Sukses

Lifestyle

⁠7 Hal yang Kamu Anggap Normal tapi Nyatanya Emotionally Abusive

Fimela.com, Jakarta Setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk menjalani kehidupan. Pilihan yang mereka buat dapat dihasilkan dari pelajaran-pelajaran yang telah mereka ambil di pengalaman menjalani hari sebelum-sebelumnya. Kita sebagai manusia pada dasarnya memang bukanlah makhluk yang sempurna, pastinya kita semua memiliki kesalahan atau kebiasaan buruk yang tanpa kita sadari melukai perasaan orang lain maupun menyakiti perasaan diri sendiri.

Ada beberapa hal atau kebiasaan yang menurut kita memang normal untuk dilakukan namun nyatanya cukup membuat sisi emosional kita tak stabil. Hal ini sangat perlu diperhatikan oleh semua orang, karena tak semua orang pula menyadari bahwa beberapa kebiasaan mereka bisa berubah bentuk menjadi bahan emosional yang abusif.

Lantas, apa saja kebiasaan yang menurut sebagian orang normal namun nyatanya dapat dikategorikan menjadi sikap emosional abusif yang perlu dihentikan? Yuk, kenali ulasannya berikut ini.

1. Ketika Kamu Diberi Silent Treatment

Dalam menjalin hubungan yang baik, antara siapapun itu dari hubungan pertemanan, asmara, ataupun kekeluargaan, pasti memerlukan komunikasi yang baik. Adanya masalah sepatutnya diselesaikan dengan komunikasi dua arah yang baik dan benar. Namun, jika lawan bicara kita menutup diri dan cenderung menjauh saat kita ajak bicara, maka itu termasuk tanda sikap emosional abusif yang perlu dikurangi dan dihilangkan.

Guna mencapai kedamaian emosional, setiap masalah memang perlu diselesaikan dengan dua arah hingga terwujud solusi yang bisa disepakati bersama. Namun sebaliknya, jika kamu mendapat silent treatment dari seseorang, maka bisa diartikan bahwa orang tersebut sama sekali tidak bisa menghargai perjuanganmu untuk menyelesaikan dan memperbaiki masalah yang ada.

2. Ketika Kamu Disalahkan atas Segala Sesuatu yang Salah

Dalam segala bentuk hubungan yang sehat, kedua pihak memiliki tanggung jawab bersama untuk menyelesaikan masalah. Namun, jika kamu selalu disalahkan atas segala sesuatu yang buruk yang terjadi, ini adalah tanda bahwa kamu sedang diperlakukan secara abusif.

Terkadang, seseorang yang abusif akan melemparkan semua kesalahan kepada pasangannya untuk menghindari tanggung jawab atau menutupi kelemahan mereka sendiri. Mereka mungkin menggunakan kata-kata seperti "Kamu selalu membuat aku marah," atau "Ini semua karena kamu." Menghadapi ini bisa menguras energi emosional dan membuat kita meragukan diri sendiri.

3. Ketika Batasan yang Kamu Buat Dilanggar

Setiap orang memiliki batasannya sendiri yang mereka ciptakan agar seseorang tak melanggar batasan tersebut. Hal ini merupakan bagian penting dari diri kita, dan mereka melindungi kesehatan emosional kita. Jika seseorang terus-menerus melanggar atau mengabaikan batasanmu, itu adalah bentuk penyiksaan emosional.

Misalnya, jika kamu menetapkan waktu pribadi untuk diri sendiri tetapi pasangan atau temanmu tidak pernah menghargainya dan malah menuntut perhatian yang berlebihan, ini adalah tanda bahwa batasanmu tidak dihargai. Mengabaikan batasan pribadi dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan bahkan kehilangan identitas diri. Batasan yang sehat seharusnya dihormati, bukan diabaikan.

4. Ketika Pencapaianmu Dianggap Remeh

Orang yang mencintaimu seharusnya merayakan pencapaian dan kesuksesanmu. Tetapi jika mereka meremehkan atau mengabaikan pencapaianmu, ini adalah tanda bahwa mereka mungkin tidak benar-benar mendukungmu.

Misalnya, ketika kamu berbagi kebahagiaan tentang pencapaian baru dan mereka hanya merespons dengan sikap acuh atau bahkan membandingkannya dengan orang lain, hal ini dapat melemahkan rasa percaya dirimu. Pencapaian pribadi adalah sesuatu yang seharusnya dihargai oleh orang terdekat, dan jika mereka mengabaikan atau meremehkannya, ini adalah bentuk penyiksaan emosional yang dapat merusak harga dirimu.

5. Ketika Kamu Mengalami Kecemburuan atau Sikap Posesif yang Berlebihan

Sifat cemburu akan pasangan yang lebih dekat dengan orang lain daripada pacarnya sendiri memang ialah hal yang wajar, namun jika hal ini sudah mengarah pada hal-hal yang mengekangmu ke arah yang posesif, hal ini menunjukkan hubunganmu sudah tidak baik-baik saja. Ada sisi abusif yang terjadi di dalamny dan kamu tidak boleh membiarkannya begitu saja. Seseorang yang terlalu cemburu seringkali berusaha mengontrol siapa yang bisa kamu temui, dengan siapa kamu bisa berbicara, bahkan aktivitas yang kamu lakukan. Mereka mungkin berusaha mengisolasi kamu dari lingkungan sosial atau teman-teman. 

Kecemburuan berlebihan ini bisa sangat melelahkan secara emosional dan membuat kamu merasa terjebak. Penting untuk mengakui bahwa posesif yang berlebihan bukan tanda cinta, melainkan tanda ketidakamanan yang dapat berujung pada manipulasi.

6. Ketika Mereka Memanipulasi Perasaan yang Kamu Rasakan dan Membuatmu Merasa Bersalah

Perasaan bersalah adalah alat yang sering digunakan untuk mengontrol dan memanipulasi dalam hubungan yang abusif. Jika pasangan atau temanmu sering kali membuat kamu merasa bersalah untuk mengikuti kehendak mereka, ini adalah tanda bahwa mereka sedang memanipulasi emosionalmu.

Misalnya, mereka mungkin berkata, "Kalau kamu sayang sama aku, kamu pasti mau lakukan ini untuk aku," atau "Aku sedih kalau kamu tidak mau menuruti permintaanku." Ini bukan cara sehat untuk berkomunikasi. Manipulasi dengan rasa bersalah dapat mengubah cara pandang kita terhadap diri sendiri dan membuat kita kehilangan kendali atas keputusan kita.

7. Ketika Perasaan, Pikiran dan Pengalamanmu Dianggap Sepele Hingga Kamu Meragukan Diri Sendiri

Bentuk penyiksaan emosional yang halus dan tanpa kita sadari menyakiti sisi emosional kita ialah contoh sikap dari gaslighting. Kondisi ini terjadi saat seseorang terus-menerus meremehkan perasaan valid yangkamu alami, pikiran serta pengalaman hingga mereka membuat kita meragukan apapun yang sudah kita raih sebelumnya. Mereka tengah berusahah merendahkan percaya diri kita dan membuat diri kita menjauh dari kenyataan yang ada.

Contohnya adalah ketika kamu merasa sedih dan mereka merespons dengan, “Kamu terlalu sensitif” atau “Itu semua hanya ada di kepalamu.” Gaslighting bisa membuat kita merasa tidak percaya diri dan bahkan mempertanyakan apakah yang kita alami benar-benar nyata. Jika kamu merasa selalu dianggap terlalu emosional atau “salah mengartikan” situasi, kamu mungkin sedang mengalami gaslighting.

Mengidentifikasi tanda-tanda ini adalah langkah pertama dalam melindungi diri dari penyiksaan emosional. Jika kamu menyadari adanya pola ini dalam hubungan, penting untuk segera menetapkan batasan yang jelas dan mencari dukungan. Jangan ragu untuk meminta bantuan profesional jika dibutuhkan, karena penyiksaan emosional dapat memiliki dampak jangka panjang yang serius terhadap kesehatan mental. Mengenali tanda-tanda ini dan bertindak dengan bijaksana adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan emosional dan hubungan yang sehat.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading