Sarihusada, Danone Ecosysteme dan PKPU bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan didukung oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI) melaksanakan program Srikandi Academy sebagai upaya meningkatkan kompetensi para pelajar lulusan Akademi Kebidanan untuk menjadi bidan yang siap terjun ke tengah masyarakat. Upacara yang dihadiri oleh Sekretaris Daerah Jawa Barat Wawan Ridwan ini dilaksanakan untuk menyatakan kesiapan 45 bidan peserta program Srikandi Academy dan siap untuk diterjunkan dan mengabdi ke pelosok Jawa Barat di tempat di mana masyarakat membutuhkan keahlian mereka.
Program Srikandi Academy merupakan tindak lanjut atas Program 1000 Bidan rancangan Gubernur Jawa Barat yang memberi beasiswa kepada siswa lulusan SMA untuk melanjutkan D3 maupun D4 di sekolah kebidanan. Melalui Srikandi Academy, sejumlah bidan yang belum mendapatkan porsi dalam Program 1000 Bidan akan mendapat tambahan pengalaman praktek hingga difasilitasi untuk membuka klinik praktek sebagai bidan desa.
Tujuan utama program adalah memenuhi kekurangan bidan di wilayah Jawa Barat dan diharapkan mampu menurunkan angka kematian ibu dan anak di Jawa Barat yang lebih tinggi dibandingkan provinsi lainnya. Apalagi, peran Bidan sebagai tenaga medis yang membantu kelahiran sangat strategis, mengingat 60 persen dari 4,6 juta per tahun kelahiran di Indonesia ditangani oleh Bidan.
Advertisement
Ahmad Hamdani, Medical Director Sarihusada mengungkapkan bahwa di tahap awal, Srikandi Academy mengambil 45 peserta dari lima kabupaten di Jawa Barat dengan angka kematian ibu dan anak yang tinggi yaitu Bogor, Cianjur, Garut, Sukabumi dan Tasikmalaya.
“Ke 45 bidan yang lolos itu akan dikembalikan ke desa mereka. Di sana mereka sudah dibekali ilmu kebidanan hingga manajemen, juga dibekali bantuan perlengkapan kerja," kata Hamdani.
Seleksi Srikandi Academy dimulai sejak Oktober 2012 lalu. Para peserta yang lolos mendapatkan pelatihan dalam kelas pada April-Mei 2013. Untuk metode pengajaran, Sarihusada menggandeng IBI, Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam pemberian materi berupa keterampilan teknis yang mencakup segala aspek praktis kebidanan. Untuk memberikan bekal manajerial, PKPU hadir dengan materi tentang keuangan mikro dan manajemen organisasi. Program kemudian dilanjutkan dengan kesempatan magang di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung pada bulan Juni – Juli 2013.
“Usai program, peserta akan mendapatkan fasilitas peralatan praktek yang lengkap sesuai standar Kementerian Kesehatan untuk membuka klinik secara mandiri di wilayah masing-masing. Fasilitas yang sifatnya dana bergulir ini juga diharapkan bisa membantu pada bidan lain yang belum mendapatkan kesempatan bergabung dalam program ini,” kata Agung Notowiguno, CEO PKPU.
Program Srikandi Academy ini juga memberikan pendampingan, mentoring dan pengawasan selama 1 tahun oleh PKPU dan IBI untuk membantu masalah-masalah pada awal penempatan sebagai bidan baru, pengelolaan klinik baru dan membantu menumbuhkan kemandirian dalam tugas keseharian sebagai Bidan.
(vem/dyn)