Fimela.com, Jakarta Pernahkah kamu merasa sulit untuk berkata "tidak" ketika diminta bantuan, meski sebenarnya tidak sanggup atau sedang lelah? Atau mungkin, kamu sering menyesuaikan diri dengan keinginan orang lain demi menjaga hubungan, bahkan jika itu membuatmu merasa tidak nyaman? Kebiasaan ini dikenal sebagai people pleasing, di mana seseorang cenderung memprioritaskan kebutuhan orang lain dan mengorbankan diri sendiri. Meskipun niatnya terdengar baik, menjadi people pleaser bisa membuat seseorang kehilangan jati diri dan merasa terkuras secara emosional.
Fenomena ini sering kali tumbuh dari keinginan untuk diterima dan dihargai. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa kita tidak bisa menyenangkan semua orang dan jika hal tersebut terus diupayakan, kesehatan mental dapat terganggu. Berikut lima tips agar kamu bisa terlepas atau tidak menjadi seorang people pleasure, sehingga dapat fokus pada kesejahteraan diri sendiri.
Advertisement
1. Belajar Mengatakan "Tidak" dengan Tegas
Salah satu kunci utama untuk berhenti menjadi people pleaser adalah kemampuan untuk mengatakan "tidak" tanpa merasa bersalah. Cobalah mulai dengan hal-hal kecil, seperti menolak permintaan yang tidak penting atau yang datang saat kamu punya kesibukan lain. Ingatlah, menolak permintaan bukan berarti kamu egois, melainkan kamu sedang menjaga batasan pribadi.
Bersikap tegas bukan berarti kasar. Gunakan kata-kata yang sopan namun jelas. Misalnya, "Maaf, saya tidak bisa melakuannya kali ini karena..." Dengan melatih kemampuan ini, Sahabat Fimela akan semakin percaya diri untuk menempatkan dirimu di prioritas utama.
2. Pahami Prioritas Pribadi
Menjadi people pleaser sering kali membuat seseorang lupa akan tujuan dan kebutuhan pribadinya. Untuk menghindari hal ini, luangkan waktu untuk memahami apa yang sebenarnya penting bagimu. Ketika kamu tahu apa yang ingin dicapai, akan lebih mudah untuk menolak hal-hal yang tidak sejalan dengan prioritas tersebut.
Memiliki prioritas yang jelas juga membantu mengurangi perasaan bersalah ketika menolak permintaan orang lain. Sahabat Fimela bisa lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar mendukung perkembangan diri dan kesejahteraanmu.
Advertisement
3. Kenali Batasan Diri
Sering kali, orang menjadi people pleaser karena tidak memiliki batasan yang jelas. Penting untuk mengenali sejauh mana kamu bisa membantu orang lain tanpa mengorbankan kebutuhan atau kesehatanmu sendiri. Mengetahui batasan ini akan membuatmu lebih mudah mengatakan 'cukup' saat kamu merasa sudah terlalu lelah.
Mulailah dengan mengidentifikasi situasi di mana Sahabat Fimela merasa terlalu tertekan untuk memenuhi ekspektasi orang lain. Dengan memahami batasanmu, kamu bisa lebih bijak dalam mengatur waktu dan energi.
4. Jangan Takut Mengecewakan Orang Lain
Salah satu ketakutan terbesar seorang people pleaser adalah mengecewakan orang lain. Padahal, perasaan orang lain bukanlah tanggung jawab kita dan hal tersebut tidak berarti merusak hubunganmu. Itu berarti mengecewakan mereka bukanlah akhir dari segalanya.
Cobalah ubah perspektif bahwa tidak semua orang akan selalu puas dengan keputusanmu. Yang penting adalah menjaga keseimbangan antara membantu orang lain dan menjaga kesehatan mentalmu.
Advertisement
5. Fokus pada Kesejahteraan Emosional
Terakhir, pastikan Sahabat Fimela memberikan perhatian pada kesejahteraan emosional diri sendiri. Luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang kamu sukai dan yang membuatmu merasa baik. Hal ini penting agar kamu tidak merasa terlalu terbebani oleh ekspektasi orang lain.
Dengan lebih fokus pada diri sendiri, kamu akan merasa lebih kuat secara emosional dan tidak mudah terpengaruh oleh keinginan orang lain. Kesejahteraan emosional yang stabil akan membuatmu lebih bahagia dan mampu menjalani hidup dengan lebih seimbang.
Menghilangan kebiasaan menjadi people pleaser memang membutuhkan waktu dan kesadaran diri yang kuat. Namun, dengan meneraapkan langkah-langkah di atas, Sahabat Fimela dapat mulai membangun batasan yang sehat dan fokus pada diri sendiri. Ingart, menyenangkan orang lain memang penting, tetapi menjaga kesejahteraan dan kebahagiaan pribadi adalah prioritas utama.