Fimela.com, Jakarta Dalam sebuah hubungan, perbedaan pendapat tentu tidak dapat dihindari. Namun, perbedaan pendapat atau perselisihan tidak dapat menjadi alasan untuk bertengkar tanpa akhir. Belakangan ini, masyarakat tengah hangat mendiskusikan perihal fexting. Nah, apakah Sahabat Fimela tahu apa itu fexting?
Komunikasi adalah kunci dari keberhasilan sebuah hubungan. Saling bertukar pesan melalui ponsel sudah menjadi bagian dari keseharian kita, termasuk ketika sedang bertengkar dengan pasangan.Dilansir dari Times Entertainment by The Times of India, fexting adalah sebuah gabungan dari kata fight dan texting.
Bertengkar melalui pesan umum terjadi, tetapi apabila terjadi secara berlarut-larut, tentu akan memberikan efek buruk bagi hubungan. Dilansir dari The Everygirl, inilah dampak buruk dari fexting.
Advertisement
Advertisement
Sulit untuk memahami satu sama lain
Bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan nada suara adalah tiga hal yang berperan penting dalam sebuah komunikasi. Sayangnya, kita tidak bisa mendapatkan itu semua saat berkomunikasi melalui teks. Kita tidak bisa betul-betul mengetahui apakah lawan bicara kita betul-betul marah karena kita tidak bisa melihat wajahnya.
Kita tidak bisa mengetahui intensi baik atau buruk dari seseorang karena kita tidak dapat mendengar nada bicara dan gerak tubuhnya. Hal tersebut dapat menyebabkan pertengkaran yang semakin sengit karena kita tidak sepenuhnya mengetahui kondisi pasangan kita di seberang sana.
Dapat berujung pada kesalahpahaman
Saat berkomunikasi melalui teks, kita bisa berusaha keras untuk bertindak dengan sangat hati-hati dan bertutur sejelas mungkin, tetapi pada akhirnya hanya akan ada kesalahpahaman. Saat melakukan komunikasi tatap muka, kita bisa dengan mudah menyampaikan apa yang kita ingin sampaikan dan meluruskan apa yang tidak benar.
Pasangan kita juga dapat menanyakan hal-hal yang masih diragukan dan dapat mendapatkan jawaban yang jelas secara langsung. Pertengkaran akan menjadi hebat ketika tidak ada informasi yang jelas dan kedua pihak terus salah paham dengan maksud satu sama lain.
Cara menghindari fexting dalam hubungan
Dilansir dari Verywellmind, berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari adanya fexting karena dampak buruknya yang diberikan pada keberlangsungan sebuah hubungan.
Hentikan pembicaraan
Ketika sebuah pembicaraan sudah terlihat akan berakhir pada pertengkaran, Sahabat Fimela dapat segera menghentikannya sebelum berlanjut lebih jauh. Tidak perlu takut, menghentikannya adalah langkah yang baik agar tidak bertengkar tanpa arah melalui teks. Berikut adalah beberapa kalimat yang dapat digunakan untuk menghentikan pembicaraan:
- Sepertinya topik ini tidak bisa dibahas melalui pesan
- Ada kesalahpahaman di sini dan sepertinya aku tidak akan paham jika hanya disampaikan melalui pesan
- Situasi ini sepertinya hanya akan berujung negatif. Kita berhenti sampai di sini saja dan lanjutkan di lain waktu.
Ajukan alternatif
Sahabat Fimela dapat mengajukan alternatif untuk tidak membicarakannya melalui teks. Sahabat Fimela dapat mengajaknya untuk melakukan panggilan suara dan menjelaskan semuanya. Selain itu, Sahabat Fimela dapat mengajaknya untuk bertemu langsung dan meluruskan kesalahpahaman yang ada. Apabila tidak memungkinkan, mintalah waktu untuk masing-masing berpikir sendiri dan merefleksi diri.
Jauhkan diri dari ponsel
Jika pasangan Sahabat Fimela tidak mendengarkan untuk menyudahi pertengkaran yang ada di ruang obrolan atau Sahabat Fimela merasa tidak ada ujung dari pertengkaran yang terjadi, cara yang paling baik adalah dengan mematikan ponsel dan jauhkan diri darinya.
Dengan melepas ponsel dari genggaman, kita akan merasa tenang. Sahabat Fimela dapat menarik napas dengan tenang, memproses semuanya dengan baik, menenangkan saraf-saaaf yang tegang, dan dapat kembali dengan kepala dingin. Jika sudah berkepala dingin, Sahabat Fimela dapat menyampaikan apa yang ingin disampaikan pada pasangan tanpa memicu pertengkaran.
Penulis: FIMELA Karina Alya
#Unlocking The Limitless