Fimela.com, Jakarta Hidup dewasa sering kali terasa seperti perjalanan yang penuh dengan teka-teki. Ada begitu banyak pilihan yang harus diambil, prioritas yang harus ditentukan, dan impian yang terus dipertanyakan validitasnya. Namun, siapa bilang hidup dewasa harus selalu disertai dengan pikiran berlebih alias overthinking?
Terkadang, sumber kekacauan ada pada cara kita merespons keadaan, bukan pada keadaan itu sendiri. Sahabat Fimela, hidup tenang di usia dewasa bukan berarti hidup tanpa tantangan, melainkan bagaimana kamu mampu menciptakan ruang dalam dirimu untuk bernapas, berpikir jernih, dan menikmati perjalanan tanpa merasa terjebak oleh tekanan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tujuh sikap yang bisa membantu hidupmu menjadi lebih damai, tanpa terbebani oleh pikiran-pikiran berlebih yang melelahkan. Simak uraiannya berikut ini.
Advertisement
Â
Â
Advertisement
1. Belajar Menikmati Proses, Bukan Sekadar Hasil
Sering kali kita terlalu fokus pada garis akhir sehingga lupa menikmati perjalanan. Padahal, Sahabat Fimela, hidup tidak dirancang seperti perlombaan. Ketika kamu berhenti mengukur kebahagiaan dari pencapaian semata, kamu akan menyadari bahwa banyak hal indah terjadi di sela-sela usaha yang kamu lakukan.
Mulailah dengan mengganti pola pikir dari "kapan aku akan sampai?" menjadi "apa yang bisa kupelajari hari ini?". Nikmati keberhasilan kecil, seperti menyelesaikan pekerjaan tepat waktu atau menikmati segelas kopi hangat di pagi hari. Proses ini mengajarkan kita untuk hadir di momen sekarang tanpa terus-menerus memikirkan apa yang belum tercapai.
Yang menarik, dengan menikmati proses, kamu juga akan lebih fleksibel menghadapi hambatan. Ketika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana, kamu tidak akan mudah kecewa, karena fokusmu ada pada perjalanan, bukan pada kesempurnaan hasil akhir.
Â
2. Kurangi Keinginan untuk Mengontrol Segalanya
Â
Sebagai manusia, kita sering merasa harus punya kendali penuh atas segala hal. Namun, Sahabat Fimela, kenyataannya banyak aspek hidup yang berada di luar kendali kita. Semakin kamu mencoba mengendalikan segalanya, semakin besar kemungkinan kamu merasa frustrasi ketika sesuatu tidak berjalan seperti yang diharapkan.
Daripada memaksakan diri, cobalah untuk lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar bisa kamu atur, seperti respons dan sikapmu terhadap situasi tertentu. Hal ini bukan berarti menyerah pada keadaan, melainkan memahami batasan dirimu sendiri dan menerima bahwa tidak semua hal harus sempurna sesuai keinginanmu.
Saat kamu menerima bahwa ketidakpastian adalah bagian dari hidup, kamu akan lebih tenang menghadapi perubahan. Biarkan alur hidup berjalan seperti air mengalir—kamu tidak perlu berenang melawan arus jika itu hanya membuatmu lelah tanpa hasil.
Â
Â
Advertisement
3. Latih Diri untuk Menikmati Kesendirian
Banyak orang dewasa merasa cemas ketika mereka harus menghadapi momen sendirian. Padahal, Sahabat Fimela, kesendirian adalah waktu yang sangat berharga untuk mengenal diri sendiri lebih dalam. Ketika kamu nyaman dengan kesendirian, kamu tidak lagi merasa perlu mencari validasi dari orang lain untuk merasa cukup.
Mulailah dengan hal sederhana, seperti menikmati waktu membaca buku, berjalan-jalan sendiri, atau sekadar duduk merenung tanpa distraksi. Dalam keheningan, kamu bisa mendengar suara hatimu dengan lebih jelas dan memahami apa yang sebenarnya kamu butuhkan.
Kesendirian juga mengajarkan kita untuk lebih mandiri, baik secara emosional maupun mental. Kamu tidak lagi merasa cemas jika tidak ada orang di sekitarmu, karena kamu tahu bahwa dirimu sendiri sudah cukup untuk menciptakan kebahagiaan.
Â
4. Hindari Membandingkan Hidup dengan Orang Lain
Â
Sahabat Fimela, salah satu sumber overthinking terbesar adalah kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain. Di era media sosial, kita sering merasa tertinggal karena melihat pencapaian orang lain yang tampak lebih besar, lebih cepat, atau lebih sempurna. Namun, ingatlah bahwa apa yang kamu lihat hanyalah sepotong kecil dari hidup mereka, bukan keseluruhannya.
Daripada fokus pada apa yang dimiliki orang lain, alihkan perhatianmu ke hal-hal yang membuatmu bersyukur. Tulis tiga hal kecil yang membuatmu bahagia setiap hari, seperti makanan favorit, percakapan hangat dengan teman, atau bahkan udara segar di pagi hari. Kebiasaan ini akan membantumu menyadari betapa banyak hal baik yang sebenarnya sudah kamu miliki.
Hidup adalah perjalanan unik yang tidak bisa dibandingkan. Kamu memiliki waktu dan jalurmu sendiri, jadi berhentilah menilai dirimu berdasarkan standar orang lain.
Â
Â
Advertisement
5. Buat Batasan yang Jelas dalam Hidupmu
Hidup dewasa sering kali penuh dengan tuntutan dari berbagai arah, mulai dari pekerjaan hingga hubungan sosial. Tanpa batasan yang jelas, kamu bisa dengan mudah merasa kewalahan. Sahabat Fimela, memiliki batasan bukan berarti egois, melainkan bentuk dari menjaga kesehatan mentalmu sendiri.
Pelajari untuk mengatakan "tidak" pada hal-hal yang tidak selaras dengan prioritasmu. Ini bisa berupa menolak undangan acara yang tidak penting atau membatasi waktu scrolling media sosial yang justru membuatmu cemas. Dengan membatasi distraksi, kamu akan memiliki lebih banyak energi untuk hal-hal yang benar-benar penting.
Batasan juga membantumu untuk lebih jujur pada diri sendiri dan orang lain. Kamu tidak perlu berpura-pura kuat atau mampu mengerjakan semuanya sekaligus. Hidup yang tenang dimulai dari kejujuran pada kapasitas dirimu sendiri.
Â
Â
6. Bangun Kebiasaan yang Membantu Relaksasi Pikiran
Sahabat Fimela, otak kita tidak dirancang untuk terus-menerus bekerja keras tanpa jeda. Salah satu cara terbaik untuk menghindari overthinking adalah dengan menciptakan kebiasaan yang membantu pikiranmu rileks.
Cobalah meditasi, journaling, atau olahraga ringan seperti yoga dan jalan santai. Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya membantu meredakan stres, tetapi juga membangun koneksi yang lebih baik antara tubuh dan pikiranmu. Kamu akan merasa lebih seimbang dan mampu menghadapi tantangan dengan tenang.
Selain itu, luangkan waktu untuk hal-hal yang benar-benar kamu nikmati, seperti mendengarkan musik, menonton film favorit, atau menghabiskan waktu bersama orang-orang tercinta. Keseimbangan antara bekerja dan bersenang-senang adalah kunci hidup yang tenang.
Â
Â
Advertisement
7. Jangan Lupakan Rasa Syukur Setiap Hari
Satu lagi yang tidak kalah penting adalah membiasakan diri untuk bersyukur. Sahabat Fimela, rasa syukur adalah obat terbaik untuk pikiran yang terlalu sibuk. Ketika kamu fokus pada hal-hal yang kamu miliki, alih-alih yang belum tercapai, kamu akan merasa lebih damai dan puas dengan hidupmu.
Rasa syukur juga membuatmu lebih kuat menghadapi tantangan. Ketika sesuatu berjalan tidak sesuai rencana, kamu tetap bisa melihat sisi positifnya dan belajar dari pengalaman tersebut. Ini bukan tentang mengabaikan kesulitan, melainkan memilih untuk tidak terjebak dalam pikiran negatif yang berlarut-larut.
Tulis hal-hal yang kamu syukuri setiap malam sebelum tidur. Mulai dari hal kecil seperti makanan enak yang kamu makan hari ini, hingga momen berharga bersama keluarga atau teman. Kebiasaan sederhana ini akan mengubah perspektifmu tentang hidup dan membuatmu merasa lebih tenang.
Sahabat Fimela, hidup dewasa memang penuh tantangan, tetapi itu tidak berarti kamu harus menjalani hari-harimu dengan kekhawatiran berlebihan. Dengan mengadopsi tujuh sikap ini, kamu tidak hanya akan menemukan ketenangan, tetapi juga kebahagiaan yang autentik dalam perjalananmu. Ingat, hidup adalah tentang bagaimana kamu menikmatinya, bukan seberapa banyak kamu memikirkannya.
Selamat mencoba!