Aborsi dianggap sebagai tindakan kejam karena menghilangkan nyawa manusia. Di beberapa negara bahkan pelakunya diganjar dengan hukuman berat apabila tertangkap melakukan aborsi. Tak hanya pelaku, dokter dan tim medis yang membantu bisa dicabut ijinnya atau dihukum penjara.
Pun demikian, ada beberapa kasus aborsi yang diijinkan untuk dilakukan. Syaratnya adalah soal keselamatan nyawa sang ibu, atau kondisi kesehatan yang berbeda. Itupun si ibu dan keluarga harus melewati beberapa tahap untuk bisa melakukannya.
Cerita soal bayi yang diaborsi ini bukanlah berita isapan jempol belaka. Entah bagaimana, seiring dengan kemajuan jaman, justru kasus aborsi semakin meningkat jumlahnya. Umumnya dilakukan oleh pasangan muda yang belum siap memiliki anak, atau hamil sebelum menikah.
Advertisement
Kasus seperti inilah yang bikin hati miris dan sangat disayangkan. Banyak bayi-bayi tak bersalah menjadi korban.
Pernah mendengar soal kisah-kisah seram bagaimana si bayi menghantui ibu setelah diaborsi? Hmm.. cerita yang satu ini boleh Anda percaya, boleh juga tidak.
Tetapi terkadang cerita misterius dan keajaiban tak bisa diterima logika. Misalnya saja cerita tentang bayi-bayi yang nyaris digugurkan ini, namun akhirnya selamat dan hidup hingga sekarang.
(vem/bee)Advertisement
Melissa Ohden
Melissa Ohden 'tidak sengaja' lahir secara prematur di tahun 1977. Kala itu, ibunya yang tengah mengandung Melissa ingin menggugurkannya. Padahal usia kandungan saat itu menginjak 7 bulan, usia yang memperbolehkan bayi dilahirkan, namun dalam kondisi prematur.
Entah karena alasan apa, si ibu Melissa tidak menginginkan keberadaannya. Ia memilih jalur aborsi dengan menggunakan air saline. Air tersebut merupakan cairan yang akan disuntikkan ke dalam rahim. Fungsinya akan membakar si bayi dalam beberapa jam, sehingga ia akan mati di dalam kandungan.
Jenis aborsi ini cukup kejam, karena bayi seperti dibakar dan akan menderita luka bakar serius sampai mati di dalam kandungan.
Keajaiban terjadi, karena air saline yang di dalam rahim ibunya tidak membakarnya. Cairan tersebut justru membuat ia lahir dan keluar dari rahim ibunya. Malangnya, ia kemudian dibuang di tempat sampah, hingga seorang perawat menemukan dan menyelamatkan nyawanya.
Kini, Melissa mengampanyekan soal aborsi untuk menyelamatkan bayi-bayi tak bersalah lainnya. Ia adalah bayi yang beruntung kala itu karena berhasil lolos dari air saline yang mengancam nyawanya. Kini, ia telah menjadi ibu, dan melahirkan anaknya di rumah sakit di mana ia pernah nyaris digugurkan.
Gianna Jessen
Kisah Gianna hampir mirip seperti Melissa Ohden. Seperti dikutip dari Listverse, Gianna dikandung oleh ibu yang tak menginginkannya.
Kala itu, ibunya masih berusia 17 tahun saat mengandungnya. Ia memutuskan untuk mengaborsi bayi yang usianya menginjak trimester ketiga. Ia menggunakan aborsi dengan cara air saline untuk membunuh bayinya.
Bayi Gianna menghabiskan waktu berada di dalam rahim yang terselimuti air saline selama 18 jam. Akhirnya ia berhasil selamat dan dilahirkan paksa akibat efek air saline. Beratnya tak sampai 2 kilogram saat lahir dan berstatus bayi adopsi karena dibuang loeh ibunya.
Sayangnya, air saline sempat membakar bagian tubuhnya, dan dokter memvonisnya menderita cerebral palsy, yang membuat ia kesulitan berjalan maupun berbicara.
Orang tua angkat Gianna sangat menyayanginya, mereka membesarkan Gianna menjadi sosok yang kuat, hingga ia tidak menyerah begitu saja. Dengan niat yang besar, ia bahkan bisa hidup seperti orang lain pada umumnya. Ia mengikuti London Marathon, menjadi pembicara di mana-mana dan memotivasi banyak orang untuk membuat keputusan baik dalam hidupnya.
Advertisement
Brandi Lozier
Brandi adalah salah satu bayi yang nyaris digugurkan dengan menggunakan metode air saline. Saat itu usia kandungan ibunya 4 bulan. Masih jauh dari usia bayi yang sempurna untuk dilahirkan.
Ia dilaporkan telah meninggal di dalam kandungan, sehingga petugas medis sudah bersiap-siap untuk mengeluarkan tubuhnya dan membuangnya dari rahim si ibu. Namun, betapa terkejutnya si petugas tersebut, karena ia melihat Brandi mengangkat sebelah tangannya, dan menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Brandi akhirnya berhasil diselamatkan, dan hingga kini menjadi pembicara di Colorado. Ia menyuarakan kepeduliannya karena pernah hampir menjadi korban aborsi ibunya.
Claire Culwell
Saat itu ibu Claire berusia 13 tahun saat menyadari dirinya mengandung. Belum menikah dan dalam kondisi ekonomi yang buruk, ia berusaha menggugurkan kandungannya.
Ia keluar dari klinik dengan lega karena berpikir bahwa bayinya telah berhasil digugurkan. Beberapa minggu kemudian, ia menyadari bahwa rahimnya masih tumbuh membesar. Iapun kembali ke klinik tempat ia aborsi dulu. Dokter kemudian menjelaskan bahwa ternyata ia masih dalam kondisi hamil. Pada proses aborsi sebelumnya, salah satu bayi kembar saja yang diaborsi. Satu bayi lainnya berhasil hidup.
Ibu Claire memutuskan pulang dan menunggu kelahiran anaknya. Claire dilahirkan dalam kondisi prematur dan lemah. Tubuh bagian bawah tidak tumbuh dan dalam kondisi kritis. Ia harus mengikuti beberapa terapi pinggul, paha dan kaki agar tumbuh seperti posisi normal.
Claire dibesarkan oleh ibu kandungnya. Mereka punya hubungan yang sangat baik dan saling menyayangi satu sama lain. Claire tetap bangga dan bersyukur karena ibunya tidak menggugurkannya juga.
Advertisement
Keira Hamsworth
Salah satu bayi yang berhasil bertahan dari aborsi dan tetap hidup adalah Keira. Saat itu, ibunya, Chelsea berusia 16 tahun saat mengetahui dirinya hamil. Usia kandungannya 10 minggu saat memutuskan untuk melakukan aborsi.
Chelsea kemudian pulang dan menyadari bahwa beberapa minggu kemudian, perutnya masih membesar dan usia kehamilannya tidak berhenti. Ia kembali ke dokter untuk menanyakan soal kondisinya. Ditemukan bahwa ternyata aborsi yang ia lakukan gagal.
Merasa sedih dan bersalah, Chelsea memutuskan menjaga dan mempertahankan kehamilannya. Dan akhirnya bayi Keira dilahirkan.
Sayangnya, Keira lahir tidak sempurna karena salah satu tangannya hilang akibat usaha aborsi yang dilakukan ibunya. Pun demikian, bayi Keira menjadi bayi yang tumbuh ceria dan sehat.