Fimela.com, Jakarta Istilah "jam koma" belakangan ini ramai diperbincangkan oleh Gen Z di berbagai platform media sosial. Istilah yang terdengar unik ini sebenarnya merujuk pada kondisi atau waktu tertentu yang sering dirasakan oleh anak muda dalam kesehariannya.
Secara singkat, jam koma digunakan untuk menggambarkan perasaan lesu, tidak produktif, atau kehilangan energi yang sering terjadi pada jam-jam tertentu dalam sehari. Gen Z yang sangat aktif di dunia digital sering mengalami ini karena pola hidup yang serba cepat dan terkadang tidak teratur, baik dari segi waktu tidur maupun pola makan. Fenomena ini kemudian menyebar dalam bentuk istilah baru karena dianggap relevan bagi banyak anak muda yang merasakan hal serupa.
Mari kita telusuri lebih jauh tentang pengertian jam koma, faktor-faktor yang memengaruhinya, serta bagaimana Gen Z menghadapinya.
Advertisement
Advertisement
1. Apa Itu Jam Koma?
Jam koma merupakan istilah yang digunakan oleh Gen Z untuk menggambarkan kondisi ketika mereka merasa sangat lelah atau tidak produktif di jam-jam tertentu, biasanya antara pukul 14.00 hingga 16.00 WIB. Di waktu ini, banyak orang mengalami penurunan energi dan sulit berkonsentrasi, sering kali karena pengaruh dari kurang tidur atau pola makan yang tidak teratur.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh siklus alami tubuh yang mengatur pola tidur dan energi. Di jam-jam tersebut, tubuh cenderung mengalami penurunan aktivitas secara alami. Akibatnya, seseorang akan merasa lesu atau bahkan mengantuk meskipun sudah beristirahat cukup sebelumnya.
2. Faktor yang Mempengaruhi Jam Koma
Ada beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya jam koma pada Gen Z, salah satunya adalah kebiasaan begadang dan seringnya mengonsumsi makanan atau minuman yang tidak sehat. Pola hidup yang kurang teratur, seperti tidur larut malam atau banyak menghabiskan waktu di depan layar, membuat energi tubuh cepat terkuras di siang hari.
Selain itu, pola makan yang buruk, seperti melewatkan sarapan atau makan siang yang tidak seimbang, juga dapat memicu jam koma. Tanpa asupan energi yang cukup, tubuh menjadi lemas dan sulit berfokus pada pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan di jam-jam kritis tersebut.
Advertisement
3. Cara Mengatasi Jam Koma
Meski jam koma sering dialami oleh banyak orang, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Salah satunya adalah dengan menjaga pola tidur yang lebih teratur dan cukup. Tidur minimal 7-8 jam per malam dapat membantu tubuh lebih bertenaga sepanjang hari dan mencegah kelelahan di siang hari.
Selain itu, mengatur pola makan yang lebih seimbang juga sangat penting. Mengonsumsi makanan bergizi pada pagi dan siang hari, serta menjaga tubuh tetap terhidrasi, dapat membantu menjaga energi tetap stabil dan mengurangi efek dari jam koma.
Fenomena jam koma menjadi cerminan dari tantangan keseharian yang dihadapi Gen Z, terutama dalam hal menjaga pola hidup sehat. Dengan menerapkan kebiasaan yang lebih baik, kamu bisa mengurangi dampak dari jam koma dan menjalani hari dengan lebih produktif.