Fimela.com, Jakarta Jadi pusat keramaian turis di Jepang, Shinjuku menyimpan berbagai wisata legendaris yang wajib dikunjungi. Merek ritel kenamaan UNIQLO bahkan sampai membuatkan Shinjuku Guidebook di momen pembukaan UNIQLO Shinjuku Honten. Ini seolah menjadi panduan para turis untuk bisa merasakan perjalanan budaya dan komunitas yang menjadi jantung kota Shinjuku.
Sebagai kota dengan stasiun kereta api tersibuk, Shinjuku menjadi rumah bagi sejumlah bisnis legendaris yang mengakar dalam komunitas. Dalam Shinjuku Guidebook yang dibuat oleh UNIQLO menyimpan daftar wisata legendaris dengan bisnis mapan di bidang masing-masing. Mulai dari gerai kuliner, toko buku, hingga bioskop. Bahkan toko buah mewah dengan deretan buah sultan tak luput dari daftar Shinjuku Guidebook.
Penasaran ada wisata legendaris apa saja?
Advertisement
Â
Advertisement
1. Shinjuku Nakamuraya Manna
Terletak di lantai bawah sebuah gedung, Shinjuku Nakamuraya Manna seolah jadi hidden gem di tengah kesibukan kota Shinjuku. Sebagai sebuah restoran, Shinjuku Nakamuraya jadi bukti perpaduan budaya yang menyatu lewat makanan. Ya! Shinjuku Nakamuraya dahulu dikenal sebagai toko roti dengan creampan khas Jepang yang populer sejak 1901.
Sejak berkenalan dengan pejuang kemerdekaan India, Rash Bihari Rose, Nakamuraya mulai melakukan uji rasa kari setiap hari. Hingga akhirnya Shinjuku Nakamuraya mulai memperkenalkan kari India dengan cita rasa yang otentik pada 1927. Menyajikan makanan non-halal, Shinjuku Nakamuraya memastikan kamu tetap dapat menikmati kenyamanan dan makanan lezat seperti di masa lalu.
Â
2. Kinokuniya Books Shinjuku Honten
Di Indonesia, Kinokuniya menjadi pusatnya buku-buku impor dengan pengantar bahasa Inggris. Namun di Shinjuku, Kinokuniya jadi rumah bagi para pecinta buku dari berbagai genre. Sudah eksis sejak 1927, Kinokuniya Books di Shinjuku menempati sebuah gedung dengan delapan lantai. Setiap lantai dibedakan berdasarkan genre buku sehingga memudahkan pengunjung yang mampir. Tak hanya sekadar menawarkan kumpulan buku, Kinokuniya Books di Shinjuku juga menghadirkan beberapa restoran dan teater multifungsi.
Â
Advertisement
3. Musashino-kan
Pengalaman menonton di bioskop memang tidak pernah bisa tergantikan. Begitu pula di Musashino-kan yang menjadi bioskop tertua di Tokyo. Sudah 104 tahun Musashino-kan menghadirkan layanan pemutaran film di tengah sibuknya kota Shinjuku. Mulai menayangkan film sejak Mei 1920, bioskop ini merupakan teater independen kelas atas untuk menanyangkan film-film asing maupun lokal di Shinjuku. Nuansa old-school jadi impresi pertama begitu masuk ke dalam gedung bioskop ini.
Hingga kini, Musashino-kan masih beroperasi dengan tiga layar berkapasitas mulai dari 87 penonton untuk teater paling kecil. Sedangkan di teater terbesarnya bisa menampung hingga 123 penonton. Di area luar teater, Musashino-kan masih mempertahankan elemen lawasnya melalui dekorasi yang terlihat vibrant sesuai dengan film yang sedang dimainkan.
Â
4. Disk Union
Bagi kamu pecinta vinyl alias piringan hitam, rasanya tempat ini adalah surga dunia. Disk Union menjadi rumah piringan hitam dan CD yang masih eksis di tengah gempuran media digital. Tidak sedikit turis maupun masyarakat domestik yang mampir Disk Union untuk mencari piringan hitam maupun CD langka band favorit mereka.
Disk Union memiliki beberapa gerai yang dipisahkan berdasarkan genre musik sehingga pelanggan tidak terpusat di satu gerai dan lebih nyaman menjadi piringan hitam bang favortinya. Toko utamanya di Shinjuku berada di bangunan delapan lantai dengan rentang genre musik yang terbilang luas. Mulai dari visual kei Jepang, indie rock, hingga reggae Inggris yang estoteris dari tahun 1970-an. Termasuk koleksi piringan hitam The Beatles yang langka.
Â
Advertisement
5. Takano Fruit Parlour Shinjuku
Di Jepang sendiri banyak toko buah yang menjajakan berbagai pilihan buah berdasarkan musim. Namun berbeda dengan Takano. Berdiri sejak 1885, berbarengan dengan Stasiun Shinjuku, Takano jadi rumah bagi koleksi buah berkualitas premium. Di sini, Takano menghadirkan berbagai macam pilihan buah dengan cara yang sangat selektif. Mereka menyortir buah yang dijajakan berdasarkan perkembangan area produksi, warna, bentuk, ukuran, kesegaran, hingga kadar gula. Pengukuran ini dilakukan dengan metode yang telah dibuat dengan sangat akurat.
Â
Produksi buah melon Takano menjadi sorotan saat Fimela mengunjungi gerai utamanya di Shinjuku. Bahkan ada sebuah ruangan khusus yang men-display beberapa buah melon yang dibanderol dengan harga yang berbeda. Perhatian Fimela tertuju pada salah satu melon sultan yang dipajang di salah satu rak. Bagaimana tidak? Satu Musk Melon tersebut dibanderol dengan harga 34.560 yen atau hampir Rp4juta untuk satu buahnya.
Â
Tak hanya sekadar menghadirkan koleksi buah, Takano juga mengembangkan produknya dengan berbagai macam kue, salad, selai, hingga roti yang menggunakan buah sebagai bahan utama. Selain itu, gerai utamanya di Shinjuku memungkinkan pengunjung untuk mengikuti kelas memotong buah yang dipandu oleh chef profesional. Namun kamu harus reservasi dulu untuk mengikuti kelas ini.
Budaya memberikan hadiah yang begitu kental di Jepang membuat Takano tetap eksis di Shinjuku. Sekaligus mempertahankan komitmen Takano sebagai rumah buah berkualitas premium.