Sukses

Lifestyle

Angkat Pengalaman Pribadi, Pameran Seni dari Perupa Asal Thailand akan Hadir di Museum MACAN

Fimela.com, Jakarta Kembali memberikan ruang untuk menghidupkan imajinasi, Museum MACAN  mengumumkan Pameran Tunggal Perdana Korakrit Arunanondchai di Indonesia. Menelisik berbagai persoalan seputar identitas, memori, kehidupan, kematian, spiritualitas, dan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan manusia, Arunanondchai akan menampilkan beragam praktik artistiknya melalui serangkaian karya video, lukisan, serta instalasi khas tapak teranyar dalam pameran ‘Sing Dance Cry Breathe | as their world collides on to the screen’

Korakrit Arunanondchai, perupa kelahiran Thailand yang kini berbasis di Amerika Serikat dan Bangkok, untuk pertama kalinya di Indonesia. Bertajuk Sing Dance Cry Breathe | as their world collides on to the screen, pameran ini akan menghadirkan beragam rangkaian praktik artistik Arunanondchai, mulai dari instalasi-instalasi videonya yang paling dikenal, lukisan, hingga instalasi khas tapaknya yang teranyar, bergumul dengan tema-tema yang berkaitan dengan identitas, memori, kehidupan, kematian, spiritualitas, dan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan manusia. 

Praktik artistik Arunanondchai kerap mengangkat pengalaman-pengalaman pribadi yang berakar kuat pada konteks budaya negara asalnya, Thailand, maupun juga tempat-tempat lain dengan narasi budaya dan sejarah yang berlapis. Karenanya, karya-karyanya juga merupakan refleksi atas isu-isu global di hari ini. Ketertarikan Arunanondchai terhadap spiritualitas dan mitologi mencerminkan asal-usul budayanya, di mana tema-tema ini terjalin erat dalam tatanan budaya masyarakat Thailand.

Persimpangan antara kehidupan kontemporer dan bentuk-bentuk kepercayaan tradisional

Pengunjung akan dapat mempelajari eksplorasi Arunanondchai tentang persimpangan antara kehidupan kontemporer dan bentuk-bentuk kepercayaan tradisional. Melalui karyanya, sang perupa menjembatani masa lalu dan masa kini, mengajak orang-orang untuk merenungkan tema-tema universal tentang eksistensi, identitas, dan kekuatan tak kasat mata yang membentuk dunia kita. 

Dalam pameran ini, Arunanondchai akan kembali menyelami simbolisme burung hong (phoenix) dan api yang telah menjadi motif yang terus berulang dalam karya-karyanya. Simbolisme ini mencerminkan eksplorasi sang perupa terhadap proses penciptaan dan kehancuran. Dengan merefleksikan gagasan akan transformasi yang abadi, baik secara personal, kutural, maupun teknologi, Arunanondchai menggambarkan pembaruan dan adaptasi identitas budaya dalam menghadapi modernisasi dan globalisasi. 

Di antara karya-karya yang diikutsertakan dalam pameran ini adalah instalasi lukisan terbaru beserta dua instalasi video penting dari sang perupa:

No history in a room filled with people with funny names 5 (2018)

No history in a room filled with people with funny names 5 (2018). Diproduksi bersama dengan sineas Amerika Alex Gjovic dan kolaborator Tosh Basco, video ini mengambil inspirasi dari ritual "Ghost Cinema" di Timur Laut Thailand, di mana para biksu memproyeksikan film ke dinding kuil untuk penonton-penonton yang adalah roh. 

Songs for Living (2021)

Songs for Living (2021). Sebuah karya di mana Arunanondchai menyinggung konsep waktu di luar rentang hidup manusia. Video tersebut memperlihatkan perjalanan roh yang kembali ke wujud tubuhnya, hendak terlahir kembali. Unsur api, air, dan gambaran Garuda yang terbakar muncul dalam beberapa kesempatan, melambangkan proses kematian, pembusukan, dan kelahiran kembali, mengundang audiens untuk melakukan refleksi kolektif mengenai akhirat dan kelangsungan hidup. 

Eksplorasi artistik Arunanondchai

Venus Lau, Direktur Museum MACAN, mengatakan, “Kami dengan bangga mengumumkan Sing Dance Cry Breathe | as their world collides on to the screen, presentasi tunggal pertama akan karya-karya Korakrit Arunanondchai di Indonesia. Pameran ini akan menampilkan beragam eksplorasi artistik Arunanondchai, menggali tema seputar kemanusiaan dan spiritualitas yang menjadi inti karyanya. 

Pameran ini juga menampilkan banyak koleksi lukisan yang sebagian besar belum pernah dipamerkan di tempat lain. Kami berharap dapat mengundang pengunjung untuk merasakan dunia seni Korakrit Arunanondchai yang mendalam dan menggugah pikiran dalam pameran penting ini.”

Korakrit Arunanondchai: Sing Dance Cry Breathe | as their world collides on to the screen akan dipamerkan mulai dari 30 November 2024 hingga 6 April 2025.

 

Penulis: Nadya Aufia

#Unlocking the Limitless

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading