Fimela.com, Jakarta Ada masa ketika kita berjalan tanpa disadari membawa beban pandangan orang lain yang meremehkan. Bukan hanya sekadar ucapan sinis atau tatapan menyepelekan, tetapi energi negatif yang diam-diam mengikis rasa percaya diri.
Anehnya, semakin kita berusaha membuktikan diri di hadapan mereka, semakin terasa sia-sia. Bukan karena kita tak cukup mampu, melainkan karena ada sesuatu dalam diri yang belum berubah.
Padahal, Sahabat Fimela, manusia adalah makhluk yang paling fleksibel. Kita punya daya untuk bertumbuh, menyesuaikan, dan memperbaiki diri kapan saja.
Advertisement
Perubahan yang benar-benar mampu membungkam sikap meremehkan itu bukan sekadar perubahan di permukaan. Ia tumbuh dari dalam, dari cara berpikir, bersikap, dan membawa diri ke manapun kita melangkah. Saat kita sadar bahwa harga diri tidak perlu dibuktikan pada siapa pun, saat itulah kita mulai tak bisa lagi diremehkan.
Berikut lima perubahan konkret yang bisa kamu lakukan mulai hari ini. Bukan untuk membuat orang kagum, tapi supaya hidupmu lebih kuat berdiri, tak lagi goyah oleh penilaian dangkal.
Advertisement
1. Mengasah Ketegasan Tanpa Suara Tinggi
Banyak orang mengira ketegasan identik dengan nada tinggi atau ekspresi keras. Padahal, Sahabat Fimela, ketegasan paling efektif justru lahir dari ketenangan. Orang lain akan berhenti meremehkan ketika melihatmu mampu berkata "tidak" dengan kepala dingin, tanpa keraguan atau pembenaran panjang. Ketegasan tanpa suara tinggi menciptakan batas yang jelas tanpa harus menunjukkan emosi berlebihan.
Perubahan ini butuh latihan. Mulai dari hal kecil seperti menolak permintaan yang tidak sesuai prinsipmu, hingga mengambil keputusan tanpa minta validasi dari orang sekitar. Semakin sering kamu mempraktikkannya, semakin kuat sinyal yang kamu kirim ke lingkungan: bahwa kamu berdiri di atas pijakanmu sendiri. Orang lain tak akan sembarangan mencampuri atau memandang sebelah mata. Menjadi tegas bukan berarti menutup telinga atau bersikap keras kepala. Justru kamu tetap terbuka menerima masukan, tetapi tetap memegang kendali atas keputusanmu sendiri. Sikap seperti ini menunjukkan kepercayaan diri yang matang, bukan reaksi defensif.
2. Mengganti Pola Bicara yang Terlalu Merendah
Banyak yang tidak sadar bahwa cara bicara menjadi pintu pertama orang menilai kita. Sahabat Fimela, kebiasaan terlalu merendah, sering menyisipkan kalimat seperti "saya cuma..." atau "maaf kalau salah", justru membuka celah bagi orang untuk meremehkan. Kalimat seperti itu memberi kesan bahwa kamu sendiri belum yakin akan kapasitasmu.
Mulailah mengubah pola bicara tanpa perlu terdengar sombong. Misalnya, alih-alih berkata "Maaf, ide saya mungkin tidak bagus", cukup katakan "Menurut saya, ide ini bisa dipertimbangkan karena..." Perubahan sederhana ini membuatmu terdengar yakin, rasional, dan layak dihormati. Kamu tetap bisa bersikap rendah hati tanpa harus mengurangi keyakinan terhadap apa yang kamu sampaikan. Orang lain akan menangkap bahwa kamu tahu nilai dirimu sendiri, sehingga mereka pun berpikir dua kali sebelum meremehkan pandanganmu.
Advertisement
3. Membangun Konsistensi, Bukan Sekadar Janji
Tidak ada yang lebih mudah diremehkan selain seseorang yang banyak bicara tetapi sedikit bertindak. Sahabat Fimela, sering kali orang meremehkan bukan karena mereka jahat, melainkan karena mereka terbiasa melihat kita inkonsisten. Janji yang tidak ditepati, rencana yang selalu tertunda, atau semangat di awal yang redup di tengah jalan — semua ini membuat orang sekitar tidak lagi memandang serius.
Perubahan sederhana tapi berpengaruh adalah membangun konsistensi dalam hal-hal kecil. Mulai dari menyelesaikan apa yang sudah kamu mulai, tepat waktu menepati komitmen, hingga menjaga rutinitas produktif tanpa perlu diumumkan ke publik. Konsistensi akan berbicara jauh lebih lantang daripada kata-kata. Lama-kelamaan, orang lain akan berhenti meremehkan karena mereka menyadari satu hal: kamu bukan tipe yang hanya bisa bicara. Apa pun yang kamu jalankan, meski sederhana, selalu selesai dengan tuntas. Orang seperti ini tak mudah dipandang remeh.
4. Mengembangkan Sudut Pandang yang Tidak Menghakimi
Sahabat Fimela, ada kekuatan diam-diam dari orang yang berpikiran terbuka: mereka sulit diremehkan karena tak gampang terpancing emosi atau terjebak dalam perdebatan yang tidak produktif. Saat kamu mampu mengembangkan sudut pandang yang tidak menghakimi, orang di sekitarmu akan merasa segan. Bukan karena kamu menggurui, melainkan karena kamu mampu menyerap informasi tanpa reaksi berlebihan.
Perubahan ini terlihat dari bagaimana kamu menanggapi perbedaan pendapat. Tidak semua argumen perlu kamu tanggapi dengan kontra. Kadang, sekadar mengangguk sambil memproses dalam pikiran jauh lebih berkelas. Orang akan menyadari kamu punya kedalaman berpikir yang tak perlu diumbar. Lambat laun, mereka berhenti mencoba meremehkan karena tahu kamu tak mudah diprovokasi atau terjebak dalam permainan emosi. Kamu menunjukkan bahwa kedewasaanmu bukan pada seberapa keras berbicara, melainkan pada bagaimana kamu tetap tenang meski di tengah kekacauan.
Advertisement
5. Menata Kemandirian Emosional
Salah satu sumber mengapa orang kerap meremehkan adalah ketika mereka melihat seseorang bergantung pada validasi eksternal. Sahabat Fimela, saat kamu masih menunggu pengakuan, pujian, atau penilaian baik dari orang lain, saat itu juga kamu memberi mereka kuasa untuk menilai dirimu semaunya. Perubahan paling signifikan adalah menata kemandirian emosional. Kamu tak lagi menjadikan komentar orang sebagai parameter bahagia atau tidaknya hidupmu.
Mulailah dengan menyadari bahwa harga dirimu tidak bergantung pada bagaimana orang memandangmu hari ini. Kemandirian emosional membuatmu tetap stabil saat dihargai maupun saat diabaikan. Orang-orang akan menyadari bahwa kamu tidak mudah goyah oleh pendapat luar. Mereka pun berhenti meremehkan, karena tahu kendali hidupmu sepenuhnya ada di tanganmu sendiri, bukan di tangan mereka.
Sahabat Fimela, kelima perubahan ini bukan sekadar strategi agar terlihat kuat di mata orang lain. Lebih dari itu, perubahan ini adalah bentuk penghormatanmu terhadap dirimu sendiri. Saat kamu mulai menata cara berpikir, bersikap, dan mengelola emosi, tanpa sadar kamu sedang mengundang rasa hormat alami dari lingkungan sekitar.
Orang yang tidak bisa lagi diremehkan bukan karena ia keras kepala atau mencari pengakuan terus-menerus. Ia adalah seseorang yang telah menyatu dengan kekuatannya sendiri, berjalan mantap tanpa harus membuktikan apa pun. Saat kamu sampai di titik itu, kamu tidak akan peduli lagi siapa yang menilai rendah — karena kamu tahu betul nilaimu tak tergantung pada siapa pun. Sudah siap menjadi pribadi seperti itu, Sahabat Fimela?