Vemale.com- Berdasarkan Daily Mail, para peneliti menemukan bahwa kemampuan membaca anak usia sembilan dan sepuluh tahun merosot di negara-negara di mana dalam satu keluarga setidaknya memiliki satu komputer.
Tim dari Universitas Gotheburg di Swedia membandingkan kemampuan membaca dari siswa berusia sembilan dan sepuluh tahun di Swedia, Amerika Serikat, Italia dan Hongaria.
Mereka menemukan bahwa sejak tahun 1991 rata-rata kemampuan membaca anak-anak semakin menurun di negara Amerika dan Swedia, tetapi justru meningkat di Italia dan Hongaria, di mana orang-orang di negara tersebut cenderung sedikit yang memiliki komputer di rumah.
Advertisement
Dihubungkan dengan kebiasaan dan ketertarikan membaca buku, anak-anak di AS dan Swedia juga meminjam lebih sedikit buku dari perpustakaan dan menghabiskan sedikit waktu luang mereka untuk membaca. Mungkin ini yang menyebabkan kemampuan membaca mereka semakin menurun.
Para peneliti menemukan bahwa kemampuan anak laki-laki sedikit lebih menurun daripada para perempuan, kemungkinan karena anak laki-laki cenderung menghabiskan lebih banyak waktu bermain video games.
"Kemampuan membaca turun karena penggunaan komputer di waktu luang meningkat," kata Profesor Monica Rosen, pemimpin penelitian.
"Namun penting bagi kita untuk tidak langsung mengambil kesimpulan bahwa kurangnya kemampuan membaca berarti anak harus diberi pendidikan lebih banyak lagi. Kebalikannya, kenyataan bahwa komputer merusak kemampuan membaca menunjukkan dengan jelas bahwa waktu luang setidaknya diperhatikan sebagai saat untuk mengembangkan kemampuan membaca yang berkualitas tinggi."
Dengan kata lain, saat memilihkan aktivitas waktu luang bagi anak, harus diperhatikan juga sisi edukatifnya. Jangan sampai kegiatan menghibur malah menjadi kebiasaan yang bisa melemahkan kemampuan dasar seorang anak, seperti kemampuan untuk membaca dan menghitung angka.
(ant/miw)