Rumah tangga ibarat negara, Anda perlu merancang RAPBN. Tujuannya: bebas defisit.
Oleh Laras Eka Wulandari
Advertisement
Banyak orang beranggapan, untuk keluar dari masalah keuangan mereka harus mencari
penghasilan yang besar. Padahal, tanpa perencanaan keuangan yang baik, pemasukkan
yang besar bukan jaminan seseorang terbebas dari masalah keuangan.
“Prinsipnya, perencanaan keuangan baik perusahaan, negara, ataupun rumah tangga
adalah sama. Anda harus mengetahui darimana saja pemasukan keuangan itu berasal
dan bagaimana mengelola pemasukan yang diterima dan yang dikeluarkan,” ujar Taufik
Gumulya, CFP, Perencana Keuangan dari TGRM Financial Planning Services.
Perencanaan keuangan dilakukan karena pada dasarnya, orang ingin hidup lebih baik dan
mapan dari sebelumnya.
Menurut Taufik, seseorang dikatakan mapan jika orang tersebut di akhir tahun memiliki
aset inflasi yang melebihi inflasi di negaranya, walaupun hanya selisih 0,5%. Maka salah
satu hal yang harus dilakukan adalah merencanakan keuangan selama satu tahun ke
depan.
Membuat rencana keuangan setahun ke depan akan membuat tujuan keuangan lebih pasti
daripada merencanakannya tiap bulan.
PRIORITASKAN UTANG
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui dari mana saja pemasukan
keuangan keluarga selama ini:
HITUNG:
•Penghasilan dari pekerjaan pokok hingga sampingan
• Harta serta kewajiban yang dimiliki. Mulai harta bertumbuh (seperti rumah,
apartemen, logam mulia), hingga harta yang alami penyusutan (seperti tas, mobil,
kulkas).barang yang bernilai besar hingga kecil (barang-barang rumah tangga)
•Tip :
o Menghitung ‘harta’ jarang sekali dilakukan, padahal akan berpengaruh
pada strategi yang digunakan untuk mencapai kondisi finansial yang lebih
baik.
o Lihat aset apa yang masih berutang dan harus dilunasi tahun ini. Cek aset
lama yang bisa bergerak tumbuh, misalnya rumah pemberian orangtua
yang belum ditempati, yang bisa jadi tambahan penghasilan.
REVIEW:
• Posisi keuangan Anda, apakah defisit, pas-pasan atau malah surplus. Cara itu
dilakukan dengan menghitung pendapatan setiap bulan, dikurangi pengeluaran
yang sudah ditambahkan dengan investasi dan keperluan dana darurat.
• Dengan mengetahui di mana posisi keuangan, Anda akan melakukan koreksi
keuangan di tahun-tahun sebelumnya dan mengetahui bagian mana yang harus
dibenahi.
• Pendapatan ideal per bulan juga akan diketahui, sehingga bisa termotivasi untuk
mencapai kehidupan finansial yang lebih baik.
TENTUKAN SKALA PRIORITAS:
• Biaya utang, baik di instansi resmi atau personal.
• Biasakan selalu memprioritaskan utang setiap kali menyusun anggaran, agar
beban hidup menjadi lebih ringan. Apalagi jika utang tersebut adalah utang kartu
kredit.
• Budget membayar utang maksimal 30% dari cicilannya. Jika memang dirasa
cukup, Anda bisa berutang keperluan lain di tahun yang sama. Jika tidak, hindari.
• Menambahkan pembayaran cicilan utang, misalnya sekitar Rp 200 ribu hingga Rp
300 ribu juga sangat dianjurkan.
Sama seperti anggaran negara, APBN rumah tangga pun harus memiliki anggaran rutin
dan anggaran khusus.
ANGGARAN RUTIN:
• Anggaran yang dirancang sama besarnya dengan tahun-tahun sebelumnya
(ditambah inflasi).
• Sifatnya dinamis. Anggaran ini bisa meningkat, misalnya sebesar 10 persen (bisa
jadi anak yang semakin besar mempunyai kebutuhan lebih). Namun sebaiknya
penambahan 10 hingga 15 persen dari anggaran tahun sebelumnya. Tanpa
penyusutan anggaran di pos keuangan lainnya.
ANGGARAN KHUSUS:
• Jenis pengeluaran yang direncanakan untuk tujuan tertentu.
• Misalnya untuk menyekolahkn anak di perguruan tinggi, liburan, membeli mobil
dan rumah.
• Jumlahnya tidak harus sama dengan anggaran di tahun sebelumnya. Bisa lebih
besar atau lebih sedikit. Bisa juga sama jika melanjutkan dari sebelumnya.
Misalnya menyekolahkan anak ke perguruan tinggi untuk jangka waktu 20 tahun.
• Tip: Pisahkan kebutuhan rutin dan khusus agar tidak tergoda membelanjakan
uang semaunya. Anda akan lebih fokus pada apa yang ingin dicapai. Sangat
disarankan untuk menuliskan segala kebutuhan di tempat yang terlihat agar
termotivasi.
UTAMAKAN KESEIMBANGAN
Setelah membagi anggaran secara rutin dan khusus, Anda bisa memainkan pos-pos
kebutuhan hidup yang cenderung fluktuatif.
• Pecahkan anggaran rutin dan khusus menjadi anggaran untuk kebutuhan yang
benar-benar pokok, kebutuhan sekunder, dan tersier. Tujuannya agar pengeluaran
benar-benar digunakan untuk memenuhi kebutuhan, bukan sekedar keinginan.
• Untuk menekan pengeluaran belanja agar tidak boros, yaitu menetapkan budget.
Ini lebih efektif dibandingkan dengan mencatat keperluan yang ingin dibeli.
• Hitung pengeluaran Anda dari setiap kategori setiap bulannya. Jika melebihi
pendapatan, tak perlu panik. Inilah waktunya untuk membuat perencanaan agar
tercapai keseimbangan.
• Perhatikan juga pengeluaran Anda di tahun lalu. Jika Anda menghabiskan Rp
400 ribu sebulan untuk keperluan hiburan seperti TV berbayar, mau tidak mau
Anda harus menghentikannya sementara dan mengalokasikan anggarannya ke pos
keuangan yang lebih penting.
• Terapkan logika itu untuk setiap pos anggaran. Kurangi jumlah yang Anda
habiskan setiap bulan, sehingga pengeluaran Anda bisa lebih kecil dari jumlah
penghasilan Anda.
DANA DARURAT:
• Masukkan dana darurat dan investasi dalam anggaran khusus.
• Bagi wiraswasta, dana darurat yang harus dipersiapkan adalah 12 kali dari
pengeluaran setiap bulan.
• Karyawan cukup menyiapkan dana darurat sebesar tiga hingga enam kali
pengeluaran. Besarnya dana darurat tergantung seberapa besar pendapatan Anda
setiap bulannya.
• Pastikan dana darurat bersifat dinamis dan disesuaikan dengan kondisi keuangan
Anda.
• Dana darurat harus mampu mencukup kebutuhan rutin Anda dan harus bersifat
liquid sehingga mudah dicairkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Bisa berupa
deposito, reksadana pasar uang, atau kalau kondisi keuangan negara sedang stabil
bisa juga dengan logam mulia. Untuk investasi sisakan minimal 20 persen dari
pendapatan.
Setelah anggaran selama setahun sudah diprediksi, langkah selanjutnya adalah:
MEREALISASIKAN ANGGARAN:
• Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah membuat sistem pengingat dengan
menggunakan sistem kalender. Caranya konversikan pada kalender segala daftar
yang memuat tentang kapan, berapa dan untuk apa pengeluaran dilakukan.
• Bisa juga dengan memasukkannya ke daftar pengingat di ponsel, atau menuliskan
jadwal itu di kertas dan tempelkan di tempat strategis. Misalnya, tanggal satu
harus membayar cicilan mobill Rp 2 juta rupiah.
• Setelah anggaran dibuat, lakukan apa yang sudah dituliskan. Catatan diperlukan
untuk mengevaluasi apakah tindakan Anda sesuai dengan yang sudah
direncanakan.
• Tentukan mana pos keuangan yang bisa diganggu (misalnya dana darurat) dan
mana yang tidak bisa diganggu (misalnya pos investasi dan pelunasan utang).
• Tentukan juga mana barang yang boleh dibeli dan mana yang tidak.
• Tip: Jika Anda membeli barang karena merasa mampu walaupun barang tersebut
terlalu mahal menurut Anda, maka Anda telah melakukan kesalahan dalam
mengeluarkan uang. Hindari hal itu dengan meninggalkan pusat perbelanjaan, lalu
pikirkan kembali seberapa besar kebutuhan Anda terhadap barang tersebut. Jika
berhasil, Anda sudah berhasil melalui satu langkah menuju sukses.
Source : Good HouseKeeping Edisi Februari 2013 Halaman 99
(vem/GH/dyn)