Sukses

Lifestyle

7 Ekspekasi yang Sebaiknya Kamu Buang agar Merasa Lebih Bahagia

Fimela.com, Jakarta Apa pun yang berlebihan selalu tidak baik efeknya buat diri sendiri, termasuk eskpektasi. Ada baiknya kita berekspektasi dalam taraf wajar, karena ketika berharap dan berekspektasi berlebihan justru membuat kita rentan kecewa dan tidak bahagia. Akan selalu ada hal-hal yang mungkin kita ekspektasikan, terutama terhadap orang lain. Kita ingin orang lain bersikap sopan kepada kita karena kita sopan kepada orang lain, atau orang tidak meremehkan kita karena kita tak suka meremehkan orang lain.

Namun perlu disadari bahwa sikap orang terhadap kita bukan dalam kapasitas kendali kita, jadi akan menyakitkan jika kita berekspektasi berlebihan terhadap mereka. Lalu apa yang sebaiknya dilakukan agar tak perlu sakit hati karena eskpektasi tak tercapai? Tentu dengan menurunkan eskpektasi itu sendiri. Ini sekian hal yang tidak perlu kamu ekspektasikan dari orang lain agar hidupmu bahagia.

1. Menginginkan pengakuan dan pujian

Banyak dari kita yang merasa bahagia ketika mendapatkan pengakuan atau pujian dari orang lain. Namun menggantungkan kebahagiaan kita pada validasi eksternal adalah hal yang kurang baik. Pengakuan dan pujian bisa datang dan pergi, dan tidak selalu mencerminkan nilai sebenarnya dari usaha atau keberhasilan kita. Sebaliknya, fokuslah pada pengakuan diri sendiri atas usaha yang telah kamu lakukan. Jika mencapai sesuatu, rayakan dan puji diri sendiri. Banggalah dengan perjalananmu, maka kamu tak akan sebutuh itu dengan pengakuan orang lain.

2. Berharap orang mau berubah

Mengharapkan orang lain bisa berubah demi kebahagiaanmu adalah ekspektasi yang tidak realistis. Setiap individu memiliki keunikan dan kebebasan untuk menjadi dirinya sendiri. Jika kamu berpikir bisa mengubah sifat seseorang, kamu salah besar. Hanya karena yakin waktu akan mengubah segalanya, bukan berarti itu berlaku untuk tabiat dan watak seseorang. Jika sejak awal sudah tahu sifat atau kepribadiannya tidak cocok, maka sebaiknya menjauh. Tapi jika ingin menjauh, maka belajarlah menerima apa adanya. Daripada berharap orang lain berubah untukmu, fokuslah beradaptasi dengan perbedaan tersebut.

3. Ingin selalu diperhatikan

Berharap orang akan memberikan waktu dan perhatiannya yang konstan untukmu dalam pertemanan, persahabatan, kekeluargaan, maupun hubungan cinta adalah hal yang egois dan bersifat mustahil, bahkan menjadi sumber stres. Setiap orang memiliki kesibukan, kepentingan dan tanggung jawabnya masinh-masing. Kita tak bisa menuntut waktu dan tenaga mereka. Alih-alih mengharapkan perhatian terus-menerus, sebaiknya hargai waktu yang kita miliki bersama mereka kapan pun itu, dan miliki kesibukan sendiri agar tak berharap selalu diperhatikan.

4. Ingin dibahagiakan seseorang

Salah besar jika kamu berharap bertemu dengan seseorang yang bisa membahagiakanmu. Menggantungkan kebahagiaan pada orang lain berarti berekspektasi tidak realistis. Kamu juga rentan tergantung pada kehadiran mereka untuk mengendalikan perasaanmu. Kebahagiaanmu adalah tanggung jawabmu sendiri. Setiap orang bertanggung jawab atas kebahagiaannya masing-masing. Belajarlah menemukan kebahagiaan dalam kehidupanmu, melalui hobi, prestasi, pencapaian atau kegiatan menyenangkan lainnya, karena tidak ada yang bisa membahagiakanmu selain dirimu sendiri.

5. Berharap orang akan mengerti dirimu

Jika kamu saja tak bisa memahami dirimu dengan baik, bagaimana orang lain? Tidak ada yang benar-benar bisa memahami dan mengerti dirimu, apalagi berharap orang lain bisa mengerti apa isi hati dan pikiranmu tanpa kamu mengatakan apa pun. Mereka bukan peramal atau dukun yang bisa membaca pikiran. Jika tak suka sesuatu, katakan. Jika marah, ungkapkan alasannya. Jangan menyimpan sendiri kekesalan, karena mereka tak akan tahu apaa salah mereka jika kamu berekspektasi mereka seharusnya "paham dan peka". Ini yang membuatmu stres sendiri.

6. Berharap orang tak melakukan kesalahan

Manusia adalah tempatnya salah, pasti kalimat ini sering kamu dengan bukan? Karena alasan ini pula kamu tak bisa berekspektasi orang akan selalu bersikap benar dan tak melakukan kesalahan padamu. Belajarlah memaafkan dan mengikhlaskan, maka hatimu akan lebih damai dan tenang. Orang akan bersikap buruk sengaja atau pun tak sengaja, tak perlu harus maah-marah kehilangan kewarasan. Belajarlah untuk bersikap fleksibel dan menoleransi apa yang sebenarnya bisa dianggap sambil lalu, kecuali kesalahannya fatal. Kita pun pasti pernah melakukan kesalahan, jadi anggaplah wajar.

7. Ingin selalu disetujui

Ada kalanya orang tidak setuju denganmu, tidak perlu didebat terlalu keras dan terlalu kritis hingga menghancurkan hubungan baik. Kamu justru menjadi orang yang menyebalkan jika bersikap seperti itu. Jika memang keyakinan kalian berbeda dengan alasan yang bertolak belakang, bisa jadi memang tak ada benar dan salah di sini. Terkadang tidak semua hal yang kamu anggap baik dan benar untukmu, bisa baik dan benar untuk orang lain. Agar benar-benar bahagia, Anda harus berhenti mengharapkan orang lain selalu memihakmu. Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar, tak perlu dibawa emosi.

Jadi jika ingin kehidupan berjalan tenang dan bahagia, pertama-tama kendalikan dulu ekspektasimu. Jangan menempatkan ekspektasi pada orang lain agar tak sakit hati dan kecewa berlebihan.

#Unlocking The Limitless

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading