang tak akan dilupakan oleh Rachel, karena mungkin itu adalah pelukan terakhir dari sang ayah.
Anak Gendong Ibunya Yang Sudah Tak Bisa Berjalan
Foto tersebut rupanya adalah foto seorang pria yang sudah berusia 62 tahun dan bernama Ding Zhu Ji. Ia sedang berada di salah satu rumah sakit di China untuk mengantarkan ibunya. Sang ibu yang sudah berusia sangat tua, ringkih dan mengalami patah tulang, akhirnya digendong oleh Ding Zhu Ji ke rumah sakit. Ia melakukannya karena berpikir bahwa menggendong ibunya ke rumah sakit akan lebih cepat sampai dan dirinya tidak akan merasa terlalu lelah walau menggendong ke sana.
Pria ini sama sekali tak menduga bahwa apa yang ia lakukan akan mencuri perhatian banyak orang. Pemandangan yang begitu menyentuh ini kemudian diabadikan oleh seseorang dalam bentuk foto yang kini beredar luas di internet. Selain itu, CCTV rumah sakit juga sempat merekam momen di mana pria ini menggendong ibunya yang nampak seperti bayi.
Sang ibu saat ini sudah berusia 85 tahun, namun Ding Zhu Ji mengisahkan bahwa ia sangat berhutang budi pada ibunya. Saat masih mengandung Ding Zhu Ji usia 6 bulan, keduanya nyaris dilempar ke laut karena sang ibu tidak sengaja menghilangkan kartu identitas naik perahu bersama prajurit Taiwan. Banyak orang yang memohon agar ibu Ding Zhu Ji yang sedang mengandung itu tidak dilempar ke laut, hingga detik-detik menegangkan itu berubah melegakan karena ada orang yang menemukan kartu identitas mereka.
Ding Zhu Ji yang mendengar kisah itu dari ibunya menjadi semakin sayang pada wanita yang telah melahirkan dan membesarkannya tersebut. Meski merupakan anak sulung, dirinyalah yang paling dekat dengan sang ibu. Bahkan hingga setua ini pun, ia masih merawat sang ibu. Ding Zhu Ji juga merasa bersalah karena tak menjaga ibunya dengan baik sehingga mengalami patah kaki kiri. Ding Zhu Ji pernah sangat ingin membawa ibunya yang sudah menua dan mulai pikun untuk pulang dan menemui saudara di Tiongkok. Sayangnya sebelum itu sempat terjadi, sang ibu sudah kehilangan ingatannya dan hal itu membuatnya sangat menyesal.
Ladies, Anda pasti pernah sejenak mengingat masa kecil Anda, kemudian membandingkannya dengan masa sekarang di mana Anda sudah dewasa dan bisa memilih serta memutuskan apa yang Anda inginkan. Masa kecil Anda dengan orang tua yang menimang dan menyayangi, sesekali memarahi dan membuat kita menangis atau kesal. Namun semua itu pada dasarnya adalah wujud kasih sayang orang tua yang ingin selalu bisa melindungi anaknya.
Lantas, sudah berbuat apakah kita pada orang tua? Bayangkan bila kita tua nanti. Kita bukan lagi sosok yang kuat dan bergairah seperti sekarang. Kita sudah menjadi sosok yang rapuh dan perlahan tapi pasti, usia akan memundurkan semua kemampuan kita. Kita akan kembali seperti bayi yang butuh pertolongan anak-anak kita.
Ding Zhu Ji adalah sebuah inspirasi nyata mengenai anak yang berbakti pada ibunya. Bagaimanapun orang tua kita sudah menua dan pikun, dahulunya mereka adalah orang yang selalu menuntun kita berjalan, mengajari kita bicara, tempat berlindung dan mencurahkan air mata, tempat bermanja yang tulus dan menyayangi kita. Berbaktilah pada orang tua. Lakukan apa yang bisa kita lakukan untuk membahagiakan mereka selagi kita masih bersama mereka.
Tunjukkan kehadiran Anda yang tersenyum tulus padanya. Maka tak ada yang lebih membahagiakan kedua orang tua Anda selain anak-anaknya yang masih mengingat dan menyayangi mereka.
Advertisement
Bunda Maia Dan Ketegarannya Saat Dul Kecelakaan
Kasus kecelakaan Dul masih menjadi awan hitam tak hanya dalam keluarga Ahmad Dhani dan keluarga korban kecelakaan yang meninggal, namun juga di dalam hati seorang Maia Estianty. Wanita itu hampir tak pernah pergi dari sisi Dul dan sang anak pun tak pernah mau melepaskan tangannya dari sang Bunda.
Sejak beberapa tahun terakhir, Maia memang hidup terpisah dari Ahmad Dhani dan anak-anaknya. Namun bagaimanapun, sebagai seorang ibu, Maia tetap memperhatikan kebahagiaan anak-anaknya dari jauh.
Tidak mudah hidup dalam keluarga yang terpisah-pisah. Tak mudah pula bagi seorang Maia untuk tetap mengontrol anak-anaknya yang mulai beranjak dewasa namun harus tinggal berjauhan darinya. Tentu saja kabar kecelakaan yang melibatkan anak bungsunya itu menjadi pukulan keras baginya.
Tak Pernah Melepaskan Tangan Dul
Sejak mendengar anaknya kecelakaan dan dirawat di rumah sakit, Maia hampir tak pernah pergi dari sisi putranya. Bahkan nama Maia disebut Dul saat pertama kali siuman. Menurut keterangan dari Virnie Ismail yang saat itu sempat membesuk Dul, ibu dan anak itu selalu berpegangan tangan.
"Tangannya bunda itu dipegangin teruuuss.." cerita Virnie Ismail. "Meski Dul sekarang badannya besar, dia masih Dul yang anak kecil, yang maish rindu sama bundanya. Di tengah kondisi yang kritis, dia tetep pegangin tangan bundanya. Itu yang bikin saya terharu," lanjutnya.
Sembari menemani putranya, Maia sering nampak menunduk. Sesekali ia mendoakan kesembuhan anaknya. Raut wajah sedih dan lelah masih terpancar, namun ia tetap berusaha menjadi seorang ibu yang menenangkan meski tahu bahwa maslaha yang dihadapi Dul sangatlah berat.
Maia berencana membawa Dul ke Singapura bila sudah memungkinkan. Bagi Maia, yang terpenting baginya memang mengusahakan Dul bisa sembuh. Sesekali ibu tiga anak ini bahkan harus diingatkan orang tuanya sendiri untuk makan, karena Maia hampir tidak pernah berhenti memikirkan nasib sang anak.
Maafkan Anak Saya..
Ada sebuah cerita haru di tengah kondisi yang diliputi banyak kritik pedas dan cercaan ini. Meski banyak yang memprotes apa yang dilakukan oleh Dul, namun keluarga Alm Agus Komara yang menjadi salah satu korban, dengan berbesar hati mendatangi Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, untuk menjenguk Dul.
Ahmad Dhani dan Maia memang sudah berusaha bertanggung jawab pada keluarga korban. Di antaranya dengan menebus semua biaya pemakaman dan kerugian akibat kecelakaan tersebut. Meski begitu, Maia dan Dhani tahu bahwa hal tersebut tidak akan cukup untuk mengembalikan para korban yang telah pergi.
Oleh karena itu, ketika keluarga Alm. Agus Komara menjenguk pada Selasa (10/9) kemarin, air mata Maia tak terbendung. Ia menangis dan memeluk semua keluarga korban kecelakaan tersebut. Sembari memeluk mereka, Maia meminta maaf sebesar-besarnya atas apa yang terjadi.
Keluarga Alm Agus Komara dengan ikhlas juga ikut menguatkan Maia sekeluarga. Dilansir dari Kapanlagi.com, keluarga para korban sejauh ini memang tidak menuntut dengan keras karena mereka merasa pihak keluarga Dul sudah beritikad baik untuk bertanggung jawab.
Dilansir dari Kapanlagi.com, kuasa hukum para korban, Ramdan Alamsyah, mengatakan bahwa pihaknya mendukung kesembuhan Dul, "Kita harus membuka mata dan hati, itu harus sembuh juga, kita keluarga tidak keberatan, itu bagian dari proses hukum, biar lekas selesai juga," ujar Ramdan di Studio Hanggar, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (11/9).
Well, semoga masalah kecelakaan Dul ini bisa diselesaikan dengan baik dan lancar. Salut dengan kesetiaan dan kasih sayang Bunda Maia yang tak terbatas untuk sang anak.