Fimela.com, Jakarta Banyak yang menyebutnya seorang feminis, tetapi ia sendiri memilih disebut sebagai seorang humanis. Dalam gerakan modernis dalam sastra, Virginia Woolf (1882-1941) dikenal sebagai seorang penulis dan esais asal Inggris yang dianggap sebagai salah satu penulis terbesar abad ke-20 dan merupakan salah satu tokoh penting di era tersebut. Perempuan yang lahir dengan nama Adeline Virginia Stephen pada 25 Januari 1882 di London dikenal melalui karya-karya inovatifnya yang sering mengeksplorasi kesadaran dan subjektivitas manusia.
"A Room of One's Own" (1929) merupakan salah satu karya pentingnya. Karya esai panjang ini merupakan salah satu karya Woolf yang masih relevan dengan perkembangan zaman hingga saat ini. Dalam tulisannya di kumpulan esai ini, ia berpendapat bahwa perempuan membutuhkan ruang pribadi dan kebebasan finansial untuk menciptakan karya seni yang hebat. Lebih dalam lagi ia membahas soal perempuan dan fiksi. Terlebih karena pada era dia hidup, perempuan masih butuh ruang yang lebih luas untuk bisa berekspresi dan berkarya. Kesempatan bagi perempuan untuk berkembang dan diakui pun masih terbatas.
Advertisement
Advertisement
Ruang Milik Sendiri
Judul: Ruang Milik Sendiri
Penulis: Virginia Woolf
Penerjemah: Khoiril Maqin
Naskah Sumber: Virginia Woolf, A Room of One's Own
Editor: Cep Subhan KM
Penata letak: @dazdsgn
Perancang sampul: @sukutangan
Cetakan kedua, Desember 2021
CV Jalan Baru, Didistribusikan oleh Berdikari Book
"Yang bisa kulakukan hanya memberimu pendapat tentang satu hal kecil—seorang perempuan harus memiliki uang dan ruang sendiri jika ia ingin menulis fiksi; dan seperti yang akan kau lihat, tetap menyisakan masalah besar yang tak terpecahkan soal apa itu perempuan dan apa itu fiksi. Aku mengabaikan tugas untuk menyimpulkan dua pertanyaan ini—perempuan dan fiksi, sejauh yang aku ketahui, tetap masalah yang belum terpecahkan." (hlm. 2)
"Fiksi harus tetap berpegang teguh pada fakta, dan semakin benar fakta maka semakin baik pula fiksi—demikian kita diberitahu." (hlm. 16)
"Melakukan pekerjaan yang tak ingin kita kerjakan, dan melakukannya seperti budak, menyanjung dan menjilat, kadang memang tak perlu tetapi tampaknya perlu dan taruhannya terlalu besar untuk menanggung risiko; memikirkan pekerjaan itu seperti menyembunyikan maut—kecil tapi melelahkan—lenyap menubuh dalam diriku, juga jiwaku, semua ini menjadi seperti karat yang menggerogoti mekarnya bunga musim semi, menghancurkan pohon tepat di jantungnya." (hlm. 42)
"Dalam keadaan macam apa perempuan hidup? Aku bertanya pada diri sendiri; fiksi itu karya imajinatif, tak dijatuhkan seperti kerikil di atas tanah, seperti mungkin demikianlah sains; fiksi seperti jaring laba-laba, melekat sangat ringan, tapi masih terkait pada kehidupan di keempat sudutnya." (hlm. 47)
Enam esai dalam buku ini merupakan hasil pemikiran dan perenungan Virginia Woolf tentang perempuan, seni, sastra, hingga kebebasan dalam berekspresi dan aktualisasi diri. Bahkan ia juga menyampaikan kritik soal bagaimana kaum perempuan masih dianggap dan dipandang sebagai kaum marjinal. Perempuan belum sepenuhnya memiliki ruang yang cukup untuk bisa menuangkan isi pikiran atau membuat perubahan yang bisa diakui oleh masyarakat.
Virginia Woolf memiliki pengaruh yang besar, khususnya dalam mengubah cara pandang soal menulis fiksi hingga diskusi penting soal gender dan identitas. Buah pemikirannya sering menyoroti ketidakadilan yang masih sering dialami oleh perempuan. Dia pun sangat mendorong pemenuhan kesetaraan gender yang adil.
Ruang Milik Sendiri (A Room of One's Own) merupakan karya yang masih sangat relevan hingga kini. Dikenal menggunakan teknik alur kesadaran untuk menggambarkan aliran pikiran karakter-karakternya dengan cara yang lebih mendalam dan realistis, Virginia Woolf memiliki gaya penulisan yang khas.
Membaca dan memahami kumpulan esai dalam buku ini memang butuh kejelian tersendiri. Ada sejumlah poin yang mungkin sulit kita pahami terkait narasi dan buah pemikirannya. Sejumlah nama yang kemungkinan besar adalah tokoh-tokoh sastra terkenal pada zamannya juga perlu kita cermati agar lebih paham dengan hal-hal yang disampaikan oleh Virginia Woolf.
Meskipun demikian, menggabungkan narasi fiksi dengan analisis kritis dan refleksi pribadi, argumen-argumen yang disampaikan Woolf dalam kumpulan esai ini terasa lebih hidup. Woolf mengeksplorasi bagaimana konstruksi sosial tentang gender mempengaruhi kehidupan dan karya perempuan. Menurut pandangan dan pendapatnya, perempuan harus melampaui batasan-batasan gender yang dikenakan oleh masyarakat untuk bisa terus berkembang.
Terkait sejarah perempuan dalam sastra, Woolf memaparkan bagaimana masih banyak perempuan yang sebenarnya berbakat tetapi tidak punya kesempatan atau fasilitas untuk menerbitkan karya-karya mereka. Bahkan kesempatan untuk menulis bagi perempuan juga masih benar-benar terbuka luas. Ia pun membayangkan "saudara perempuan Shakespeare," seorang perempuan dengan bakat yang setara dengan Shakespeare tetapi sayangnya tidak pernah dikenal karena terhalang oleh norma sosial dan kendala gender pada zamannya.
Bagi Sahabat Fimela yang menyukai karya-karya Virginia Woolf atau menggemari tulisan-tulisan bertema perempuan dalam berkarya, Ruang Milik Sendiri (A Room of One's Own) bisa menjadi rekomendasi yang menarik. Kumpulan esai dalam buku ini memberi wawasan dan pandangan yang menarik bahkan bisa menggugah kita sebagai perempuan untuk bisa lebih berani dalam berkarya dan berekspresi.