Fimela.com, Jakarta Ucapan terima kasih selalu hadir dari siapa saja yang ditemui selama masa kunjungan Presiden Joko Widodo atau yang biasa disapa Jokowi. Kali ini, 'suara' tersebut datang dari Jayapura, tepatnya di Pasar Pharaa Sentani. Sanomina, mace penjual sayur dan buah yang tampak berseri-seri di tengah dagangan yang menghampar. Ia terlihat berulang kali mengucap terima kasih kepada Jokowi dalam kunjungannya pada Jumat 7 Juli 2024 lalu.
"Terima kasih kepada bapak Jokowi sebesar-besarnya. Mudah-mudahan bapak Jokowi kembali lagi ke pasar Papua lagi," kata Sanomina.
Jokowi memang melakukan kunjungan ke Pasar Pharaa yang tiba sekitar pukul 14.45 WIT untuk mengecek langsung harga kebutuhan pokok. Antusiasme warga dan pedagang begitu terasa yang mengajaknya untuk melakukan swafoto.
Advertisement
Selama momen itu, Jokowi tampak menghampiri salah satu pedagang buah untuk membeli jeruk dan sirsak. Ia juga berbincang dengan sejumlah warga yang berdesakan di Pasar Pharaa sambil membagi sembako dan sejumlah bantuan tunai.
Advertisement
Pembangunan Pasar Pharaa di Era Jokowi
Kebahagiaan yang dirasakan Sanomina tak hanya karena bantuan sembako tersebut. Ia pun turut merasa senang karena bisa berjualan di Pasar Pharaa dengan nyaman.
"Ini bapak yang bangun, kita ada penjual. Kita jual dari jam enam. Bapak yang bangun pasar ini," tutur Sanomina.
Sebagai informasi, pasar ini memang dibangun selama masa kepemimpinan Jokowi. Mantan Walikota Solo ini melakukan peletakan batu pertama pembangunan Pasar Pharaa pda Sabtu, 27 Desember 2014 silam. Saat itu bisa dibilang sebagai kunjungan perdananya ke Bumi Cendrawasih. Sama seperti kunjungan pada 7 Juli 2024, saat perdana muncul, ia juga disambut ribuan orang.
Dalam pidato kala itu, Jokowi mengatakan para pedagang yang berjualan di pasar itu tidak akan dipungut biaya alias gratis. "Ini perlu diingat oleh gubernur dan bupati, pasar diberikan gratis kepada pedagang, tidak ada yang bayar?," kata Jokowi.
Flashback ke belakang, sempat terjadi kebakaran pada Pasar Pharaa pada Januari 2023 yang menghanguskan ratusan kios. Namun, ketika berkunjung pada Juli lalu, Pasar Pharaa sudah tampak bagus dan bersih. Sanomina sendiri terlihat telah selesai menata sayur dan duduk nyaman di sela tumpukan buah yang ia gelar. Wanita paruh baya ini menjual jambu air, pinang, nanas, hingga talas ungu.
Pasar yang tahun lalu sempat menjadi arang karena kebakaran ini pun 'menyala' kembali. Sanomina dan warga lain kembali menggerakkan roda ekonomi dari Pasar Pharaa yang dibangun di era Jokowi tersebut.
Genjot Pembangunan Infrastruktur Selama 10 Tahun Menjabat
Selama sepuluh tahun menjabat, Jokowi memang menggenjot pembangunan infrastruktur. Pasar Pharaa itu bukan satu-satunya infrastruktur Jokowi untuk menyalakan ekonomi rakyat. Selain pasar, Jokowi juga membangun pelabuhan, bandara, bendungan, waduk, dan lain sebagainya.
Bagi Jokowi, pembangunan infrastruktur penting. Bukan untuk gagah-gagahan, infrastruktur dibangun untuk menyalakan ekonomi di berbagai daerah, jadi syarat untuk pembangunan yang berkelanjutan. "Untuk menopang ekonomi nasional kita, untuk bisa berkompetisi dengan negara-negara yang lain," kata Presiden Jokowi.
Saat baru menjabat sebagai presiden, Jokowi menyebut infrastruktur Indonesia ketinggalan dari negeri tetangga. Dia mengaku menerima laporan bahwa stok infrastruktur di Indonesia kala itu baru mencapai 38 persen.
Kini setelah sepuluh tahun jadi presiden, Jokowi sudah membangun banyak hal. Simak saja paparan capaian yang dibaca saat rapat dengan DPR di Senayan, Jakarta, pada Jumat 16 Agustus 2024, Jokowi menyebut pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan mencakup 366 ribu kilometer jalan desa, 2.700 kilometer jalan tol baru, dan 6.000 kilometer jalan nasional.
Selain itu, ada pula 1,9 juta meter jembatan desa, 50 pelabuhan dan bandara baru, serta 43 bendungan dan 1,1 juta hektare jaringan irigasi baru. Jokowi mengatakan, pembangunan infrastruktur-infrastruktur tersebut berhasil menekan biaya logistik dari 24 persen menjadi 14 persen pada tahun 2023.
"Sehingga kita bisa meningkatkan daya saing dari sebelumnya peringkat 44 menjadi peringkat 27 di tahun 2024," ucap Jokowi.
Deretan angka-angka yang disebut Jokowi itu memang bukan klaim semata. Pembangunan terjadi di banyak tempat. Pasar Pharaa di Sentani itu hanya salah satu saja. Jika kita singgah ke Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), maka kita berjumpa dengan bangunan lain yang dibuat di masa Jokowi: Bendungan Napun Gete.
Sikka merupakan daerah kering. Musim hujan cuma empat bulan, mulai Desember sampai Maret. Jika hujan besar, banjir. Tapi saat kemarau tiba, daerah ini kering kerontang. Kemarau yang melanda selama delapan bulan membuat sumber air turun drastis. Sawah kebun kering. Jangankan untuk bertani, pasokan air baku warga di kota dan desa pun kurang.
Sampai dibagunlah Napun Gete, bendungan yang dibangun mulai 2016 dan diresmikan Jokowi pada 23 Februari 2021 ini menjadi solusi ketrsediaan air di Sikka, Nusa Tenggara Timur. Kini, wilayah di daerah bendungan yang berlokasi di Desa Ilinmedo dan Werang di Kecamatan Waiblama itu sudah hijau.
Sama seperti yang dirasakan mace Sanomina di Sentani, warga di Sikka juga merasa bersyukur dengan adanya bendungan seluas 99,78 hektare tersebut. Kehidupan mereka berubah total berkat tanaman yang tumbuh subur dan perekonomian yang lebih 'hidup' oleh bendungan ini.
"Udara di sekitar sini sejuk dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya. Mata air juga muncul," kata Thomas Tori, warga Sikka.
Tak hanya Thomas Tori, warga lain di Sikka juga merasakan manfaat besar Bendungan Napun Gete ini. "Kami dulu mengalami kekurangan air, daerah kami kering, tandus, bahkan kami kerja di kebun tidak ada hasil," kata Antonius Toni, warga lain di Sikka.