Saat puasa, banyak sekali wanita yang tengah hamil dan menyusui risau akan kondisi bayinya. Alasannya, jika mereka berpuasa, bagaimana asupan gizi bagi anak atau janin? Jika tidak puasa, bagaimana hukum agamanya?
Ladies, tahukah Anda bahwa bagi ibu hamil dan menyusui sebenarnya memiliki 'korting' untuk tidak berpuasa jika kondisi tubuh ibu dan bayi atau janin membahayakan? Tak hanya secara agama, secara medis pun juga diterangkan bahwa puasa bagi ibu hamil dan menyusui dapat tidak dikerjakan jika memang membahayakan kondisi dan keselamatan jiwa ibu dan bayi.
Dalam medis disebutkan bahwa puasa boleh saja tidak dilakukan jika ibu mengalami muntah-muntah hebat yang secara otomatis juga membatalkan puasa. Kondisi yang disebut dengan hyperemesis gravidarium ini jika diteruskan bisa jadi akan menyebabkan dehidrasi hebat yang juga akan berdampak pada bayi dan janinnya. Terlebih lagi, puasa sebenarnya tidak berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan bayi dan janin selama kondisi ibu sehat.
Advertisement
Saat puasa, ada baiknya ibu hamil dan menyusui banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat seperti terdapat pada bayam dan sayuran hijau lainnya. Keuntungannya, asam folat dapat mengurangi resiko bayi lahir cacat terutama saat dikonsumsi pada trimester awal. Pada ibu menyusui, puasa bisa saja dilakukan jika memang persediaan ASI cukup. Jika tidak, ada baiknya tidak puasa terlebih dahulu untuk mencukupi kebutuhan ASI.
Jadi, puasa atau tidak puasa bagi ibu hamil dan menyusui itu bisa kok, Ladies. Asal kenali dulu penyebabnya. Bayi sehat, ibu tenang.
(vem/tik)