Fimela.com, Jakarta Suzy Hutomo, nama yang dekat dengan lingkungan hidup baru saja berbincang dengan FIMELA sebagai sosok Fimela Figure di bulan ini. Suzy Hutomo adalah Owner dan Chairperson The Body Shop Indonesia, sekaligus aktivis lingkungan yang perjuangannya seakan tak kenal lelah.
Kesadaran Suzy Hutomo untuk menjaga lingkungan telah dimulai sejak kecil. Masa kecil Suzy Hutomo dihabiskan di alam, terutama laut dan gunung.
Menghabiskan waktu di alam telah menjadi keseharian dari Suzy Hutomo sejak ia kecil. Menginjak usia remaja, Suzy Hutomo memutuskan untuk turut serta di komunitas lingkungan hidup dan pecinta alam.
Advertisement
"Orangtua saya itu dari dulu kalau liburan ngajaknya ke gunung, kalau nggak ke laut. Mereka kan dari Makassar, jadi saya itu dari dulu kalau main ya di alam," kenang Suzy Hutomo.
Bahkan sejak 2 tahun lalu, di tengah gempuran pandemi COVID-19, Suzy Hutomo 'melahirkan' Eco Tourism Bali. Eco Tourism Bali merupakan sebuah usaha sosial yang berfokus pada pariwisata yang keberlanjutan atau sustainable tourism di Bali.
Tentu bukan hal yang mudah untuk terus bergerak sadar akan lingkungan di sekitar, sehingga konsistensi mungkin adalah satu kata yang tepat untuk menggambarkan perjalanan Suzy Hutomo sebagai seorang aktivis lingkungan. Menurutnya, kesadaran adalah langkah awal yang baik untuk memulai menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik.
"Mungkin karena saya sangat mengerti apa yang sedang terjadi, dengan saya bergabung ke dalam berbagai komunitas lingkungan hidup, saya jadi paham apa yang sedang terjadi dengan lingkungan kita. Tapi yang membuat saya benar-benar terbangun karena seorang teman pernah bilang, "If you have concern, you have to do something." Jadi saya menjalani hidup adalah dengan melakukan hal-hal yang saya percaya."
Suzy Hutomo juga menegaskan bahwa dirinya adalah pribadi yang melakukan sesuatu berdasarkan nilai-nilai yang dipegang teguh olehnya. Dan ini termasuk soal menjaga lingkungan hidup.
"Saya nggak bisa kalau saya punya value system tertentu, tapi saya tidak melakukannya, itu kan berarti tidak berdamai dengan diri sendiri ya."
Nilai inilah yang akhirnya juga diterapkan oleh Suzy Hutomo di The Body Shop Indonesia. Keinginannya adalah membangun sebuah bisnis yang tidak hanya memiliki nilai finansial, tapi juga mampu memberikan dampak positif kepada dunia yang didiaminya.
"Value system di The Body Shop cukup jelas lah, tentang lingkungan, tentang animal testing, lalu kita bersama berusaha mengimplementasikannya. Kami di The Body Shop Indonesia punya courage, passion, integrity, caring, dasar-dasar dari value system yang kita terapkan. Jika kita ingin dunia menjadi tempat yang lebih baik, kita harus menjadi orang pertama dulu yang memulainya, dengan dasar-dasar tadi. Karena kalau nggak ada dasarnya tadi, ini akan sekedar jadi lip service aja."
Suzy Hutomo juga menceritakan bagaimana berbagai kebijakan di The Body Shop Indonesia sangat turut mendukung jalannya dalam berkesadaran akan lingkungan hidup. Para karyawan di The Body Shop Indonesia tidak boleh membawa atau menggunakan plastik selama berada di kantor.
"Setiap karyawan kita kasih satu set, mulai dari tumblr sampai tote bag. Lalu, kita mengharuskan setiap karyawan untuk voluntary selama 8 jam minimal dalam setahun. Dan ini harus terdaftar, harus dicatat agar kita bisa monitor. Kalau brand ada campaign, kita juga mengundang expert untuk berbicara dengan karyawan, jadi isu-isu yang kita kampanyekan bisa dimengerti dan didukung oleh seluruh karyawan."
Jalan hidup Suzy Hutomo yang akhirnya membawanya menyandang title sebagai seorang pahlawan lingkungan, bahkan tak membuatnya lantas berbangga diri dan berhenti. Baginya, selama bisa menyebarkan pesan yang tepat dan mendorong lebih banyak orang untuk turut hidup berkesadaran akan lingkungan, sudah cukup membuat Suzy Hutomo senang.
Advertisement
Langkah-langkah untuk memiliki gaya hidup berkesadaran akan lingkungan hidup
Keinginan Suzy Hutomo ini tampaknya telah membuahkan hasil. Diakuinya bahwa generasi yang lebih muda saat ini telah memiliki kesadaran yang lebih baik, dibandingkan dulu.
Kehadiran media sosial menurut Suzy Hutomo sangat membantu membangun kesadaran generasi muda saat ini akan lingkungan hidup. Tapi Suzy Hutomo menegaskan bahwa kesadaran yang sudah terbangun ini harus diikuti oleh beberapa hal lainnya.
"Awareness ini harus diikuti dengan interest. Interestnya juga sudah baik. Tapi interest ini juga harus diikuti dengan decision, nah decision ini yang belum begitu jalan di kita. Mungkin nanti ada orang yang decision, tapi action-nya cuma 50% and that's okay."
Isu lingkungan hidup yang paling mendesak di Indonesia
Suzy Hutomo juga sempat mengemukakan fakta tentang isu lingkungan hidup di Indonesia yang paling mendesak, ialah masih soal sampah plastik. Faktanya, sampah plastik tidak pernah berkurang, justru terus meningkat.
"Apa kamu melihat bahwa sampah plastik berkurang? Itu meningkat loh. Ingat nggak waktu COVID? Semua hal diplastikin. Ditambah kita punya waste management belum baik, lalu gimana kita mau recycling kalau sampah nggak dipilah? Dan ini membuat orang lebih senang beli plastik dari luar negeri."
Isu lingkungan kedua yang mendesak adalah soal perubahan iklim. Fakta menarik yang kemudian dipaparkan oleh Suzy Hutomo bahwa sampah plastik berkaitan erat dengan perubahan iklim yang terjadi.
"Nggak banyak orang tahu bahwa plastik itu dibuat dari minyak bumi. Belum lagi, proses pembuatan plastik itu kan air semua. Coba kamu bayangkan perusahaan yang memproduksi air dalam kemasan. Sesudah dipakai, apa yang terjadi? Hanya jadi sampah plastik yang merusak lingkungan dan berakhir di laut."
Ini yang kemudian membuat Suzy Hutomo tidak lagi mengonsumsi air minum dalam kemasan. Kemanapun pergi, Suzy Hutomo selalu berusaha membawa tumblr atau botol kaca sendiri.
Sebagai seorang owner brand kecantikan, sekaligus aktivis lingkungan, Suzy Hutomo juga memberi tanggapan tentang dampak ekologis dari proses produksi perusahaan-perusahaan kecantikan, khususnya yang di dalam negeri. Menurutnya, menjadi PR bersama untuk memikirkan keberlanjutan, yang termasuk di dalamnya adalah dampak proses produksi.
"Beauty itu salah satu produsen plastic waste. Karena itu, di The Body Shop kita melakukan beberapa hal, pertama kita melakukan recycle plastik, kedua kita sekarang banyak pakai kemasan kaca, ketiga cap-nya semua kita pakai aluminium karena aluminium adalah bahan yang paling mudah direcycle. Ini hal-hal yang harus dipikirkan para owner brand, bukan cuma omset aja, tapi juga dampak dari perusahaan yang dijalankan."
Diakui oleh Suzy Hutomo bahwa memulai gaya hidup berkesadaran akan lingkungan hidup bukan hal yang mudah dilakukan. Tapi pertanyaan yang kemudian diajukan olehnya adalah mengapa tak melihat ini sebagai sebuah tantangan yang baik?
"Nggak ada yang sempurna, semua ada perjalanannya. Saya nggak sempurna, The Body Shop juga nggak sempurna, nggak ada yang sempurna. Tapi untuk melanjutkan perjalanan ini, kita perlu komitmen, rencana, hingga training karyawan dan ini yang paling menantang. Lalu, bagaimana kita terus mempertahankan semangat di masa-masa yang sulit, seperti penjualan lagi nggak bagus. Dan jika kamu sudah punya satu komunitas yang concern dengan suatu hal, memberikan edukasi yang merata itu juga satu hal ya."
Advertisement
Harapan Suzy Hutomo terhadap generasi muda
Tak ketinggalan Suzy Hutomo juga memberikan kisi-kisi bagi kamu, Sahabat FIMELA yang mulai sadar dan ingin melakukan sesuatu untuk turut serta menjaga lingkungan. Kuncinya adalah membangun ketertarikan dengan mencari tahu lebih banyak.
Ketika ditanya tentang hal yang diinginkan dan belum kesampaian hingga sekarang, jawaban Suzy Hutomo juga menarik untuk disimak.
"Saya sangat anti sama batu bara. Jadi pengennya suatu hari bisa bikin The Body Shop ini satu hari 100% green energy, 100% recycling, sekarang sudah jalan, tapi belum 100%. Rumah saya juga pengennya one day bisa 100% sollar. Semua isu lingkungan yang kita bicarakan itu dari batu bara."
Di akhir bincang-bincang, Suzy Hutomo juga sempat mengungkapkan harapannya untuk generasi muda, khususnya berkaitan dengan kesadaran akan lingkungan hidup. Suzy Hutomo berharap lebih banyak orang tak hanya memiliki kesadaran, tapi juga mampu berpikir untuk jangka yang lebih panjang ke depan.
"Generasi sekarang ini banyak sekali pressurenya, tapi kita juga jangan lupa dengan alam. Dari setiap hal-hal yang kita lakukan, mulailah untuk memikirkan dampak lingkungannya, seperti beli mobil, beli baju, minum air, semuanya. Mulailah untuk lebih berkesadaran bahwa setiap pilihan yang kita ambil punya dampak," tutup Suzy Hutomo.