Fimela.com, Jakarta Berutang bisa menjadi solusi bagi banyak orang dalam menghadapi situasi darurat atau memenuhi kebutuhan mendesak. Namun, ada tipe orang yang suka berutang tapi sulit untuk ditagih. Orang-orang ini seringkali menimbulkan frustrasi bagi mereka yang meminjamkan uang, karena janji-janji mereka untuk membayar kembali sering kali tidak ditepati.
Artikel ini akan membahas delapan tanda-tanda orang yang suka berutang tetapi sulit ditagih, serta bagaimana cara menghadapi situasi tersebut dengan tegas dan bijaksana. Selengkapnya, simak uraiannya di bawah ini, ya Sahabat Fimela.
Advertisement
Advertisement
1. Selalu Ada Alasan untuk Menunda Pembayaran
Salah satu tanda paling umum dari orang yang suka berutang tapi sulit ditagih adalah selalu punya alasan untuk menunda pembayaran. Mulai dari "belum gajian," "ada keperluan mendadak," hingga alasan yang lebih tidak masuk akal seperti "kartu ATM hilang," semua alasan ini digunakan untuk menunda pembayaran utang. Orang yang benar-benar berniat membayar utangnya akan berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi janjinya, sementara mereka yang tidak berniat akan terus mencari-cari alasan untuk menunda.
Tetap tegas dan tidak mudah terpengaruh dengan alasan-alasan mereka. Berikan tenggat waktu yang jelas dan pastikan untuk menekankan pentingnya memenuhi janji.
2. Menghindari Kontak saat Jatuh Tempo
Orang yang sulit ditagih biasanya akan menghindari kontak dengan orang yang meminjamkan uang ketika jatuh tempo pembayaran tiba. Mereka mungkin tidak mengangkat telepon, mengabaikan pesan, atau bahkan sengaja menghindari pertemuan. Menghindari kontak adalah cara mereka untuk menghindari konfrontasi atau tekanan yang muncul ketika mereka tidak bisa membayar utang.
Jangan biarkan mereka menghindar terlalu lama. Jika mereka tidak merespons, cobalah untuk menghubungi melalui berbagai cara seperti mengirim pesan melalui aplikasi yang berbeda atau mencoba bertemu langsung.
Advertisement
3. Berjanji tapi Tidak Pernah Menepati
Orang yang sulit ditagih sering kali membuat janji yang tidak pernah ditepati. Mereka mungkin berjanji untuk membayar pada tanggal tertentu atau dalam jumlah tertentu, tetapi ketika saatnya tiba, janji tersebut hanya menjadi kata-kata kosong. Ini adalah salah satu tanda bahwa mereka tidak memiliki niat yang kuat untuk melunasi utangnya.
Jangan biarkan janji-janji ini membuat kamu terlalu berharap. Pastikan untuk selalu mengingatkan mereka tentang janji yang telah dibuat dan menuntut komitmen yang lebih nyata.
4. Meminta Tambahan Utang Sebelum Melunasi Utang Sebelumnya
Orang yang tidak bertanggung jawab terhadap utangnya sering kali tidak hanya sulit ditagih, tetapi juga berani meminta tambahan utang sebelum melunasi utang yang sebelumnya. Mereka mungkin beralasan bahwa mereka membutuhkan lebih banyak uang untuk menyelesaikan masalah mereka dan berjanji akan melunasi semua utangnya sekaligus di kemudian hari.
Jangan memberikan tambahan utang sebelum mereka melunasi utang sebelumnya. Bersikaplah tegas dan ingatkan bahwa kamu juga memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang harus dipenuhi.
Advertisement
5. Tidak Transparan tentang Kondisi Keuangan
Orang yang sulit ditagih sering kali tidak transparan tentang kondisi keuangan mereka. Mereka mungkin tidak memberikan informasi yang jelas tentang kapan mereka akan mendapatkan uang atau bagaimana mereka berencana untuk melunasi utang. Kurangnya transparansi ini adalah tanda bahwa mereka mungkin tidak memiliki rencana yang jelas untuk melunasi utangnya.
Minta mereka untuk lebih terbuka tentang kondisi keuangan mereka. Jika mereka tidak bisa memberikan gambaran yang jelas, mungkin saatnya kamu mempertimbangkan kembali kesepakatan tersebut dan mencari solusi lain.
6. Bersikap Defensif atau Marah Ketika Ditagih
Orang yang tidak berniat membayar utang sering kali akan bersikap defensif atau bahkan marah ketika ditagih. Mereka mungkin merasa tersinggung atau berusaha membalikkan situasi dengan menyalahkan orang yang menagihnya. Sikap defensif ini sering kali digunakan sebagai tameng untuk menghindari tanggung jawab.
Tetap tenang dan profesional. Jangan terpancing emosi, dan fokus pada fakta bahwa mereka memiliki kewajiban yang harus dipenuhi. Tunjukkan bahwa kamu tidak akan mundur hanya karena sikap mereka.
Advertisement
7. Mengalihkan Pembicaraan atau Berusaha Mengubah Topik
Ketika ditagih, orang yang sulit membayar utang sering kali akan mencoba mengalihkan pembicaraan atau mengubah topik. Mereka mungkin mulai membahas hal-hal lain yang tidak relevan atau berusaha mengalihkan perhatian dengan masalah pribadi mereka. Ini adalah salah satu cara untuk menghindari pembicaraan tentang utang.
Jangan biarkan mereka mengalihkan perhatian kamu. Bawa kembali pembicaraan ke topik utama dan tekankan pentingnya membahas masalah utang yang belum terselesaikan.
8. Tidak Menganggap Serius Utang yang Dimilikinya
Orang yang sulit ditagih biasanya tidak menganggap serius utang yang dimilikinya. Mereka mungkin merasa bahwa utang tersebut tidak penting atau tidak mendesak untuk segera dilunasi. Mereka mungkin juga merasa bahwa karena mereka meminjam dari teman atau keluarga, mereka bisa mengabaikan utang tersebut.
Ingatkan mereka bahwa utang adalah tanggung jawab yang harus diselesaikan, tidak peduli seberapa kecil jumlahnya atau siapa yang meminjamkannya. Jika perlu, kamu bisa membahas konsekuensi dari tidak membayar utang, baik itu keretakan hubungan maupun dampak lainnya.
Advertisement
Menyikapi Orang yang Sulit Ditagih dengan Bijaksana
Menghadapi orang yang sulit ditagih memang tidak mudah, tetapi dengan memahami tanda-tandanya, kamu bisa lebih siap dan tegas dalam menghadapinya. Ingat, memberikan utang adalah tindakan mulia, tetapi kamu juga berhak untuk menuntut tanggung jawab dari orang yang berutang. Dengan sikap tegas namun tetap profesional, kamu bisa menjaga hubungan baik sekaligus memastikan bahwa hak kamu sebagai pemberi utang terpenuhi.
Selain itu, penting untuk selalu mempertimbangkan situasi sebelum memberikan utang, terutama jika kamu sudah mengenali tanda-tanda orang yang sulit ditagih.
Bersikap selektif dalam memberikan utang tidak berarti kamu tidak peduli, melainkan kamu menjaga diri sendiri agar tidak terjebak dalam situasi yang merugikan.
Selalu ingat bahwa menjaga kepercayaan dan integritas adalah hal yang utama, baik bagi kamu maupun orang lain, ya Sahabat Fimela.