Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela mengenal stoikisme? teori dari ilmu filsafat ini adalah sebuah ilmu yang memberikan fokus kita pada pengendalian diri, kebijaksanaan dalam menghadapi situasi kehidupan dan ketenangan pikiran. Simpelnya, dengan menerapkan ilmu ini pada hidup yang kita jalani, dijamin hidup akan berjalan tanpa banyaknya drama yang datang.
Dengan melebihkan fokus kita pada diri kita sendiri tanpa memperhatikan pandangan orang lain pada hidup kita, akan mewujudkan ketenangan hidup yang didambakan oleh semua orang. Lantas bagaimana cara menerapkan prinsip stoikisme ini pada hidup kita? Yuk, intip ulasannya berikut ini!
Advertisement
1. Kendalikan Apa yang Bisa Dikendalikan
Memberikan perhatian penuh kepada sesuatu yang tidak bisa kita kontrol atau kendalikan hanyalah berujung pada kelelahan diri dan stress. Dengan ilmu stoikisme, akan membawa kita fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan, seperti pikiran kita, sikap kita, tindakan kita. Sebaliknya, hal-hal yang di luar kendali kita seperti, situasi tak terduga dalam hidup, ataupun opini orang lain tidak bisa kita berikan energi untuk diperhatikan atau dipikirkan. Contoh nyata yang bisa kamu terapkan misalnya, jika kamu tidak bisa mengubah cuaca yang buruk, maka fokuslah pada sesuatu yang bisa membuat kita tetap produktif ataupun mencari cara lain untuk tetap bisa menikmati hari tersebut. Kita manusia diberi akal untuk berpikir dan saat itulah kamu bisa menggunakan akal untuk tidak membuang waktu pada hal-hal yang di luar kendali kita dan memikirkan ide-ide lain yang berguna.
2. Terima Kehidupan Apa Adanya (Amor Fati)
Stoikisme mengajarkan individu untuk menerima setiap aspek yang datang dalam hidup kita. Sebagai pelajaran hidup, semua aspek yang ada dalam hidup kita baik buruk ataupun baik akan tetap ada manfaatnya di sela-sela itu. Daripada mengonfrontasi mengapa masalah tersebut datang pada hidup kita, terimalah kenyataan yang ada dan belajarlah dari peristiwa tersebut. Kita manusia tidak ada yang tahu alasan tuhan memilih kita sebagai subjek dari masalah tersebut, namun siapa sangka justru hal tersebut bisa menjadi manfaat kita kedepannya dalam menjalani kehidupan. Justru berpikirlah bahwa hal tersebut bisa menjadi pelajaran untuk kita bisa terus berkembang menjadi individu yang lebih baik drai sebelumnya.
Advertisement
3. Latih Diri untuk Tidak Terlalu Emosional (Ataraxia)
Filosof Stoikisme percaya ketenangan mental atau batin adalah kunci kebahagiaan kita dalam hidup. Melatih diri kita untuk tidak bereaksi atau mengeluarkan emosi secara berlebih pada situasi yang tak terduga hanya akan menyia-nyiakan perasaan yang kita punya. Situasi yang mengganggu dan memancing emosi kadang kala memang akan sulit kita kontrol karena kejadian yang begitu cepat atupun datangnya yang tak terduga. Untuk itu, latihlah diri untuk mengelola emosi dengan lebih baik. Contoh nyata yang bisa kamu terapkan misalnya, saat kamu menerima kritik, lihatlah hal tersebut sebagai sebuah motivasi hidup yang bisa membangun diri kamu untuk terus berkembang tanpa diselipi sikap yang defensif atau penolakan.
4. Ingat Kematian (Memento Mori) dan Fokus pada Kebajikan (Areté)
Seorang yang menerapkan ilmu stoik akan selalu menyadari kehidupan akan segera dihentikan oleh kematian. Untuk itu, mereka akan lebih sering menghargai apa arti hidup sebenernya, alih-alih membuang waktu untuk hal yang tak berguna. Konsep "memento mori" akan mengingatkan diri bahwa hidup ini hanyalah sementara, sehingga kita harus berfokus untuk selalu berusaha melakukan kebajikan atau areté. Fokuslah pada hal-hal yang benar-benar penting seperti, bersikap jujur dan adil karena hal tersebut akan membawa batin kita damai.
Itulah beberapa cara menerapkan prinsip-prinsip stoikisme untuk hidup yang lebih tenang. Dengan fokus pada apa yang penting, dan menjadi lebih bijak dalam menghadapi tantangan akan membawa kamu ke kehidupan yang jauh lebih baik. Selamat mencoba!