Fimela.com, Jakarta Indonesia dikenal memiliki berbagai wastra nusantara termasuk batik yang dikenal dunia. Namun apa jadinya jika batik dipadukan dengan budaya Italia dan diaplikasikan pada sebuah kulkas?
Karya tersebut pun diciptakan oleh desainer tanah air, Didiet Maulana yang berkolaborasi dengan SMEG, perusahaan elektronik high-end Italia yang memproduksi peralatan dapur stylish dengan sentuhan urban dan retro.
Kolaborasi eksklusif ini diwujudkan dalam bentuk kulkas yang dilukis tangan oleh Didiet Maulana, menggabungkan motif khas Italia dan batik Indonesia. Showcase ini bertujuan untuk merayakan serta memperkuat koneksi budaya antara Indonesia dan Italia sekaligus menandai pembukaan Indonesia Design Week 2024 yang pertama kali diselenggarakan oleh Indonesia Design District di PIK 2.
Advertisement
Masuk ke Indonesia pada tahun 2023, SMEG berkomitmen untuk selalu mengedepankan gaya di setiap desainnya dengan tetap memperhatikan fungsionalitas dan efisiensi. Dengan material dan teknologi mutakhir.
Nicky Kusuma, Direktur PT Casa Toffin Indonesia selaku distributor tunggal SMEG Indonesia menyampaikan sejak dulu, SMEG telah menjadi lebih dari sekadar produsen peralatan dapur, tetapi juga sebuah design statement. Dengan desain yang ikonik, seperti seri 50’s Style yang retro.
“SMEG brand peralatan dapur made in italy lekat dengan desain yang timelies dan memiliki sisi lifestyle. Selalu ingin Ingin memberikan warna baru pada desain rumah, jika dahulu kontemporer klasik sekarang kontemporer dan modern. Mimpinya bisa bawa Indonesia ke dunia, salah satunya dengan batik dan kami mempercayakannya kepada desainer yang dikenal dengan desain batiknya, Didiet Maulana,” paparnya.
Advertisement
Desain terinspirasi dari dua budaya
Desain kulkas hasil kolaborasi bersama Didiet Maulana merepresentasikan perpaduan seni kontemporer dengan elemen tradisional yang terinspirasi dari bangunan Palazzo Ducale di Guastalla, sebagai kota kelahiran SMEG, serta batik tenun Indonesia.
Motif yang dilukis Didiet adalah pucuk rebung dan ulerati dari desain flora batik Indonesia, serta pola lantai yang terinspirasi dari Palazzo Ducale dengan dominasi warna merah yang memberikan kesan hangat dan mewah. Didiet Maulana mengatakan desainnya kali ini tidak hanya ingin menampilan batik dan kebudayaan Italia. Namun karya ini memiliki cerita yang disetiap goresannya.
“Setiap motif inginnya membawa cerita dari Italia dan Indonesia. Misalnya bangunan Guastalla asal brand SMEG yang memiliki bangunan Palazzo Ducale yang didominasi warna terakota dan earth tone. Lalu motif pucuk rebung dan ulerati yang banyak ada di songket tenun khas Indonesia. Ada juga goresan bambu yang menggambarkan banyak manfaat. Serta motif bunga yang terkenal akan keindahanya,” paparnya.
Didiet menyampaikan desainnya yang dibuat dimaksudkan untuk merayakan keunikan kedua negara. Filosofi di balik motif ini adalah, layaknya bunga, manusia tumbuh dan berkembang melalui pengalaman hidup.
“Saya merasa terhormat dengan kesempatan untuk menciptakan desain ini. Seluruh proses pengerjaan memakan waktu tiga minggu dan setiap momennya dipenuhi arti yang mendalam dan penghormatan untuk budaya dan seni di dalamnya. Kehidupan adalah tanahnya dan metamorfosis manusia dilihat dari bagaimana kita berkembang,” ucap Didiet Maulana, Founder & Creative Director IKAT Indonesia sekaligus fashion designer.
Motif hasil paduan kedua budaya ini dilukis langsung pada produk SMEG FAB28 Free Standing Refrigerator One Door, 50’s Style yang memiliki desain ikonik gaya retro khas SMEG, memberikan sentuhan unik dan hangat yang menjadikannya pusat perhatian dalam ruangan. Kulkas ini juga sudah dilengkapi dengan kapasitas penyimpanan yang luas dan teknologi pendingin yang canggih.
"Ketika kami mulai merencanakan kolaborasi dengan Didiet Maulana, kami sangat antusias dengan potensi yang ada. Kami ingin menciptakan sesuatu yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga menyimpan cerita budaya yang menarik. Proses kolaborasi ini dimulai dengan serangkaian diskusi untuk mengeksplorasi visi bersama, memastikan desain yang dihasilkan dapat merefleksikan identitas kedua pihak. Kami sangat bangga bisa menghadirkan karya yang mencerminkan harmoni antara warisan seni kontemporer Indonesia dan modernitas, serta membawa kebudayaan Indonesia ke panggung internasional melalui brand SMEG,” kata Michella Olivia, Marketing Manager SMEG Indonesia.
Kulkas hasil kolaborasi eksklusif ini akan menjadi satu-satunya karya dari Indonesia di sana. Sebelum dikirim ke SMEG Headquarter di Italia untuk dipajang bersama koleksi kolaborasi lainnya, kulkas hasil kolaborasi SMEG dan Didiet Maulana akan dipajang selama 1 bulan di showroom SMEG di Indonesia Design District, PIK 2. Kolaborasi ini diharapkan menjadi simbol kerjasama lintas budaya antara Indonesia dan Italia di masa depan.