Fimela.com, Jakarta Tidak bisa dipungkiri bahwa generasi muda bangsa masa kini memiliki banyak sekali potensi dan talenta dalam dunia tata busana. Apalagi Indonesia memiliki banyak sekali wastra atau ragam kain tradisional daerah yang bisa diolah menjadi suatu tren mode tersendiri. Salah satunya yang turut menunjukkan bakatnya adalah Adinda Tri Lovely Mulyadi, yang menjadi salah satu finalis Tata Wastra 2024 yang diadakan oleh Fimela.
Setelah melalui proses seleksi dan penjurian ketat serta pertimbangan yang matang, Adinda Tri Lovely Mulyadi menorehkan namanya sebagai pemenang kedua dalam acara ini. Sebagai perempuan kelahiran tahun 2001, dia termasuk gen Z yang memiliki banyak pengalaman dalam mengolah wastra. Ketertarikannya dalam dunia fashion design dimulai sejak kecil namun dijalani dengan lebih serius saat menempuh pendidikan di universitas.
Advertisement
Menempuh Pendidikan di Bidang Kriya Tekstil ITB
Pendidikannya di Jurusan Kriya Tekstil di ITB sepertinya menempanya dengan keras untuk menuangkan kreativitas yang tidak bisa dianggap remeh. Begitu pula pertemuannya dengan wastra. Adinda mengungkapkan bahwa semenjak masuk jurusan kriya ia mulai mengenal beragam wastra Indonesia dan berpikir bahwa kain-kain ini bisa dirancang menjadi pakaian-pakaian yang sangat menarik dan modern mengikuti perkembangan mode.
Ditemui dalam sebuah kesempatan di kantor Fimela, Adinda mengungkapkan, "Signature design saya tuh mengulik di pattern design, karena menurut saya dengan adanya pattern itu bisa membuat kain lebih menarik, apalagi dengan mencampurkan berbagai warna di dalamnya. Untuk warna, saya terinspirasi dari alam dan saya menyukai warna-warna yang cerah ceria gitu."
Memenangkan Banyak Lomba Desain
Gadis yang saat ini menjalani kesibukan hariannya sebagai freelance dalam pembuatan petain design di Bandung ini ternyata bukan pertama kali ini saja mengikuti kompetisi atau perlombaan wastra, sebelumnya ia sudah memenangi banyak sekali lomba fashion desain bahkan ilustrasi fashion. Kegiatan yang awalnya hanya diniatkan iseng ternyata menjadikan ia juara pertama. Tentu hal ini mampu mengasah mentalnya menjadi semakin kuat.
Ditanya soal keikutsertaannya dalam Tata Wastra 2024 dan mendapatkan tantangan merancang kain dari daerah Paser, Adinda menjawab, "Sebenarnya sih saya ga nyangka sih dapat batik paser soalnya pas saya liat warnanya cukup kontras dan itu sebuah tantangan sih bagi saya untuk membuat desaign seperti ini."
Advertisement
Tantangan Merancang Kain Daerah Paser
Karya yang ia pajang pada manekin di belakangnya menggambarkan dengan jelas seperti apa ia merancang busana dengan kain tersebut. Adinda menjelaskan,"Jadi untuk inspirasinya sebenarnya saya kembangkan dari batiknya itu sendiri, di mana batik ini memiliki makna kewibawaan, kebahagiaan dan kesejahteraan. Selain itu juga untuk busananya saya kembangkan dari gabungan pakaian tradisional dari Kalimantan dan kebaya, jadi akulturasi dari kedua itu."
Tentu pengalaman dalam Tata Wastra 2024 ini semakin menambah keterampiannya dalam merancang busana dengan kain nusantara. Terakhir, Adinda juga menyampaikan harapannya untuk anak muda saat ini terkait wastra.
"Wastra dan kain tradisional itu bukan hal yang kuno tapi sebenarnya itu sangat indah kalau kita dalami dan pelajari lagi gitu jadi semoga kedepannya mereka bisa lebih mencintai, menghargai juga," tutup Adinda.
Nah, pengalaman Adinda Tri Lovely Mulyadi ini tentu menjadi salah satu penyemangat sekaligus pembuktian bahwa anak muda juga memiliki kesadaran pentingnya menjaga warisan budaya Indonesia, khususnya dalam hal wastra.
#Unlocking The Limitless