Sukses

Lifestyle

Intip Sinopsis Beserta Nilai Moral di Buku Norwegian Wood Karya Haruki Murakami

Fimela.com, Jakarta Siapa yang nggak tahu Haruki Murakami? Kamu yang suka baca pasti sudah nggak asing lagi sama nama penulis asal Jepang ini. Beliau terkenal karena buku-bukunya yang sangat relate dengan kehidupan realita. Buku yang ditulisnya juga sudah banyak, lho. Nah, salah satu bukunya yang menarik untuk dibaca adalah ‘Noruwei no Mori’ atau ‘Norwegian Wood’.

Walaupun buku ini terbit pada tahun 1987, namun pesan-pesan yang disampaikan oleh Haruki tetap nyambung, lho. Gimana nggak? Buku ‘Norwegian Wood’ banyak memuat pesan moral yang mendalam, seperti pendewasaan, pencarian jati diri, sampai kesetiaan. Tapi sebelum itu, yuk baca dulu sinopsis singkat dari buku ini!

Sinopsis Buku Norwegian Wood Karya Haruki Murakami

“Kebenaran seperti apa pun, tidak mungkin bisa menyembuhkan kepedihan seseorang yang ditinggal mati kekasihnya. Kebenaran seperti apa pun, kekuatan seperti apa pun, kelembutan seperti apa pun, tidak bisa menyembuhkan kepedihan itu. Kita hanya bisa merasakan kepedihan itu sedalam-dalamnya, dan dari situ kita mempelajari sesuatu dan sesuatu yang kita pelajari itu pun menjadi percuma di saat kita menghadapi kesedihan yang sekonyong-konyong muncul.”

Begitulah sinopsis yang terdapat di bagian belakang buku. Sudut pandang yang terdapat pada buku ini adalah sudut pandang pertama, sehingga membuat kamu seolah menjadi pemeran utama saat membacanya. Kamu juga bisa ikut merasakan emosi yang dirasakan oleh pemeran utama, yaitu Toru Watanabe walau cuma lewat tulisan.

Di dalam buku itu diceritakan bahwa Watanabe pernah menjalin hubungan dengan dua wanita yang berbeda. Nah, kedua wanita tersebut memiliki ciri khas yang berbeda, lho. Jika Naoko digambarkan seperti sosok wanita cantik namun emosional, berbeda dengan Midori yang lebih energik dan ceria. Perbedaan itulah yang membawa Watanabe seperti melihat dua dunia yang berbeda sekaligus mendapatkan pesan-pesan di balik kedua kisah cintanya.

Nilai Moral Buku Norwegian Wood

Dari dua kisah dengan dua wanita tersebut, Watanabe banyak mendapatkan arti kehidupan yang baru ia temukan. Mulai dari percintaan, kekuatan, hingga kesehatan mental pun dibahas di dalam buku ini. Maka dari itu, inilah nilai moral yang dapat diambil dari kisah Watanabe pada buku Norwegian Wood. 

Kekuatan Dalam Kesendirian

Diceritakan pada buku ini bahwa Watanabe seringkali merasa sendiri akibat ditinggal oleh sahabat dekatnya. Diawali dengan ia kehilangan Kizuki yang merupakan sahabat satu-satunya. Lalu di akhir cerita pun ia kehilangan sosok yang berarti bagi dirinya.

“Aku tidak benar-benar kesepian, tetapi aku merasa sangat kesepian.”

Ucapan Watanabe itu mencerminkan bahwa ia merasa kesepian, namun ia menyadari jika ia sebenarnya tidak sendirian.

Kesetiaan Serta Ketulusan Dalam Hubungan

Dari kisah percintaan antara Watanabe dengan Naoko dan Midori, memiliki persamaan. Makna dari hubungan mereka lah yang menjadi kesamaan. Buku ini memperlihatkan bahwa suatu hubungan bukan hanya soal cinta, namun juga soal tanggung jawab dan usaha untuk mempertahankannya.

“Aku ingin kamu selalu mengingatku. Maukah kamu mengingat bahwa aku pernah ada, dan bahwa berdiri di sampingmu di sini seperti ini?” 

Ucapan Naoko kepada Watanabe saat itu bermakna dimana keinginan untuk diingat dan diakui memperkuat pentingnya kehadiran serta komitmen dalam hubungan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Buku fiksi ditulis berdasarkan imajinasi sehingga isi dari jenis buku ini lebih banyak berupa cerita yang menghibur dan membangkitkan emosi.
    Buku fiksi ditulis berdasarkan imajinasi sehingga isi dari jenis buku ini lebih banyak berupa cerita yang menghibur dan membangkitkan emosi.

    Buku Fiksi

What's On Fimela
Loading