5 Cara Menggunakan MBTI untuk Pengembangan Diri di Dunia Kerja

single — Ilustrasi 5 Cara Menggunakan MBTI untuk Pengembangan Diri di Dunia Kerja/copyrightshutterstock/paulaphoto

Fimela.com, Jakarta MBTI atau Myers-Briggs Type Indicator adalah sebuah alat pengukur kepribadian yang sangat populer di dunia psikologi. Alat ini didasarkan pada teori yang dikemukakan oleh Carl Jung tentang tipe kepribadian. MBTI dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk pengembangan diri di dunia kerja.

Tujuan utama MBTI adalah untuk mengidentifikasi dan menggolongkan individu ke dalam 16 tipe kepribadian yang berbeda. Setiap tipe kepribadian memiliki karakteristik yang unik dan memberikan wawasan tentang cara seseorang memahami, berinteraksi, dan mengambil keputusan di dunia sekitarnya. MBTI mengukur empat dimensi utama, yaitu Extraversion (E) vs Introversion (I), Sensing (S) vs Intuition (N), Thinking (T) vs Feeling (F), dan Judging (J) vs Perceiving (P).

Melalui kombinasi empat dimensi ini, MBTI dapat memberikan wawasan yang berharga tentang cara seseorang berinteraksi dan beroperasi dalam dunia kerja. Mengetahui tipe kepribadian dapat membantu memahami kekuatan dan kelemahan sendiri, preferensi kerja, dan gaya komunikasi. Berikut cara menggunakan MBTI untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kinerja di dunia kerja:

TERKAIT: Menebak Kepribadian Berdasarkan Buah Favorit, Yuk Cek di Sini!

Cara Menggunakan MBTI

1. Pahami Tipe Kepribadian

Langkah pertama dalam menggunakan MBTI untuk pengembangan diri di dunia kerja adalah memahami tipe kepribadian. MBTI mengelompokkan kepribadian manusia ke dalam 16 tipe berbeda berdasarkan empat dimensi: ekstrovert/introvert, sensing/intuition, thinking/feeling, dan judging/perceiving. Melalui tes MBTI, dapat menemukan tipe kepribadian yang paling sesuai. Dalam dunia kerja, memahami tipe kepribadian akan membantu memahami cara terbaik untuk berkomunikasi, bekerja, dan berinteraksi dengan orang lain.

2. Kenali Kekuatan dan Kelemahan Kepribadian

Setelah menemukan tipe kepribadian, langkah selanjutnya adalah menggali lebih dalam mengenai kekuatan dan kelemahan yang melekat pada tipe kepribadian tersebut. Setiap tipe kepribadian memiliki karakteristik unik yang dapat menjadi kekuatan atau kelemahan di tempat kerja. Misalnya, seorang tipe INTP (Introvert, iNtuition, Thinking, Perceiving) cenderung sangat analitis dan kritis, yang dapat menjadi kelebihan dalam menyelesaikan masalah kompleks. Namun, mereka juga cenderung kurang berfokus pada detail dan dapat terlalu kritis terhadap ide orang lain. Dengan memahami kekuatan dan kelemahan, dapat lebih mengoptimalkan potensi diri dan menghindari potensi masalah di tempat kerja.

3. Identifikasi Karir yang Cocok

MBTI juga dapat membantu dalam mengidentifikasi karir yang cocok dengan tipe kepribadian. Setiap tipe kepribadian cenderung memiliki preferensi dalam gaya komunikasi, gaya bekerja, dan lingkungan kerja yang ideal. Sebagai contoh, seorang tipe ISFJ (Introvert, Sensing, Feeling, Judging) mungkin lebih cocok dalam pekerjaan yang membutuhkan kecermatan, kepedulian terhadap orang lain, dan bekerja dengan detail. Dengan mengetahui tipe kepribadian, dapat lebih efektif dalam mencari dan memilih karir yang sesuai dengan minat dan kemampuan.

Cara Menggunakan MBTI

4. Mengenali Kepribadian Rekan Kerja dan Atasan

Selain mengenal diri sendiri, menggunakan MBTI juga membantu untuk mengenali kepribadian rekan kerja dan atasan. Dengan memahami tipe kepribadian orang lain, dapat lebih baik dalam berkomunikasi dan bekerja sama dengan mereka. Misalnya, jika bekerja dengan seorang tipe ENTJ (Extrovert, iNtuition, Thinking, Judging) yang cenderung sangat analitis dan rasional, dapat menyesuaikan gaya komunikasi untuk menjadi lebih terfokus dan logis saat bertukar ide dengan mereka.

5. Mengembangkan Keterampilan yang Diperlukan

Melalui MBTI, juga dapat mengidentifikasi keterampilan tertentu yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan kinerja di dunia kerja. Misalnya, jika Sahabat Fimela adalah seorang tipe ESFJ (Extrovert, Sensing, Feeling, Judging) yang sangat peduli terhadap orang lain, mungkin perlu mengembangkan kemampuan untuk mengelola konflik atau mengambil keputusan yang lebih objektif. Dengan mengenali area pengembangan ini, dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk meningkatkan keterampilan yang diperlukan.