6 Tanda Seseorang Memiliki Kecerdasan Emosional (EQ) Rendah, Salah Satunya Tak Berperasaan

zodiak pemalu — Ilustrasi perempuan pemalu/copyright unsplash.com/Larm Ramh

Fimela.com, Jakarta Kamu pasti sudah sering mendengar tentang IQ (Intelligence Quotient), tapi tahukah kamu bahwa EQ (Emotional Quotient) atau kecerdasan emosional juga sama pentingnya? EQ adalah kemampuan seseorang untuk memahami, mengelola, dan mengekspresikan emosi dengan baik, serta berempati terhadap orang lain. Namun, tidak semua orang memiliki EQ yang tinggi, dan ini bisa mempengaruhi hubungan sosial serta kesejahteraan emosional mereka. Yuk, kita bahas ciri-ciri orang yang memiliki EQ rendah!

1. Sulit Mengelola Emosi

Sahabat Fimela, salah satu tanda paling jelas dari EQ rendah adalah kesulitan dalam mengelola emosi. Orang dengan EQ rendah seringkali mudah marah, frustrasi, atau sedih, dan mereka cenderung bereaksi berlebihan terhadap situasi yang menekan. Mereka mungkin menangis, berteriak, atau bahkan melempar barang saat emosi mereka meledak, karena tidak tahu cara mengendalikan perasaan mereka.

TERKAIT: 5 Zodiak yang Dikenal Sulit Mengontrol Emosi

TERKAIT: 8 Tanda Anak Memiliki EQ Tinggi yang Bisa Hidup Sukses

TERKAIT: 7 Tanda Orang Punya Kecerdasan Emosional Tinggi yang Batinnya Tenang

TERKAIT: 8 Tanda Seseorang Punya EQ Tinggi yang Tidak Mudah Stres Menjalani Hidup

TERKAIT: 6 Tanda Sikap Orang yang Tidak Cerdas secara Emosional

2. Kurang Empati Terhadap Orang Lain

karakter zodiak — ilustrasi perempuan karir/Photo by Doil Oh on Unsplash

Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Sayangnya, orang dengan EQ rendah sering kali sulit untuk berempati. Mereka mungkin tampak acuh tak acuh atau tidak peduli terhadap perasaan orang lain, dan cenderung bersikap egois. Dalam percakapan, mereka lebih fokus pada diri sendiri dan kurang memperhatikan apa yang dirasakan oleh lawan bicaranya.

3. Sulit Menerima Kritik

karakter zodiak sedih — ilustrasi kepribadian perempuan/Photo by Aidana Khabdesh on Unsplash

Orang dengan EQ rendah biasanya sulit menerima kritik, bahkan yang sifatnya membangun. Mereka cenderung merasa diserang secara pribadi saat diberi masukan atau saran. Alih-alih mempertimbangkan kritik tersebut, mereka mungkin langsung bersikap defensif, marah, atau bahkan menyerang balik. Hal ini membuat mereka sulit untuk berkembang dan belajar dari kesalahan.

4. Tidak Peka dengan Isyarat Sosial

Pernahkah kamu bertemu dengan seseorang yang tampak tidak peka terhadap suasana hati atau bahasa tubuh orang lain? Ini adalah ciri lain dari EQ rendah. Orang dengan EQ rendah sering kali kesulitan membaca isyarat sosial, seperti ekspresi wajah, nada suara, atau bahasa tubuh. Akibatnya, mereka bisa membuat orang lain merasa tidak nyaman atau salah paham dalam interaksi sosial.

5. Kesulitan Membangun dan Mempertahankan Hubungan

sok kaya — ilustrasi perempuan/copyright Unsplash/satria eleazar

Sahabat Fimela, hubungan yang sehat memerlukan komunikasi yang baik, empati, dan kemampuan untuk mengelola konflik. Orang dengan EQ rendah sering kali kesulitan dalam hal ini. Mereka mungkin mengalami masalah dalam mempertahankan hubungan, baik itu dengan pasangan, keluarga, maupun teman. Ini karena mereka tidak memiliki keterampilan emosional yang diperlukan untuk menjaga kedekatan dan memahami perasaan orang lain.

6. Tidak Mudah Beradapatasi dengan Perubahan

posesif — ilustrasi perempuan/Photo by Houcine Ncib on Unsplash

Perubahan adalah bagian dari kehidupan, dan kemampuan untuk beradaptasi adalah tanda dari EQ yang baik. Namun, orang dengan EQ rendah sering kali merasa sangat terganggu oleh perubahan, terutama jika perubahan tersebut tidak sesuai dengan harapan mereka. Mereka mungkin menjadi cemas, marah, atau merasa tertekan saat harus menghadapi situasi baru atau tak terduga.

Jangan khawatir, Sahabat Fimela, jika kamu atau seseorang yang kamu kenal menunjukkan tanda-tanda EQ rendah, itu bukanlah sesuatu yang tidak bisa diubah. Kecerdasan emosional bisa dikembangkan dengan latihan dan kesadaran diri. Mulailah dengan belajar mengelola emosi, memperhatikan perasaan orang lain, dan membuka diri terhadap kritik yang membangun. Cobalah untuk lebih peka terhadap isyarat sosial dan berusaha memperbaiki komunikasi dalam hubunganmu.

Ingatlah bahwa menjadi cerdas secara emosional tidak hanya membuatmu lebih baik dalam berhubungan dengan orang lain, tetapi juga meningkatkan kesejahteraanmu secara keseluruhan. Jadi, yuk kita terus belajar dan berkembang bersama!