Sukses

Parenting

Cara Cerdas Investasi Emas II

Vemale.com -

Artikel sebelumnya Cara Cerdas Investasi Emas I

Cara Lebih Pintar Investasi Emas

1. Saat tepat untuk jual beli

Cara Konvensional:Beli saat harga lebih rendah, jual saat harga lebih tinggi.

Cara yang lebih pintar:Beli sekarang juga, jual sesuai kebutuhan.

Jika Anda menunggu harga emas turun, bisa-bisa Anda tak kunjung membeli. Jangan tunda untuk memulai investasi. Jika Anda tujuan investasi jangka panjang, Gozali menyarankan untuk membeli emas sekarang juga, berapapun harganya. “Resiko kerugian karena menunda lebih besar daripada resiko beli terlalu mahal,” ujarnya. Menunda bisa membuat Anda lupa berinvestasi dan membelanjakan uang yang ada untuk hal yang tidak lebih penting. Jika ingin merasakan keuntungan, jangan tergesa menjual saat harga naik. “Tunggu sampai naik sekitar 30 persen untuk merasakan keuntungan. Karena emas ada harga jual dan harga beli yang berbeda seperti dollar. Selisihnya bisa 10 persen,” tutur Eko Endarto, perencana Keuangan dan penulis buku Koki Duit.

Sebelum berinvestasi, pastikan Anda memiliki rencana yang jelas. Jual beli bisa menguntungkan kalau disesuaikan dengan kebutuhan. Jika tujuan Anda untuk kuliah anak, Gozali menyarankan untuk tidak tergiur naiknya harga karena toh uangnya belum akan Anda gunakan sekarang. “Saya menyimpan emas untuk dana anak sekolah dan tidak tergoda menjualnya. Saat anak masuk TK dan SD, barulah saya menjual emas simpanan saya sebesar 50 gram. Kalau dipikir-pikir harga belinya kira-kira setengah dari harga sekarang. Tapi buat saya, yang penting tujuan tercapai,” ujar Budi Afriyan yang berinvestasi emas sejak tahun 2007. belajar dari kesuksesannya, ia pun merencanakan biaya kuliah anaknya dengan emas. “Sepertinya butuh sekitar 150 gram emas per anak untuk biaya kuliah anak saya 12 tahun lagi,” lanjutnya yakin.

2. Cara Membeli Emas

Cara Konvensional:menabung sampai dana mencukupi untuk membeli emas.

Cara yang lebih pintar:mencicil saja.

Di mana ada kemauan di situ ada jalan. Jika dana Anda belum terkumpul penuh untuk membeli emas. Mengapa tak mencoba membeli dengan mencicil? Istijanto mengungkapkan, beberapa toko emas besar melayani jasa simpan emas dengan sistem mencicil. Setelah cicilan lunas, Anda bisa membawa emasnya pulang. “Namun, ini cukup riskan akrena modalnya kepercayaan,” ujar Istijanto. Pegadaian bisa menjadi pilihan yang lebih terpercaya.

Dengan bekal fotokopi KTP, kartu keluarga, dan menyerahkan uang muka yang ditentukan jumlahnya, Anda telah bisa memulai investasi. “Mencicil bisa lebih baik karena harganya diikat di awal,” ujar Gozali. Artinya, meski saat mencicil harga naik, kewajiban cicilan Anda tidak akan bertambah. Untuk mengakses harga emas terkini, ada banyak cara. “Menelpon toko emas adalah cara termudah,” ujar Istijanto. Situs-situs seperti logammulia.com, goldprice.com, dan monex.com pun bisa menolong Anda.

3. Sistem Jual Beli Emas

Cara konvensional:jual beli biasa

Cara lebih pintar:melibatkan transaksi gadai

Berdayakan emas Anda. Gadaikan emas yang Anda miliki. Uang hasil gadai dibelikan emas lagi, lalu digadaikan lagi dan belikan emas lagi. Begitulah seterusnya sesuai dana Anda. Eko Endarto memberi ilustrasi sebagai berikut. Misalnya pertama Anda membeli 10 gram emas seharga 450.000 per gram, maka Anda butuh dana Rp. 4,5 juta. Nah, emas ini digadaikan dan Anda mendapat uang 80% dari harga pasar. Taruhlah sebesar 3,6 juta.

Maka Anda bisa membeli emas 10 gram lagi dengan menambah 900 ribu saja (asumsi harga emas 450 ribu per gram). Begitu seterusnya misalnya sampai empat kali. Emas keempat digadaikan tapi tidak untuk membeli emas lagi melainkan uangnya untuk membayar bunga. Nah, saat harga emas naik Anda bisa melepas salah satu emas yang Anda miliki untuk menyelesaikan transaksi gadai.

Cara ini bisa membuat uang Anda berlipat. Namun, jangan lupa perhitungkan biaya gadai dan dana segar yang dimiliki untuk membeli emas selanjutnya. “Jika kenaikan garga emas lebih tinggi dari biaya gadainya, cara ini bisa melipatgandakan keuntungan. Namun kalau tidak, Anda harus siap menerima resiko,” ujar Gozali.

Untuk memperkecil resiko, Istijanti menyarankan melakukan investasi emas dengan dana yang tersedia.”Jangan terlalu berambisi dengan utang,” ujarnya. “Tetapi ingat prinsip, high risk high turn. Emas akhir-akhir ini memang memberi return tinggi. Kalau sudah tinggi biasanya resikonya juga tinggi. Tetap bijak berinvestasi dan berpikiran jangka panjang,” saran Isjanto.

Source: GoodHouseKeeping Edisi September 2011, Halaman 60.

(vem/tik)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading