Fimela.com, Jakarta Mungkin sulit bagi kita mengetahui niat hati sebenarnya dalam diri seseorang. Terkadang kita bisa bertemu dengan orang-orang yang baik dan tulus, atau justru sebaliknya, bertemu dengan orang-orang yang baiknya tidak tulus, bahkan hanya berpura-pura. Jika bisa diwujudkan dalam kalimat "Dalamnya hati siapa yang tahu, apa yang tampak dari luar bisa saja berbeda di dalam."
Tapi kita seringkali tak bisa menghindari bertemu dengan tipe orang-orang seperti ini. Karena itu, sebaiknya kita belajar dan lebih perhatian manakah orang-orang yang dapat kita percaya dan mana yang tidak, karena kebaikan seseorang mungkin tidak sepenuhnya tulus. Ini dia tandanya.
Advertisement
1. Bersikap baik hanya untuk dipuji
Jika kebaikan seseorang ternyata palsu, maka bisa dilihat kalau kebaikannya diperlihatkan hanya agar mendapat pujian atau sanjungan. Ia hanya melakukan kebaikan ketika ada banyak mata orang memandang atau karena ada suatu acara tertentu yang berpotensi menaikkan citra dirinya. Sebisa mungkin, banyakorang bisa melihatnya melakukan 'kebaikan'. Jika tidak, maka sesungguhnya ia hanya akan bersikap acuh tak acuh bahkan cenderung membuang muka pada orang-orang yang butuh bantuan.
2. Tersenyum di depan, di belakang menghujat
Jika bertemu dengan orang yang pura-pura baik dalam lingkaran pertemananmu, jangan terkejut ketika ia tersenyum di depanmu tapi sebenarnya menghujat di belakangmu. Orang-orang yang berandiwara sebagai "si baik" biasanya justru menjadi provokator atau "kompor" dalam percakapan yang tujuannya adalah mengumbar aibmu. Mereka tidak benar-benar tersenyum karena tulus ingin berbuat baik atau peduli, tapi untuk menutupi keburukan di hati.
Advertisement
3. Pura-pura perhatian tapi palsu
Jangan mudah terlena dan percaya dengan kata-kata banyak orang di sekitarmu, apalagi jika mereka hanya mendekat ketika kamu berada di saat terbaikmu. Sikap baik seseorang seringkali tersamarkan karena ia memberi perhatian penuh padamu dengan memberi sesuatu atau mengucap pujian berlebihan. Tapi kamu akan tahu perhatian itu palsu ketika kamu mengalami hal buruk, mereka akan terlihat menjauh dengan sendirinya.
4. Memberi saran tapi sebenarnya menjerumuskan
Ketika kamu memercayai seseorang, maka kamu akan mudah memercayai saran dan nasihatnya. Hati-hati jika kamu adalah orang yang gampang ditipu dan dimanfaatkan, karena rentan memercayai saran yang sebenarnya menjerumuskan. Kamu harus tetap memiliki pendirian atau memiliki pemikiran dan pertimbanganmu sendiri, karena pada akhirnya kamulah yang bertanggung jawab atas hidupmu. Baik buruknya sesuatu kamulah yang menanggung risikonya.
Advertisement
5. Kebaikannya butuh pamrih
Terkadang kebaikan itu palsu karena mereka menuntut balas budi. Kebaikan itu butuh pamrih sehingga kurang tulus dan ikhlas saat dilakukan. Bukan bermaksud mengecilkan kebaikan yang ditunjukkan, karena bersikap baik tetap lebih baik ketimbang tidak sama sekali. Namun ketika kemudian ia menagih pamrih karena telah melakukan sesuatu untukmu, sebaiknya berhati-hati, karena kebaikannya selama ini ternyata hanya sandiwara belaka. Lebih baik tidak perlu menerima kebaikan orang jika pada akhirnya hanya akan mencelakaimu.
6. Sikapnya tidak konsisten
Orang yang baiknya palsu biasanya punya sikap yang gampang berubah-ubah, sebentar baik sebentar buruk. Terkadang juga manipulatif dan pasif agresif sehingga kamu bingung dan lelah berada di dekatnya. Orang-orang yang hanya menyebabkan lelah hati dan batin bagimu, pasti bukan pengaruh yang baik. Jadi sebaiknya batasi pergaulan, bahkan jika kamu tidak bisa menunjuk secara pasti apa yang membuatmu tak nyaman dengannya.
Jika semua hal di atas yang tampak pada diri seseorang yang baik padamu, sebaiknya batasi interaksi karena kebaikannya bisa jadi belum tulus padamu.
#Unlocking The Limitless