Fimela.com, Jakarta Bisnis yang kuat dibangun atas upaya tim manajemen hebat yang bersatu dalam mencapai tujuan bersama. Agar benar-benar sukses, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi bisnis. Pemahaman ini dapat membantu secara efektif mengatasi setiap masalah yang mungkin timbul di masa depan.
Hambatan bisnis merujuk pada berbagai rintangan, kendala, atau permasalahan yang dapat menghambat kelancaran dan perkembangan suatu usaha. Hal ini mencakup segala sesuatu yang dapat menghambat proses operasional, pertumbuhan, atau pencapaian tujuan bisnis. Hambatan dalam berbisnis dapat muncul dari berbagai aspek, baik itu berasal dari faktor eksternal maupun faktor internal dalam entitas bisnis itu sendiri.
Memahami dan mengatasi hambatan-hambatan ini merupakan kunci untuk menjaga kelangsungan dan kesuksesan bisnis Sahabat Fimela. Melansir dari huffpost.com, berikut ini faktor yang menjadi penghambat dalam bisnis, terutama bagi para pemula.
Advertisement
Advertisement
1. Kurangnya visi
Semua bisnis memerlukan pernyataan visi tertulis untuk membantu mengarahkan perencanaan dan pengambilan keputusan pengusaha. Jika tidak ada visi yang jelas, sebuah bisnis bisa goyah tanpa arah tertentu. Kurangnya visi merugikan organisasi atau perusahaan mana pun. Bagaimana Sahabat Fimela bisa merencanakan, atau mempunyai strategi bisnis tanpa mengetahui kemana tujuan bisnis yang diinginkan?
2. Tidak ada rencana strategis
Setiap organisasi atau perusahaan memerlukan strategi dan harus memiliki rencana strategis untuk memetakan langkah-langkah dalam mencapai strategi tersebut. Proses perencanaan strategis membantu menjaga visi tetap segar dan bergerak maju. Rencana strategis perlu diperbarui setiap beberapa tahun seiring dengan perubahan pasar, lingkungan, dan fokus.
3. Tidak ada tujuan tertulis
Tidak memiliki sasaran yang cerdas dan akuntabilitas untuk mencapai sasaran tersebut, merupakan salah satu penyebab pasti menghambat pertumbuhan suatu bisnis. Tujuan adalah apa yang membuat rencana strategis terwujud. Tidak menuliskan tujuan, dan memiliki proses manajemen kinerja yang terstruktur untuk mencapai tujuan tersebut, merupakan undangan kegagalan dalam bisnis.
4. Tidak ada keinginan untuk berkembang
Percaya atau tidak, beberapa bisnis tidak memiliki keinginan untuk berkembang. Seiring dengan pertumbuhan, muncul pula kesulitan dan terkadang pemilik bisnis merasa tidak nyaman melakukan perubahan yang diperlukan untuk pertumbuhan. Mempekerjakan karyawan pertama dan menangani masalah manajemen sumber daya manusia adalah contoh dari hambatan yang semakin besar. Area lain yang juga menjadi hambatan adalah mendelegasikan dan mempercayai orang lain untuk melakukan hal-hal sesuai keinginan. Pertumbuhan memerlukan komitmen dari pemilik bisnis.
5. Tidak sesuai dengan kebutuhan pelanggan
Di sinilah banyak bisnis terjebak. Dunia berubah dengan sangat cepat sehingga jika sebuah bisnis tidak memahami ekspektasi pelanggan dan menerapkan sistem untuk melayani pelanggannya, maka pesaing akan melakukannya untuk mereka. Memastikan layanan pelanggan yang baik sangat penting untuk kesuksesan jangka panjang. Faktanya adalah, pelangganlah yang membayar tagihan dan gaji karyawan, jadi sebaiknya Sahabat Fimela mencari tahu apa yang diinginkan dan memberikannya kepada mereka.
6. Gagal berinvestasi kembali dalam bisnis
Ketika sebuah bisnis baru saja dimulai, terkadang sulit untuk berinvestasi kembali ke dalam bisnis tersebut. Namun, jika tidak melakukan hal tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan bisnis. Mengikuti perubahan teknologi dan memperbarui fasilitas adalah contoh area yang dapat menghabiskan banyak sumber daya, namun penting untuk memenuhi harapan pelanggan. Fasilitas yang bersih dan terkini dapat berdampak pada persepsi pelanggan dan loyalitasnya.
7. Gagal mendelegasikan
Seiring berkembangnya bisnis, mempelajari seni delegasi menjadi semakin penting. Penting bagi pemilik bisnis untuk mengembangkan karyawan, mendelegasikan, dan mempercayai orang lain untuk menyelesaikan tugas. Pemilik usaha kecil dapat dengan cepat kewalahan dalam mencoba mengelola setiap aspek bisnis dan belajar untuk mengizinkan orang lain membantu sangat penting pada tahap ini. Usaha kecil yang sukses telah mempelajari keterampilan mengembangkan, mendelegasikan, dan melepaskan hal-hal kecil sehingga mereka dapat terus mendorong visi yang dituju.
8. Tidak mengumpulkan dan percaya data
Mengumpulkan, menganalisis, dan mengambil keputusan berdasarkan data merupakan aspek penting lainnya dalam pertumbuhan usaha baru. Menghadapi ‘fakta brutal’ adalah salah satu aspek terpenting dalam mengelola bisnis kecil. Memahami apa yang diungkapkan data tentang bisnis dapat membawa perubahan dalam praktik atau peningkatan proses. Semua bisnis harus menetapkan faktor penentu keberhasilan untuk membantu memantau dan melacak kinerja menuju tujuan.
9. Tidak memiliki proses pemecahan masalah yang jelasÂ
Ketika usaha baru tumbuh, timbul masalah yang perlu dipecahkan. Sebagai contoh, pertumbuhan ruang kantor yang terlalu besar menimbulkan masalah dalam menemukan ruang kantor baru. Menemukan ruang kantor baru menimbulkan masalah dalam merencanakan tata letak ruang baru. Setelah selesai, perencanaan perpindahan kantor perlu dilakukan. Sebuah bisnis perlu memiliki proses terstruktur untuk perencanaan dan pemecahan masalah. Memiliki kepemimpinan yang baik, ditambah dengan proses yang baik, dapat menghasilkan pemecahan masalah yang berhasil.
Â
Penulis: Miftah DK.
#Unlocking The Limitless