Fimela.com, Jakarta Nama Wulan Guritno di dunia perfilman tanah air tak perlu diragukan lagi. Berbagai film bahkan hampir semua genre pernah dilakoninya. Selain film, Wulan juga sudah bermain di sejumlah judul sinetron. Bahkan sinetron bisa dibilang yang pertama kali mengorbitkan namanya di dunia hiburan.
Salah satunya adalah sinetron Pondok Indah yang dibintangi Wulan saat masih remaja. Uniknya, pamor wanita kelahiran 14 April 1981 ini makin menanjak saat menjadi presenter olahraga di salah satu stasiun televisi swasta.
***
Advertisement
Sejak saat itu, namanya dikenal dan ia melebarkan sayapnya sebagai aktris dengan bakat akting yang dimilikinya. Film yang pernah ia bintangi seperti Janji Joni, Gie, Naga Bonar jadi 2, Suster N, dan masih banyak lainnya mengantarkan namanya menjadi salah satu aktris terbaik yang dimiliki perfilman Indonesia.
BACA JUGA
Dengan wajahnya yang cantik, bahkan di usianya yang kini sudah tak muda lagi, ibu dari tiga anak ini terlihat masih awet muda. Pemilik nama lengkap Wulan Lorraine Guritno ini masih dipercaya membintangi sejumlah film. Tak hanya berakting, istri dari Adila Dimitri ini juga mulai menjadi produser.
Salah satunya adalah menjadi produser film untuk charity penderita penyakit kanker yang berjudul I am Hope. Kecintaan Wulan Guritno akan dunia akting, selalu dijalaninya dengan profesional. Sebagai aktris, ia pun mengakui memang selektif untuk mengiyakan tawaran bermain film.
Ia baru akan menerima tawaran bermain film jika cerita yang diangkat memiliki unsur yang bagus, kemudian sutradara yang terlibat. "Awalnya aku baca ceritanya dan dibuatnya secara serius dan tidak asal membuat scenenya, mereka harus serius dan detil banget komplit banget untuk menggarap film," kata Wulan Guritno saat bertandang ke kantor Bintang.com di Gondangdia, Cikini, Jakarta Pusat baru-baru ini.
Di perfilman Indonesia, wajah Wulan Guritno kerap menghiasi genre film drama. Pun demikian, hampir semua genre film sudah pernah dimainkannya. Hal tersebut turut mengantarkan namanya menjadi salah satu aktris Indonesia yang sudah membintangi semua genre film di Indonesia. Genre film di Indonesia seperti komedi, action, horor hingga drama telah ia lakoni sejak mengawali karirnya di dunia perfilman.
Kini, ia terlibat dalam satu film horor berjudul Jailangkung. Di tahun 2001, film Jelangkung menjadi salah satu film horor terbaik dan terlaris yang dimiliki perfilman tanah air. Stelah sempat dibuat sekulenya, film besutan duo sutradara Rizal Mantovani dan Jose Poernomo ini dibuatkan remake nya. Versi 2017 ini kembali disutradarai Rizal dan Jose.
Sedangkan Wulan menjadi salah satu pemainnya. Kepada Bintang.com, Wulan Guritno bercerita tentang keterlibatannya di film yang digarap sutradara Rizal Mantovani dan Jose Poernomo tersebut. Apa yang membuatnya mau terlibat di film Jailangkung yang bergenre horor? Apa kelebihan film produksi Screenplay Films ini di mata Wulan Guritno?
Advertisement
Film Perdana Bareng Lukman Sardi
Berbeda dengan film pertamanya yang para pemerannya termasuk wajah-wajah baru, film Jailangkung versi terbaru menampilkan sejumlah pemain yang sudah dikenal luas. Selain Wulan Guritno, ada nama-nama lain seperti Lukman Sardi dan Amanda Rawles.
Bisa diceritakan peran Wulan di film Jailangkung?
Di film Jailangkung ini aku berperan sebagai Sarah. Dia memiliki keluarga yang bahagia, punya suami namanya Ferdy yang diperankan Lukman Sardi. Mereka saling mencintai satu sama lain. Uniknya itu, Ferdy ini sangat obsesif sama istrinya. Anaknya ada tiga, Angel yang diperankan Hannah Al Rashid, Bella yang diperankan Amanda Rawless dan Tasya yang diperankan Gabriel.
Karakter Sarah seperti apa, apa hanya sebatas ibu rumah tangga biasa?
Di kehidupan keluarga ini, mereka bahagia. Aku jadi ibu rumah tangga aja, suaminya posesif bangat sama istrinya jadi ada konflik tapi bukan masalah keluarga. Konfliknya seperti apa, aku belum bisa cerita sekarang, ya. Yang pasti Sarah ini jadi terlalu berlebihan karena sifat obsesifnya tersebut.
Di Jailangkung ini, peran kamu lebih ke drama atau horor?
Kalau akting aku di film Jailangkung ini lebih ke drama. Aku lebih memainkan konflik dramanya, kalau bagian horornya lebih ke pemain lain.
Apakah film Jailangkung bisa dibilang sebagai remake film Jelangkung sebelumnya?
Sebenarnya film ini masih adventure horor, cuma memang beda. Kita kan tahu Jelangkung tahun 2001 dulu its a fenomenal movie. Tapi film ini bukan remake karena kalau remake itu kan ceritanya sama dengan sentuhan berbeda. Ini sekuel yang totally different, baik dari segi cerita maupun pemainnya. Yang sama cuma sutradaranya aja. Saya kenal sama Rizal Mantovani sejak lama dan mas Jose juga sudah banyak membuat film horor.
Bagaimana bermain sama sahabat sendiri yaitu Lukman Sardi yang berperan sebagai suami kamu?
Iya, kalau mas Lukman Sardi, saya sudah kenal dia sejak SMA, bahkan dari saya belum main film saat itu. Kita ini dari dulu bersahabat, kerja bareng juga pernah tapi bukan di film. Selama di film aku dan Lukman Sardi itu enggak pernah disatukan di dalam film. Coba tebak, film apa yang ada kita berdua? Enggak ada, kita enggak pernah bersatu di film selain Rectoverso. Tapi di Rectoverso kan saya jadi salah satu produser, kalau mas Lukman jadi salah satu pemain. Orang pikir kan aku dan Lukman Sardi sering bermain film bareng, tapi enggak pernah loh.
Nah, akhirnya disatukan sama Lukman Sardi di satu film! Bagaimana perasaannya?
Ya kaget, kita malah ketawa gitu, hahaha. Apalagi di film ini kita berdua jadi suami istri. Aku bilang ke mas Lukman 'Bo akhirnya kita bersatu ya main film bareng', hahaha. Pasti senang lah.
Jadi terlibatnya Lukman Sardi termasuk alasan kamu bermain di film Jailangkung?
Ya, ini jadi salah satu alasan saya mau main film Jailangkung ini. Cerita Jelangkung dulu kan lebih ke persahabatan, kalau Jailangkung yang sekarang porsi drama dan horornya lebih terasa. Tapi ya output horornya tetap lebih di film ini, karena sebagai keluarga bagaimana menantang dunia mistis itu sendiri.
Syuting Jailangkung Detil dan Komplit
Walaupun sudah lama bersahabat, baru kali ini Wulan Guritno dipertemukan dengan Lukman Sardi dalam sebuah film. Pertama kali main bareng, keduanya berperan sebagai pasangan suami-istri. Apakah mereka jadi lebih mudah menjalin chemistry atau justru sebaliknya?
Lalu bagaimana menjalin chemistry dengan Lukman Sardi?
Di Perfect Dream sebelumnya, saya kan sahabatan sama Baim Wong. Di situ, Baim Wong jadi anak saya, itu udah kayak saya pengen pukul tuh si Baim, hahaha. Udah serius syuting, aku sebagai ibunya dibilang kurang aktingnya, lalu di cut pas lagi syuting. Ya aku bilang, ya gimana orang umur kita sama, hahaha. Ya seperti itu, tapi begitu take lagi kita jalanin secara profesional.
Sama Lukman Sardi juga, kita suami istri di film ini, dia serius banget liatin akunya pas take, gua nanya ini enggak ada adegan ciuman kan, haha. Kalau ada, gua gak ambil nih filmnya haha. Tapi ini kan pekerjaan kita, sebagai peran kita harus profesional.
Kalau begitu jadi lebih gampang menjalin chesmistry?
Kita sudah sayang satu sama lain tapi sebagai sahabat juga. Jadi sudah mudah chemistry-nya sama Mas Lukman Sardi. Saya sayang dia sebagai sahabat, begitu berperan jadi mudah aja maininnya.
Para pemain di film Jailangkung bisa dibilang komplit dan lintas generasi?
Oh iya yah. Lintas generasi yah. Ada generasinya Mas Lukman Sardi, lalu generasi aku, ada generasinya Hannah Al Rasyid, terus ada generasi muda kayak Amanda Rawless dan Jefri Nichol juga. Jadi senang, komplit deh film ini, hahaha. Ya kita bisa saling belajar dan tukar pengalaman.
Ada kejadian aneh selama syuting yang kamu rasakan?
Hmm, kalau saya kayaknya nggak ada, paling lokasinya yang termasuk horor. Di Rumah Danau itu istilahnya titik sentralnya lah. Tapi saya enggak ada adegan yang gimana-gimana di scene itu. Di scene ini, hanya Amanda Rawles dan Jefri Nichol karena ada adegan pemanggilan jailangkungnya, mereka berhadapan langsung.
Dengan bermain di Jailangkung, berarti semua genre film sudah Wulan Guritno mainkan?
Hmm iya kayaknya yah. Drama udah sering, komedi juga udah, horor pernah. Ya, mungkin yang belum itu kayak genre film yang belum pernah dibuat di Indonesia, misalnya sci-fi (fiksi-ilmiah), komedi slapstick juga belum yang kayak Comic 8. Artinya, ya aku senang juga sebagai insan film, berarti perfilman Indonesia ini sudah berkembang dan komplit juga.
Kamu termasuk selektif memilih peran, apa lagi yang membuat kamu bermain film horor Jailangkung selain karena ada Lukman Sardi?
Hal lainnya sih sebenarnya kan saya sudah pernah main horor. Saya jadi suster di Panti di film Suster N, saat itu dan jadi pemeran hantunya. Kalau main film saya tidak melihat genrenya, yang saya lihat itu adalah team worknya. Di sini filmnya aja udah fenomenal, sutradaranya sudah sering kerjasama bareng dan itu jadi nilai plus. Aku baca ceritanya dan ada peran keluarganya juga dan dibuatnya secara serius dan tidak asal membuat scenenya, mereka serius dan detil banget komplit banget untuk menggarap film ini. Makanya saya mau ikut ambil bagian di film ini.
Bisa sebutkan, lima hal kenapa kita harus nonton film Jailangkung?
Pertama seram banget karena akan menghantui penonton Indonesia. Lalu ada aku, hahaha. Hmm apalagi yah, ya utamanya ceritanya, ini comeback Jailangkung yang luar biasa pastinya. Jangan lupa saksikan Jailangkung di bioskop pada 25 Juni menjelang liburan Lebaran nanti.
Seperti apa akting Wulan Guritno di film Jailangkung? Bagaimana chemistry-nya dengan Lukman Sardi sebagai pasangan suami-istri? Lalu cerita seperti apa yang bisa membuat penonton dicekam rasa takut seperti juga film pertama Jaelangkung di tahun 2001? Karena itu, tonton film Jailangkung di bioskop mulai 25 Juni 2017.