Fimela.com, Jakarta Permodalan Nasional Madani (PNM) telah hadir menjadi menjadi pembawa harapan baru untuk banyak perempuan Indonesia lewat pelayanan pembiayaan yang dihadirkan, salah satunya program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera). Tak sekadar memberikan pelayanan pembiayaan, PNM Mekaar juga fokus memberikan pelatihan dan pembekalan kepada para nasabahnya.
Dalam talkshow yang digelar di acara Parade Wastra Nusantara, Rabu (31/7), Kepala Divisi Jasa Manajemen dan TJSL PT. Permodalan Nasional Madani Cut Ria Dewanti menjelaskan, program PNM Mekaar hadir secara khusus untuk perempuan sebagai salah satu bentuk pemberdayaan perempuan.
"Karena perempuan memiliki sesuatu yang berbeda. Kita memberikan usaha, pendampingan kepada para pengusaha wanita khususnya, yang saat ini sudah mencapai 14,9 juta nasabah di seluruh Indonesia. Dan alhamdulillahnya, karyawan kami itu juga 98 persen perempuan," tuturnya.
Advertisement
"Dan kami dari PNM memberikan pembiayaan khusus kepada perempuan karena kita yakin perempuan adalah tonggak di rumah tangga," jelas Cut Ria.
Dalam prosesnya, dalam mendampingi para nasabah PNM pun berkolaborasi dengan perusahaan lain baik BUMN, multinational company, atau perusahaan swasta lain dalam proses membina para nasabah agar bisa berkembang dan memajukan usahanya.
"Kami berikan pendampingan selama nasabah ini berusaha. Pastinya, kami tidak ingin nasabah-nasabah kami tumbuh sendirian setelah diberi modal, tapi terus kita dampingi," ujar Cut Ria.
Advertisement
Perjalanan Ibu Ina Bersama PNM
Dalam kesempatan tersebut, hadir pula salah satu nasabah unggulan PNM Mekaar, Inaraya, founder Kreasi Batik Tuli Karawang. Dalam kesempatan itu perempuan yang akrab disapa Ina bercerita tentang bagaimana PNM membawa harapan baru untuk usahanya brsama para tunarungu.
"Kreasi Batik Tuli Indonesia bisa dibilang dipinang oleh PNM itu karena kita pemberdayaan disabilitas. Jadi di Bawah Kreasi Batik Tuli itu ada sekitar 30 disabilitas," ucap Ina.
"Bisa dibilang (kehadiran PNM) sangat berarti, karena selama ini kan kita belum ada yang membina, belum ada yang melirik keberadaan kita dengan para disabilitas ini. Tapi dengan adanya PNM kita juga dibantu peralatan untuk membatik, pameran juga kita diikutsertakan, termasuk di cara ini, di apresiasi sekali," lanjutnya bercerita.
Lebih lanjut Ina menuturkan jika kehadiran PNM juga sangat berarti dan berdampak pada para teman tuli, sebutan untuk para tuna rungu dalam mengembangkan potensi diri.
Mendampingi Kreasi Batik Tuli
Sebagai informasi, Kreasi Batik Tuli Indonesia dimulai hanya dengan tiga teman tuli. Kini seiring berjalannya Waktu, Kreasi Batik Tuli Indonesia terus berkebang dan merangkul 30 teman tuli.
"Alhamdulillah, kita melihat potensi luar biasa di tempatnua ibu Ina ini. Dengan keterbatasan, mereka bisa menghasilkan kreasi seperti yang saya pakai hari ini," ujar Cut Ria yang tampil mengenakan busana batik dai Kreasi Baik uli Indonesia yang dirancangan desainer Novita Yunus.
Dalam kesempatan itu Ina pun mengungkap harapan untuk para teman tuli, memiliki kesempatan yang ama untuk berkembang dan bisa hidup mandiri di tengah keterbatasan yang mereka miliki.
Advertisement
Mendampingi Kreasi Batik Tuli
Sebagai informasi, Kreasi Batik Tuli Indonesia dimulai hanya dengan tiga teman tuli. Kini seiring berjalannya Waktu, Kreasi Batik Tuli Indonesia terus berkebang dan merangkul 30 teman tuli.
"Alhamdulillah, kita melihat potensi luar biasa di tempatnua ibu Ina ini. Dengan keterbatasan, mereka bisa menghasilkan kreasi seperti yang saya pakai hari ini," ujar Cut Ria yang tampil mengenakan busana batik dai Kreasi Baik uli Indonesia yang dirancangan desainer Novita Yunus.
Dalam kesempatan itu Ina pun mengungkap harapan untuk para teman tuli, memiliki kesempatan yang ama untuk berkembang dan bisa hidup mandiri di tengah keterbatasan yang mereka miliki.
"Seperti kita ketahui, kalau dilihat secara fisik, para teman tuli kan normal ya, tapi mereka punya dua kelemahan, tidak bisa mendengar dan tidak bisa bicara, secara komunikasi benar-benar terputus," kata Ina.
"Namun ketika mereka mau melamar kerja, enggak akan ada yang mau, karena komuniksinya saja susah. Jadi kalua untuk disabilitas tunarungu, ketika mau bekerja, bukan mereka yang diajari komunikasi, tetapi kitanya yang penerima kerjanya yang harus belajar cara komunikasi mereka," harap Ina.