Sukses

Lifestyle

Review Buku Istana Naga: Eksplorasi Kehidupan Manusia dalam Kumpulan Cerpen Hiromi Kawakami

Fimela.com, Jakarta "Aku hidup tanpa tahu apa-apa, mati pun tanpa tahu apa-apa. Aku tidak tahu apa-apa, maka dari itu tidak ada satu hal pun yang kulupakan. Aku hidup tanpa pernah melupakan satu hal punm juga mati tanpa melupakan apa pun." (Istana Naga) Dalam konteks cerita pendek tersebut, kutipan ini seakan mencerminkan perjalanan batin karakter utama yang bergulat dengan makna keberadaan, seolah-olah hidup dan mati hanyalah dua sisi dari pengalaman yang tak pernah benar-benar dimengerti.

Kesan lain yang muncul dari kutipan ini adalah refleksi tentang ingatan dan keberadaan manusia. Frasa "tidak tahu apa-apa" bisa diartikan sebagai kepasrahan pada hal-hal yang berada di luar kendali, sedangkan "tidak pernah melupakan" mencerminkan bagaimana setiap pengalaman, sekecil apa pun, memiliki arti dalam perjalanan hidup. Uraian tersebut seakan mengingatkan kita bahwa hidup adalah kumpulan momen yang tak perlu selalu dimengerti sepenuhnya, namun tetap berharga untuk dirasakan. Dengan gaya puitis, cerita pendek ini tidak hanya menyentuh emosi tetapi juga mengajak kita merenung tentang esensi kehidupan itu sendiri. Cerpen tersebut adalah satu judul yang ada di dalam buku kumpulan cerpen Istana Naga karya Hiromi Kawakami.

 

Kumpulan Cerita Pendek

Judul: Istana Naga

Penulis: Hiromi Kawakami

Penerjemah: Faira Ammadea

Penyunting: Ining Isaiyas

Perancang Sampul & Penataletak: Ellen Halim

Dari salah satu penulis Jepang terpopuler sekaligus pemenang berbagai penghargaan, hadir delapan cerita pendek yang menghidupkan suasana ganjil, mistis, dan tak jarang sensual. Dalam Istana Naga, kita diajak bertemu tokoh-tokoh yang tak ayal aneh: seorang penipu yang bisa bersalin rupa menjadi gurita, seorang dewi bertubuh mungil yang mengendalikan para pengikutinya dengan seks dan kalimat-kalimat janggal, seorang lansia yang dirasuki roh rubah, seorang dewa dapur yang memiliki tiga wajah dan sering bersembunyi di bawah kulkas, para tikus mondok yang menyediakan suaka bagi para manusia yang kehilangan daya hidup, seorang lelaki yang sepanjang hidup diasuh ketujuh saudarinya, seorang perempuan yang jatuh cinta dengan leluhurnya yang berusia empat ratus tahun, dan seorang istri yang dialihkan dari satu suami ke suami yang lain hingga akhirnya ia bisa kembali ke laut.

Istana Naga diterjemahkan langsung dari bahasa Jepang. Berbeda dari versi Inggris, edisi ini memuat juga ulasan menarik kritikus sastra Jepang Jiwo Kawamura.

***

Sahabat Fimela, Istana Naga bukan sekadar kumpulan cerpen biasa. Buku karya Hiromi Kawakami ini seolah mengundang pembaca untuk melangkah ke dunia di mana realitas bercampur dengan keajaiban. Setiap cerita yang disuguhkan membawa nuansa magis yang halus, mengubah momen sehari-hari menjadi sesuatu yang sarat makna dan imajinasi.

Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), Istana Naga memancarkan keunikan khas sastra Jepang. Elemen surealis yang menyatu dengan kehidupan manusia sehari-hari menciptakan pengalaman membaca yang tidak hanya menyentuh emosi, tetapi juga memancing pemikiran mendalam tentang relasi, harapan, dan absurditas kehidupan.

Cerita-cerita dalam Istana Naga menggambarkan hal-hal biasa dalam kehidupan sehari-hari, namun dengan cara yang begitu berbeda. Hubungan antarmanusia, rasa kehilangan, dan absurditas hidup menjadi tema utama yang dieksplorasi Kawakami. Namun, jangan berharap cerita ini disajikan secara sederhana—di balik setiap narasi, ada lapisan emosi dan makna yang menantang pembaca untuk merenung lebih dalam.

Salah satu cerita yang menjadi sorotan adalah cerpen berjudul sama, Istana Naga. Kawakami memadukan mitos Jepang tentang Ryūgū-jō (Istana Naga di bawah laut) dengan perjuangan karakter modern yang mencari makna hidupnya. Cerita ini adalah perpaduan antara fantasi yang memikat dan realitas yang mengena, mengaburkan batas antara dunia nyata dan imajinasi. Cerpen lainnya tidak kalah menarik, menghadirkan pertemuan dengan makhluk misterius atau pengalaman di dunia yang asing namun terasa akrab.

Cerpen yang juga tak kalah mengesankan adalah Tikus Mondok. Dalam cerita ini, Kawakami membawa kita bertemu dengan hewan ganjil yang menjadi simbol dari sisi manusia yang tersembunyi—kerapuhan dan harapan. Lewat kisah yang terkesan sederhana, cerita ini menyentuh tema besar tentang perjuangan untuk tetap melangkah meskipun hati terasa berat oleh beban kehidupan.

Dalam Tikus Mondok, Kawakami menyentuh sisi emosional manusia yang terkadang merasa terputus dari dunia. Ia menawarkan pandangan bahwa meski hidup kadang terasa gelap, selalu ada secercah harapan yang bisa menjadi alasan untuk terus maju. Dengan metafora yang lembut, cerpen ini mengingatkan pembaca akan pentingnya keberanian untuk bertahan, meski di tengah kelelahan yang tak kasat mata.

Kelebihan utama Kawakami terletak pada gaya penulisannya. Dengan bahasa yang sederhana namun indah, ia mampu menciptakan suasana yang puitis dan intim. Kawakami juga sering kali meninggalkan akhir cerita yang terbuka, memberikan ruang bagi pembaca untuk merenungkan makna tersirat dari kisah yang telah dibacanya.

Lebih dari sekadar cerita, kumpulan cerpen ini juga menyampaikan pesan yang mendalam. Kawakami mengajak kita untuk menemukan keindahan dalam hal-hal kecil, bahkan di tengah absurditas hidup. Ada cerpen yang bisa membuat kita merinding atau bergidik tetapi anehnya tak membuat kita berhenti membaca sampai akhir. Setiap cerpen seolah menjadi pengingat bahwa ada makna di balik setiap pertemuan, kehilangan, atau momen sederhana yang kita alami.

Sahabat Fimela, jika kalian mencari bacaan yang introspektif, unik, dan penuh makna, Istana Naga adalah pilihan yang tepat. Dengan perpaduan realitas dan fantasi, Kawakami menghadirkan pengalaman membaca yang tak biasa—sebuah perjalanan ke dunia yang absurd, indah, sekaligus mendalam.

Selamat membaca!

 

 

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading