Sukses

Lifestyle

Tradisi Seserahan dalam Pernikahan, Apa Saja yang Harus Disiapkan?

Fimela.com, Jakarta Seserahan dalam pernikahan adat Indonesia adalah tradisi yang penuh makna dan simbolisme. Sebagai bagian dari prosesi pernikahan, seserahan bukan hanya sekadar pemberian barang dari calon pengantin pria kepada calon pengantin wanita, tetapi juga merupakan lambang tanggung jawab dan keseriusan dalam membangun kehidupan bersama. Tradisi ini memiliki akar budaya yang dalam dan bervariasi di setiap daerah di Indonesia, di mana setiap item yang disertakan dalam seserahan mengandung harapan dan doa untuk kebahagiaan serta keberkahan rumah tangga yang akan dibina.

Meskipun telah menjadi bagian dari tradisi turun-temurun, banyak pasangan modern yang masih mencari panduan mengenai apa saja yang seharusnya disiapkan dalam seserahan. Memahami elemen-elemen penting dalam seserahan adalah langkah awal yang krusial bagi calon pengantin. Setiap barang yang dipilih harus mencerminkan komitmen dan rasa hormat kepada calon pasangan dan keluarganya. Misalnya, perhiasan melambangkan cinta dan komitmen, sedangkan uang tunai menunjukkan kesiapan finansial untuk memulai kehidupan baru.

Selain itu, barang-barang seperti pakaian dan perlengkapan sehari-hari juga sering dimasukkan untuk melambangkan perhatian dan dukungan terhadap keseharian calon pengantin wanita. Dengan persiapan yang tepat dan diskusi bersama keluarga, seserahan dapat disusun sedemikian rupa sehingga tidak hanya memenuhi tradisi, tetapi juga menjadi simbol yang indah dan berarti dalam pernikahan, dilansir Fimela.com dari berbagai sumber Senin(2/12).

Definisi Seserahan

Seserahan adalah tradisi penting dalam pernikahan Indonesia yang melibatkan pemberian barang dari calon pengantin pria kepada calon pengantin wanita, melambangkan keseriusan dan tanggung jawab dalam hubungan mereka. Berasal dari bahasa Jawa yang berarti menyerahkan, seserahan memiliki makna mendalam sebagai ritual penyatuan dua keluarga, dengan barang-barang yang memiliki nilai praktis dan simbolis.

Berbeda dengan mahar yang wajib dalam pernikahan Islam, seserahan bersifat kultural dan bervariasi sesuai adat daerah. Di era modern, tradisi ini terus berevolusi, disesuaikan dengan nilai-nilai kontemporer, namun esensinya sebagai bentuk penghormatan dan komitmen tetap terjaga. Memahami seserahan memberikan wawasan mendalam tentang budaya pernikahan yang kaya di Indonesia.

Sejarah Tradisi Seserahan

Tradisi seserahan di Indonesia memiliki akar sejarah yang kuat sejak zaman kerajaan, di mana pemberian hadiah antara keluarga bangsawan menjadi bagian penting dalam aliansi politik dan pernikahan. Awalnya, seserahan mencerminkan status sosial dan ekonomi, dengan jumlah dan nilai barang sebagai indikator prestise keluarga.

Namun, seiring waktu, makna seserahan bergeser menjadi simbol tanggung jawab dan kesiapan membangun rumah tangga. Di berbagai daerah, seserahan dikenal dengan istilah yang berbeda, seperti peningset di Jawa dan seserahan di Sunda, tetapi esensinya tetap sebagai ungkapan penghormatan dan komitmen antar keluarga.

Seserahan juga berfungsi sebagai jaminan bagi keluarga pengantin wanita dan modal awal kehidupan rumah tangga. Perkembangannya mencerminkan perubahan sosial, dengan fokus kini lebih pada nilai cinta dan komitmen. Tradisi ini tetap relevan dalam pernikahan, menandai awal perjalanan baru bagi pasangan pengantin dan mencerminkan nilai-nilai budaya yang dipegang masyarakat Indonesia.

Makna Filosofis Seserahan

Tradisi seserahan di Indonesia memiliki makna filosofis yang mendalam, mencerminkan berbagai aspek kehidupan serta hubungan antar individu. Seserahan melambangkan tanggung jawab calon pengantin pria dalam kehidupan berumah tangga, penghormatan kepada keluarga calon istri, dan simbol penyatuan serta keseimbangan antara dua keluarga.

Barang-barang yang disertakan dalam seserahan sering kali memiliki makna simbolis, seperti beras yang melambangkan kesejahteraan. Selain itu, seserahan juga dianggap sebagai bentuk syukur kepada Tuhan atas pertemuan dua insan. Dalam konteks modern, makna seserahan terus berkembang, menjadi simbol kesetaraan dan kemitraan dalam rumah tangga, menjadikannya relevan bagi generasi masa kini.

Waktu Pemberian Seserahan

Pemberian seserahan dalam tradisi pernikahan Indonesia adalah elemen penting yang bervariasi menurut adat daerah, umumnya dilakukan sebelum hari pernikahan dengan tujuan mempersiapkan mental kedua keluarga, mengatur logistik, dan melambangkan kesiapan calon pengantin pria. Beberapa daerah menggabungkan pemberian seserahan dengan acara lamaran atau pertunangan, sementara tradisi Jawa melakukannya pada malam midodareni sebelum akad nikah.

Di era modern, seserahan kadang diberikan pada hari pernikahan untuk alasan praktis. Kesepakatan antara keluarga mengenai waktu pemberian seserahan sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman dan memastikan tradisi ini berlangsung dengan lancar dan bermakna, sehingga dapat lebih dihargai dan memberikan pengalaman berkesan bagi kedua keluarga dan pasangan.

Pihak yang Terlibat dalam Seserahan

Proses seserahan merupakan tradisi penting dalam pernikahan yang melibatkan berbagai pihak dengan peran dan tanggung jawab masing-masing. Memahami siapa saja yang terlibat dan fungsi mereka sangat krusial untuk memastikan kelancaran dan makna dari tradisi ini.

Calon Pengantin Pria

Calon pengantin pria memegang peranan utama dalam proses seserahan. Ia bertanggung jawab untuk memilih, menyiapkan, serta membiayai barang-barang seserahan. Perannya sangat sentral dan menjadi titik awal dari seluruh rangkaian acara ini.

Keluarga Calon Pengantin Pria

Keluarga dari calon pengantin pria biasanya turut serta dalam pemilihan barang seserahan dan sering membantu dalam aspek pembiayaan. Mereka juga berperan penting dalam menyerahkan seserahan kepada keluarga calon pengantin wanita, sehingga proses ini berjalan dengan baik.

Calon Pengantin Wanita

Meskipun bukan pemberi, calon pengantin wanita memiliki peran yang tidak kalah penting. Ia memberikan masukan terkait preferensi dan kebutuhan barang seserahan. Dalam beberapa tradisi, ia juga terlibat dalam proses penerimaan barang-barang tersebut.

Keluarga Calon Pengantin Wanita

Keluarga calon pengantin wanita bertindak sebagai penerima seserahan. Tugas mereka meliputi menerima, memeriksa, dan menyimpan barang-barang yang diterima. Dalam beberapa adat, mereka juga memberikan balasan berupa barang atau makanan sebagai tanda terima kasih.

Tetua Adat atau Pemuka Agama

Di beberapa daerah, tetua adat atau pemuka agama berperan dalam memimpin ritual penyerahan seserahan. Mereka memberikan doa dan nasihat kepada kedua calon pengantin, menambah sakralitas acara tersebut.

Kerabat dan Saudara

Kerabat dan saudara sering terlibat dalam persiapan dan penyerahan seserahan. Mereka dapat membantu dalam pemilihan barang, pengepakan, bahkan berkontribusi dalam pembiayaan, sehingga proses menjadi lebih lancar.

Koordinator Acara atau Wedding Organizer

Dalam konteks modern, koordinator acara atau wedding organizer memainkan peran penting dalam mengatur logistik dan jadwal penyerahan seserahan. Mereka memastikan bahwa semua aspek berjalan sesuai rencana.

Saksi

Beberapa tradisi mengharuskan kehadiran saksi resmi saat penyerahan seserahan dilakukan. Kehadiran mereka menambah keabsahan dan kesakralan dari proses ini.

 

Isi Seserahan Wajib

Seserahan merupakan tradisi penting dalam pernikahan di Indonesia, yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan harapan untuk masa depan pasangan. Meskipun isi seserahan dapat bervariasi tergantung pada adat dan kesepakatan keluarga, terdapat beberapa item yang umumnya dianggap wajib. Berikut adalah daftar isi seserahan yang sering dijumpai:

1. Seperangkat Alat Sholat

Bagi pasangan Muslim, seperangkat alat sholat seperti mukena, sajadah, dan Al-Qur'an menjadi bagian penting dari seserahan. Item ini melambangkan harapan agar kehidupan rumah tangga dilandasi oleh nilai-nilai spiritual yang kuat.

2. Perhiasan

Perhiasan, seperti cincin, kalung, atau gelang, menjadi simbol keindahan dan nilai abadi dari cinta pasangan. Kehadiran perhiasan ini sering kali menjadi tanda komitmen dan kasih sayang yang mendalam.

3. Pakaian

Pakaian, termasuk baju, rok, atau gaun, melambangkan tanggung jawab suami dalam memenuhi kebutuhan sandang istri. Item ini juga mencerminkan perhatian suami terhadap penampilan istri di masa depan.

4. Kosmetik dan Alat Kecantikan

Kosmetik, parfum, dan perawatan kulit menjadi bagian dari seserahan yang menunjukkan perhatian calon suami terhadap penampilan dan kesehatan calon istri. Ini mencerminkan harapan agar istri selalu merasa cantik dan percaya diri.

5. Sepatu dan Tas

Sepatu dan tas melambangkan kesiapan calon suami untuk mendampingi istri dalam setiap langkah perjalanan hidup mereka. Item ini juga sering kali menjadi simbol dukungan dan kebersamaan dalam menjalani kehidupan berumah tangga.

6. Buah-buahan

Buah-buahan sering disertakan dalam seserahan sebagai simbol kesuburan dan kesejahteraan. Kehadiran buah-buahan ini diharapkan membawa keberkahan bagi pasangan yang baru menikah.

7. Kue Tradisional

Kue-kue tertentu dianggap wajib di beberapa daerah sebagai bagian dari seserahan, masing-masing memiliki makna simbolis yang unik. Kue-kue ini menjadi lambang manisnya kehidupan yang akan dijalani pasangan.

8. Sirih Pinang

Sirih pinang, meskipun lebih umum di beberapa daerah, sering dianggap sebagai simbol penyatuan dua keluarga. Item ini melambangkan harapan agar kedua keluarga dapat bersatu dan saling mendukung.

Isi Seserahan Tambahan

Dalam tradisi pernikahan, isi seserahan tidak hanya terbatas pada barang-barang yang dianggap wajib. Terdapat berbagai item tambahan yang dapat memperkaya makna dan nilai dari seserahan tersebut. Pemilihan isi ini dapat disesuaikan dengan preferensi pasangan, tradisi keluarga, serta kebutuhan praktis. Berikut adalah beberapa contoh isi seserahan tambahan yang umum dan populer:

1. Peralatan Rumah Tangga

  • Peralatan masak seperti panci, wajan, atau rice cooker
  • Peralatan makan seperti piring, gelas, dan sendok garpu
  • Alat elektronik seperti blender atau mixer

Item-item ini melambangkan kesiapan pasangan untuk memulai kehidupan rumah tangga bersama.

2. Perlengkapan Kamar Tidur

  • Seprai dan sarung bantal
  • Selimut atau bed cover
  • Bantal dan guling

Perlengkapan ini mencerminkan kenyamanan dan keharmonisan dalam rumah tangga.

3. Bahan Makanan

  • Beras
  • Gula dan kopi
  • Minyak goreng

Item ini menjadi simbol kesejahteraan dan kecukupan pangan dalam rumah tangga.

4. Perlengkapan Mandi

  • Handuk
  • Peralatan mandi seperti sabun, shampoo, dan sikat gigi

Barang-barang ini menunjukkan perhatian terhadap kebersihan dan kesehatan pasangan.

5. Aksesori Fashion

  • Jam tangan
  • Syal atau selendang
  • Kacamata

Item ini melambangkan penghargaan terhadap penampilan dan gaya personal pasangan.

6. Buku-buku

  • Buku-buku agama
  • Buku tentang pernikahan atau keluarga
  • Novel atau buku favorit calon istri

Pemilihan buku menunjukkan dukungan terhadap pengembangan intelektual dan spiritual.

7. Alat Elektronik

  • Smartphone
  • Laptop atau tablet
  • Kamera

 

Seserahan Berdasarkan Adat Daerah

Indonesia, sebagai negara yang kaya akan budaya, memiliki beragam tradisi seserahan yang unik di setiap daerah. Meskipun terdapat kesamaan dalam konsep dasar, rincian dan pelaksanaan seserahan bervariasi sesuai dengan adat istiadat lokal. Berikut ini adalah penjelasan mengenai seserahan dari beberapa daerah di Indonesia:

Adat Jawa

Dalam kebudayaan Jawa, seserahan dikenal dengan sebutan "peningset". Isi dari seserahan ini umumnya meliputi:

  • Cincin: Simbol ikatan antara kedua mempelai.
  • Seperangkat pakaian: Untuk melengkapi kebutuhan sehari-hari.
  • Makanan tradisional: Seperti jadah dan wajik, yang menjadi bagian dari tradisi.
  • Pisang raja: Melambangkan kemuliaan dan keberkahan.
  • Sirih pinang: Simbol penyatuan antara dua keluarga.

Adat Sunda

Di daerah Sunda, seserahan biasanya mencakup:

  • Sirih pinang: Sebagai simbol penghormatan.
  • Seperangkat alat sholat: Menunjukkan nilai spiritual.
  • Pakaian dan perhiasan: Untuk melengkapi penampilan mempelai wanita.
  • Makanan tradisional: Seperti wajit dan dodol.
  • Buah-buahan: Melambangkan kesuburan dan rezeki.

Adat Minangkabau

Di Minangkabau, seserahan dikenal dengan istilah "barang japuik". Isi dari seserahan ini dapat meliputi:

  • Kain songket: Kain tradisional yang bernilai tinggi.
  • Perhiasan emas: Simbol kemewahan dan status.
  • Sirih pinang dalam cerana: Sebagai bagian dari tradisi.
  • Makanan tradisional: Seperti rendang dan berbagai kue khas.

Adat Batak

Dalam kebudayaan Batak, seserahan disebut "sinamot" dan biasanya terdiri dari:

  • Ulos: Kain tradisional Batak yang melambangkan kasih sayang.
  • Perhiasan: Untuk melengkapi penampilan mempelai wanita.
  • Uang tunai: Menjadi simbol tanggung jawab dari mempelai pria.
  • Makanan tradisional: Sebagai bagian dari perayaan.

Adat Bugis

Seserahan dalam adat Bugis sering disebut "erang-erang" dan dapat mencakup:

  • Sarung sutra: Kain yang bernilai tinggi.
  • Perhiasan emas: Simbol status dan kemewahan.
  • Buah-buahan: Melambangkan rezeki.
  • Kue tradisional: Sebagai bagian dari hidangan.

Adat Bali

Di Bali, seserahan biasanya meliputi:

  • Kain endek atau songket: Kain tradisional yang indah.
  • Buah-buahan dan jajanan tradisional: Sebagai simbol kesuburan.
  • Canang sari: Persembahan khas Bali yang melambangkan rasa syukur.
  • Perhiasan: Untuk melengkapi penampilan mempelai wanita.

Adat Betawi

Dalam adat Betawi, seserahan sering kali mencakup:

  • Roti buaya: Simbol kesetiaan dalam pernikahan.
  • Sirih pinang: Sebagai bentuk penghormatan.
  • Pakaian dan perhiasan: Untuk mempelai wanita.
  • Buah-buahan dan makanan tradisional: Sebagai bagian dari tradisi.

 

Anggaran untuk Seserahan

Menetapkan anggaran yang sesuai untuk seserahan merupakan langkah krusial dalam persiapan pernikahan. Anggaran ini harus diselaraskan dengan kondisi keuangan calon pengantin pria dan keluarganya, sambil mempertimbangkan ekspektasi serta tradisi yang ada. Berikut adalah panduan lengkap untuk merencanakan anggaran seserahan:

1. Evaluasi Kemampuan Finansial

Mulailah dengan melakukan penilaian yang realistis terhadap kondisi keuangan Anda dan keluarga. Pertimbangkan semua pengeluaran lainnya yang terkait dengan pernikahan saat menentukan anggaran untuk seserahan. Ingatlah bahwa seserahan hanyalah salah satu dari banyak aspek biaya pernikahan.

2. Diskusi dengan Keluarga

Adakan diskusi dengan keluarga mengenai harapan dan ekspektasi mereka terkait seserahan. Jika memungkinkan, ajak juga keluarga calon istri untuk berbicara tentang harapan mereka. Mencari kesepakatan yang memuaskan semua pihak sangat penting dalam proses ini.

3. Prioritaskan Item Seserahan

Buatlah daftar item seserahan dan kelompokkan berdasarkan prioritas, yaitu wajib, penting, dan opsional. Alokasikan anggaran yang lebih besar untuk item yang dianggap esensial. Jika anggaran terbatas, pertimbangkan untuk mengurangi atau menghilangkan item yang kurang penting.

4. Riset Harga

Lakukan survei untuk mengetahui harga setiap item yang direncanakan. Bandingkan harga dari berbagai toko atau penyedia untuk mendapatkan penawaran terbaik. Jangan lupa untuk mempertimbangkan opsi pembelian online, yang sering kali menawarkan harga lebih murah.

5. Alokasi Anggaran per Kategori

Bagi anggaran ke dalam kategori seperti perhiasan, pakaian, makanan, dan lainnya. Tetapkan batas maksimum untuk setiap kategori guna menghindari pengeluaran yang berlebihan. Sisakan sedikit ruang untuk pengeluaran tak terduga atau item tambahan yang mungkin diperlukan.

6. Pertimbangkan Opsi Hemat

Cari alternatif yang lebih terjangkau untuk item-item yang memiliki harga tinggi. Pertimbangkan untuk membuat sendiri beberapa item, seperti kue atau kerajinan tangan, jika memungkinkan. Manfaatkan juga diskon atau promosi untuk pembelian dalam jumlah besar.

7. Kualitas vs Kuantitas

Utamakan kualitas daripada kuantitas, terutama untuk item penting seperti perhiasan atau pakaian. Memberikan sedikit barang berkualitas tinggi lebih baik daripada banyak barang berkualitas rendah.

Ingatlah bahwa nilai seserahan tidak ditentukan oleh harga, melainkan oleh makna dan ketulusan yang terkandung di dalamnya. Dengan perencanaan yang matang dan pengelolaan anggaran yang bijak, Anda dapat menyiapkan seserahan yang berarti tanpa membebani keuangan. Komunikasi yang terbuka dengan calon istri dan keluarga juga merupakan kunci penting dalam menentukan anggaran yang sesuai dan dapat diterima oleh semua pihak.

Perbedaan Seserahan dan Mahar

Seserahan dan mahar sering kali menjadi topik yang membingungkan, terutama bagi mereka yang baru mengenal tradisi pernikahan di Indonesia. Meskipun keduanya merupakan bentuk pemberian dalam konteks pernikahan, terdapat perbedaan mendasar antara keduanya dalam hal makna, tujuan, dan cara pelaksanaannya. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai perbedaan antara seserahan dan mahar:

Definisi dan Asal-usul

  • Seserahan: Merupakan tradisi budaya yang umum di Indonesia, khususnya di Jawa dan beberapa daerah lainnya. Ini adalah pemberian dari pihak calon pengantin pria kepada calon pengantin wanita dan keluarganya.
  • Mahar: Berasal dari ajaran Islam dan menjadi kewajiban dalam pernikahan. Mahar adalah pemberian yang harus diberikan oleh calon suami kepada calon istri sebagai syarat sah pernikahan.

Tujuan Pemberian

  • Seserahan: Bertujuan untuk menunjukkan keseriusan, tanggung jawab, dan kemampuan calon suami dalam memenuhi kebutuhan calon istri, serta sebagai bentuk penghormatan kepada keluarga calon istri.
  • Mahar: Ditujukan untuk menghormati dan memuliakan wanita, serta sebagai simbol komitmen dan tanggung jawab suami terhadap istrinya dalam Islam.

Sifat Pemberian

  • Seserahan: Bersifat kultural dan tidak wajib secara agama. Bentuk dan isinya dapat bervariasi sesuai dengan adat dan kesepakatan keluarga.
  • Mahar: Merupakan kewajiban dalam pernikahan Islam dan menjadi syarat sahnya pernikahan. Bentuk mahar bisa berupa uang, barang, atau jasa yang memiliki nilai.

Penerima Pemberian

  • Seserahan: Diberikan kepada calon istri dan keluarganya. Barang-barang seserahan sering kali digunakan bersama oleh keluarga besar.
  • Mahar: Diberikan langsung kepada calon istri dan menjadi hak milik pribadi istri sepenuhnya.

Waktu Pemberian

  • Seserahan: Biasanya diserahkan sebelum hari pernikahan, sering kali saat acara lamaran atau beberapa hari sebelum akad nikah.
  • Mahar: Disebutkan saat akad nikah dan menjadi bagian dari prosesi pernikahan Islam. Penyerahannya bisa dilakukan langsung saat akad atau ditangguhkan sesuai kesepakatan.

Isi atau Bentuk Pemberian

  • Seserahan: Umumnya berupa berbagai barang seperti pakaian, perhiasan, makanan, dan alat rumah tangga.
  • Mahar: Dapat berupa uang, emas, tanah, atau bahkan hal non-materiil seperti bacaan Al-Qur'an atau pengajaran ilmu agama.

Fleksibilitas

  • Seserahan: Lebih fleksibel dalam hal isi dan jumlah. Dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kesepakatan kedua belah pihak.
  • Mahar: Meskipun jumlahnya bisa disesuaikan, keberadaan mahar tetap wajib dalam pernikahan Islam. Islam menganjurkan agar mahar tidak memberatkan.

Aspek Hukum

  • Seserahan: Tidak memiliki implikasi hukum formal, lebih kepada kewajiban moral dan kultural.
  • Mahar: Memiliki implikasi hukum dalam Islam. Ketiadaan mahar dapat mempengaruhi keabsahan pernikahan menurut hukum Islam.

Penggunaan

  • Seserahan: Barang-barang seserahan umumnya digunakan untuk keperluan rumah tangga atau dibagikan kepada keluarga.
  • Mahar: Menjadi hak mutlak istri dan penggunaannya sepenuhnya tergantung pada keputusan istri.

Nilai Simbolis

  • Seserahan: Melambangkan kesiapan calon suami dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga serta penghormatan terhadap keluarga calon istri.
  • Mahar: Melambangkan penghargaan terhadap wanita dan komitmen suami dalam pernikahan menurut ajaran Islam.

Memahami perbedaan antara seserahan dan mahar sangat penting untuk menghindari kebingungan dan memastikan bahwa kedua aspek ini diperlakukan dengan tepat dalam persiapan pernikahan. Bagi pasangan Muslim, kedua elemen ini sering kali hadir bersama dalam prosesi pernikahan, masing-masing dengan peran dan makna yang unik. Sementara bagi pasangan non-Muslim, seserahan mungkin lebih ditekankan sebagai bagian dari tradisi budaya.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading