Fimela.com, Jakarta Belakangan ini ramai tentang stoikisme. Secara umum, stoikisme dapat diartikan sebagai sebuah aliran filsafat yang berasal dari Yunani kuno dan berkembang di Romawi klasik. Aliran ini didirikan oleh Zeno dari Citium sekitar tahun 301 SM dan kemudian dikembangkan oleh para filsuf terkenal seperti Seneca, Epictetus, dan Marcus Aurelius.
Prinsip utama stoikisme adalah mengajarkan bagaimana menjaga pikiran yang tenang dan rasional, tidak peduli apa yang terjadi pada dirimu. Stoikisme mengajarkan bahwa kamu harus fokus pada apa yang dapat dikendalikan dan menerima apa yang tidak dapat dikendalikan.
Stoikisme mengajarkan bahwa kamu tidak perlu khawatir tentang hal-hal di luar kendalimu, karena segala sesuatu dalam hidup dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu hal-hal yang ada dalam kendalimu dan hal-hal yang tidak bisa dikendalikan.
Advertisement
Stoikisme juga mengajarkan pentingnya membedakan antara hal-hal yang dapat dikontrol (dimensi internal) dan hal-hal yang berada di luar kendalimu (dimensi eksternal). Hal-hal seperti tanggapan orang lain, pendapat orang lain, dan peristiwa di luar kendalimu tidak perlu menjadi sumber kekhawatiran dan stres. Yang dapat dikendalikan adalah pikiran, tindakan, dan penilaian kita terhadap hal-hal tersebut.
Dalam stoikisme, tujuan utama adalah hidup dengan mengendalikan emosi negatif dan mencapai ketenangan batin. Stoikisme mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati dapat dicapai dengan hidup sesuai dengan alam dan mengikuti prinsip-prinsip moral yang benar. Stoikisme memiliki beberapa prinsip yang dapat membantu seseorang menjalani hidup dengan lebih tenang dan bijak. Beberapa prinsip tersebut antara lain:
- Mengendalikan pikiran dan tindakanmu sendiri, karena itu adalah hal yang ada dalam kendalimu.
- Membedakan antara hal-hal yang dapat dikendalikan (dimensi internal) dan hal-hal yang berada di luar kendalimu (dimensi eksternal).
- Tidak khawatir tentang hal-hal di luar kendalimu dan menerima apa yang tidak dapat dikendalikan.
- Fokus pada apa yang dapat dikendalikan dan berinvestasi energi kamu pada upaya yang akan membuahkan hasil.
- Mengembangkan sikap logis negatif, yang berarti memiliki jiwa yang damai dan tenang tanpa penderitaan dan emosi yang mengganggu.
Stoikisme dapat membantu seseorang menghadapi tantangan hidup dengan lebih bijak dan tenang. Dengan memahami prinsip-prinsip stoikisme, seseorang dapat mengurangi stres, mengendalikan emosi, dan mencapai kebahagiaan yang lebih dalam hidupnya. Lantas, apakah stoikisme dapat dijadikan solusi untuk mengatasi overthinking pula?
Advertisement
Mengatasi Overthinking dengan Stoikisme
Adapun overthinking merupakan kecenderungan yang berlebihan untuk terus-menerus memikirkan dan menganalisis situasi, peristiwa, atau masalah secara berulang-ulang tanpa mendapatkan solusi yang jelas atau kemajuan yang signifikan. Orang yang cenderung overthinking sering kali memperhatikan detail yang kecil dan terjebak dalam lingkaran pikiran yang berulang, yang dapat menyebabkan stres, kegelisahan, dan ketidakmampuan untuk membuat keputusan.
Overthinking dapat memiliki dampak negatif pada kesejahteraan mental dan emosional seseorang. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan, kecemasan yang berlebihan, dan meningkatkan risiko depresi. Namun, penting untuk diingat bahwa overthinking adalah kecenderungan yang dapat dikendalikan dan diatasi. Salah satunya dengan menerapkan stoikisme.
Salah satu prinsip stoikisme yang dapat membantu mengatasi overthinking adalah fokus pada hal-hal yang dapat kamu kendalikan, dan melepaskan hal-hal yang tidak dapat kamu kendalikan. Dengan memahami bahwa tidak semua hal dalam kehidupan dapat dikontrol, kamu dapat mengurangi kecemasan dan kekhawatiran yang seringkali membuatmu overthinking.
Selain itu, stoikisme juga mengajarkan pentingnya rasa syukur dan hidup harmonis dengan alam. Dengan memahami bahwa alam semesta bekerja dalam suatu harmoni, kamu juga diingatkan untuk hidup harmonis bersama dengan alam. Semua yang terjadi di dunia ini pasti ada alasannya, baik itu hal baik ataupun hal buruk, semua itu pasti sudah diatur oleh sesuatu yang memiliki kekuatan yang besar melebihi segala yang ada di alam semesta ini.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip stoikisme, kamu dapat mengurangi kecenderungan overthinking dan menghadapi hidup dengan lebih tenang dan bijaksana. Mengalihkan perhatian, mempraktikkan rasa syukur, dan fokus pada hal-hal yang dapat kamu kendalikan merupakan beberapa langkah awal yang dapat membantu mengatasi overthinking dengan pendekatan stoikisme.
Jika overthinking terus mengganggu kesejahteraanmu, pertimbangkan untuk berbicara dengan orang terpercaya, teman, atau profesional kesehatan mental untuk mendapatkan dukungan dan saran yang tepat.