Fimela.com, Jakarta Pernahkah kamu bertemu dengan seseorang dewasa yang masih terlibat dalam aktivitas yang biasanya identik dengan anak-anak? Fenomena "kidult" merujuk pada kecenderungan orang dewasa untuk mempertahankan hobi, minat, atau perilaku yang umumnya dianggap sebagai bagian dari dunia anak. Istilah ini berasal dari gabungan kata "kid" dan "adult," yang menggambarkan generasi dewasa yang tetap terhubung dengan dunia anak-anak.
Banyak orang dewasa saat ini yang menikmati aktivitas seperti bermain video game, mengoleksi mainan, atau menonton film animasi. Kecenderungan ini sering kali terlihat dalam kehidupan sehari-hari, menciptakan suasana yang penuh keceriaan dan nostalgia. Mari kita kulik lebih dalam mengenai fenomena ini.
Advertisement
Faktor yang Memengaruhi Munculnya "Kidult"
Munculnya fenomena kidult dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah nostalgia. Banyak orang dewasa merasa terhubung dengan masa kecil dan berusaha menghidupkan kembali momen-momen bahagia tersebut. Nostalgia ini sering kali mendorong individu untuk mencari kembali aktivitas yang mereka nikmati saat kecil, seperti bermain game atau mengoleksi mainan. Sebab, dalam dunia yang penuh tekanan, kembali ke masa lalu dapat memberikan pelarian yang menyenangkan dan menenangkan.
Selain nostalgia, perubahan sosial dan budaya juga berperan dalam meningkatnya fenomena kidult. Dengan semakin banyaknya produk dan media yang menyasar konsumen dewasa, orang dewasa merasa lebih bebas untuk mengeksplorasi minat yang mungkin dianggap tidak sesuai untuk usia mereka. Hal ini menciptakan ruang bagi mereka untuk menikmati aktivitas yang awalnya dianggap untuk anak-anak tanpa merasa dihakimi. Kebebasan ini membuat mereka dapat menikmati hobi yang membawa kebahagiaan, tanpa harus memikirkan opini sekitar.
Ciri-Ciri Kidult
Salah satu ciri utama dari fenomena kidult adalah kecenderungan untuk mengumpulkan barang-barang yang berhubungan dengan budaya pop dan mainan anak-anak. Banyak orang dewasa yang memiliki koleksi action figure, mainan vintage, atau merchandise dari film dan acara televisi yang mereka sukai saat kecil. Kegiatan ini tidak hanya menjadi hobi, tetapi juga sarana untuk mengekspresikan diri dan terhubung dengan komunitas lain yang memiliki minat serupa. Kecintaan terhadap barang-barang ini sering kali menjadi simbol identitas dan nostalgia bagi mereka.
Selain itu, mereka juga seringkali menunjukkan sikap yang ceria dan penuh semangat dalam menjalani aktivitas yang mereka nikmati. Mereka tidak merasa malu untuk terlibat dalam permainan video, menonton film animasi, atau menghadiri acara berkaitan dengan hobi masa kecil. Sikap ini mencerminkan kebebasan untuk mengekspresikan diri dan mengejar kebahagiaan, tanpa terpengaruh oleh tekanan sosial.
Tak ada yang salah dengan munculnya fenomena kidult. Justru hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada batasan usia dalam mencari kebahagiaan dan mengekspresikan diri. Dengan tetap terhubung dengan sisi "ceria" dalam hidup, kita dapat menemukan kepuasan dan kebahagiaan, terlepas dari usia masa kini.