Sukses

Lifestyle

Merasa Insecure karena Toxic Beauty Standard Kecantikan? Begini Cara Menyikapinya

Fimela.com, Jakarta Merawat diri dan ingin tampil menarik adalah hal yang akan selalu menjadi penting bagi kita. Namun, di era digital ini, definisi kecantikan semakin beragam dan kompleks. Jika dulu kecantikan mungkin lebih bersifat subjektif, kini kita sudah berada pada era dimana kehadiran standar kecantikan bisa memberikan dampak buruk. Standar-standar kecantikan yang begitu beragam, bahkan terkadang saling bertentangan.

Kemudahan akses informasi melalui internet membuat kita terpapar berbagai tren kecantikan dari seluruh dunia. Hal ini tentu saja memperkaya wawasan kita, tetapi di sisi lain, juga dapat menciptakan tekanan untuk mencapai standar kecantikan yang tidak realistis. Berbagai standar kecantikan seringkali tidak sesuai dengan karakteristik individu dapat memicu perasaan tidak percaya diri dan bahkan kecemasan.

Melansir dari mpowerminds.com, social psychologist Jonathan Haidt menulis, bahwa  bagian dari penelitian yang memungkinkan para peneliti untuk mengisolasi media sosial, khususnya Instagram, menunjukkan hubungan yang jauh lebih kuat dengan kesehatan mental yang buruk. Hal yang sama berlaku untuk penelitian yang memperbesar pada anak perempuan, bukan pada semua remaja.

Anak perempuan yang menggunakan media sosial secara berlebihan memiliki kemungkinan dua atau tiga kali lebih besar untuk mengatakan bahwa mereka mengalami depresi dibandingkan anak perempuan yang menggunakannya secara ringan atau tidak sama sekali. Lantas bagaimana menyikapi toxic beauty standarts di era digital ini? simak tips berikut.

Lawan toxic beauty standard

Standar kecantikan yang tidak realistis dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan kedamaian diri kita. Berikut adalah beberapa strategi untuk menyikapi kehadiran toxic beauty standard untuk membangun hubungan yang baik dengan diri kita sendiri:

1. Sadari pikiran negatif 

Mulailah dengan menyadari pikiran-pikiran negatif yang kita miliki tentang apa yang kita miliki, seperti tubuh kita. Perhatikan kapan pikiran-pikiran negatif tentang diri ini muncul dan bagaimana perasaan kita setelahnya.  Harus diingat bahwa pikiran bukanlah fakta, dan kita memiliki kekuatan untuk menantang dan mengubahnya.

2. Tantang pikiran negatif

Tantanglah pikiran-pikiran negatif tersebut dengan fakta-fakta yang berdasarkan bukti. Tanyakan pada diri sendiri apakah pikiran-pikiran ini realistis atau apakah mereka didasarkan pada standar kecantikan masyarakat atau perbandingan dengan orang lain. Ganti pikiran negatif dengan afirmasi positif dan realistis tentang kekuatan dan keunikan tubuh Anda.

3. Fokus pada diri

Perlakukan diri dengan kebaikan dan kasih sayang. Ingatkan diri kita bahwa kita layak mendapatkan cinta dan penerimaan, terlepas dari penampilan kita. Lakukan kegiatan perawatan diri yang mendorong penerimaan diri kita secara keseluruhan.

4. Kelilingi  pengaruh positif

Ikuti akun media sosial, buku, dan sumber daya lainnya yang memberikan pengaruh baik terhadap body positivity dan keberagaman. Batasi paparan media yang memperkuat standar kecantikan yang tidak realistis.

5. Budayakan rasa syukur

Praktikkan rasa syukur atas fungsi, kekuatan, dan ketahanan tubuh kita. Lakukan kegiatan yang mendorong penghargaan diri dan perayaan kualitas diri.

6. Lakukan perawatan diri 

Lakukan kegiatan yang membuat Anda merasa baik tentang diri Anda dan tubuh Anda. Ini dapat mencakup aktivitas fisik yang Anda nikmati, berlatih mindfulness atau meditasi, memanjakan diri dengan ritual perawatan diri, atau mengejar hobi yang membawa pada kedamaian tersendiri.

7. Cari dukungan

Cobalah untuk selalu mencari dukungan dari terapis atau konselor yang mengkhususkan diri dalam masalah citra tubuh dan harga diri. Mereka dapat memberikan bimbingan, dukungan, dan strategi efektif untuk membantu mengatasi pikiran negatif tentang diri kita.

Sadari standar kecantikanmu

ketidakpuasan tubuh didefinisikan oleh sikap negatif yang terus-menerus terhadap penampilan fisik kita. Dengan kata lain, kita tidak dapat menerima tubuh kita karena kita tidak terlihat seperti standar kecantikan. Standar kecantikan yang tidak realistis dan toxic, terutama yang digambarkan di media sosial, telah menimbulkan keresahan dan berdampak serius pada kesehatan mental kita. 

Depresi, gangguan pada diri, atau masalah harga diri adalah beberapa konsekuensi yang harus dihadapi pada era ini. Untuk mengatasi masalah ini, kita perlu mengubah cara kita memandang kecantikan. Pahami  adanya keragaman dan inklusivitas, serta mendukung representasi yang lebih luas dari berbagai tipe tubuh dan warna kulit. Dengan begitu, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan positif bagi diri kita maupun semua orang.

Penulis: Nadya Aufia

#Unlocking the Limitless

 

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading