Fimela.com, Jakarta Di era gangguan dan stimulasi berlebihan dalam bentuk konten menarik yang terus-menerus mengalir di media sosial dan internet, biasanya otak merasa terkuras dan lelah. Konsep ‘detoksifikasi dopamin’ atau puasa dopamin dengan cepat mendapatkan popularitas di kalangan generasi z dan milenial yang pada dasarnya berarti istirahat dari rangsangan eksternal yang mendorong perilaku kompulsif.
Dopamin, seperti yang diketahui adalah ‘hormon bahagia’ yang terkait dengan kesenangan, penghargaan, dan motivasi yang membuat Sahabat Fimela terus maju dan berusaha keras untuk mencapai sesuatu. Neurotransmitter penting, ketidakseimbangan dopamin, atau terlalu banyak kurang hormon dalam alirah darah yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental. Kadar dopamin yang rendah dikaitkan dengan gangguan otak dan masalah kesehatan mental seperti penyakit depresi, parkinson’s disease, dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), sedangkan kadar dopamin yang tinggi dapat membuat manusia melakukan aktivitas impulsif.
Jika Sahabat Fimela mendapati diri terpikat pada video Instagram atau TikTok, Facebook, dan WhatsApp, hal ini mungkin berkaitan dengan jalur kesenangan otak yang tetap super aktif saat kamu menelusuri konten yang membuat ketagihan tersebut. Hal ini membuat kamu tetap terlibat dan terstimulasi selama berjam-jam bersama namun berakhir menguras tenaga, sampai-sampai kamu tidak dapat fokus pada tugas-tugas produktif yang ada.
Advertisement
Para ahli mengatakan bahwa dengan membatasi rangsangan eksternal dan membiarkan diri merasa bosan atau tidak puas, kamu dapat mengendalikan dorongan tidak wajar untuk menikmati kesenangan dan menggantinya dengan kebiasaan sehat yang cenderung membuat lebih puas dan bahagia dalam jangka panjang. Salah satu cara yang bisa Sahabat Fimela lakukan adalah detoks dopamin dan mendapatkan manfaatnya bagi otak.
Advertisement
Mengenal detoks dopamin dan cara kerjanya
Detoks dopamin merupakan upaya untuk tidak terlibat dalam kegiatan yang menghasilkan dopamin, yang bertujuan untuk mengurangi respon otak terhadap pengalaman positif. Tindakan ini umumnya menghindari rangsangan sehari-sehari, seperti penggunaan media sosial, mengurangi konsumsi gula, atau menghindari kebiasaan impulsif lainnya.
Selama detoks dopamin, seseorang menghindari pemicu dopamin untuk jangka waktu tertentu, mulai dari 1 jam hingga beberapa hari. Detoksifikasi dopamin mengharuskan seseorang untuk menghindari segala jenis gairah, khususnya dari pemicu kesenangan.
Idealnya, pada akhir detoks, seseorang akan merasa lebih terpusat seimbang, dan tidak terlalu terpengaruh oleh pemicu dopamin yang biasa mereka alami. Namun, penting untuk dicatat bahwa detoksifikasi dopamin yang sebenarnya, di mana seseorang berhasil menghentikan semua aktivitas dopamin di otak. Melakukan hal ini mungkin mempunyai dampak positif bagi mereka yang menerapkan praktik ini dari waktu ke waktu.
Manfaat detoks dopamin untuk otak
Melansir dari Hindustan Times, inilah kata Dr. Chandni dan Dr. Jyoti Kapoor mengenai manfaat detoks dopamin untuk otak.
1. Meningkatkan fokus dan produktivitas
Dengan menghilangkan gangguan dan aktivitas yang menawarkan kepuasan instan, detoksifikasi dopamin dapat membantu meningkatkan produktivitas secara keseluruhan, memungkinkan keterlibatan lebih dalam tugas-tugas yang bermakna.
2. Meningkatkan stabilitas emosional
Detoksifikasi dapat mengurangi naik turunnya emosi yang terkait dengan lonjakan dan penurunan dopamin, sehingga menghasilkan suasana hati yang lebih stabil.
3. Meningkatkan kepekaan terhadap kesenangan
Dengan tidak melakukan aktivitas yang sangat merangsang untuk sementara waktu, reseptor dopamin di otak mungkin menjadi lebih sensitif terhadap kesenangan alami sehari-hari. Sensitivitas yang meningkat ini dapat mengarah pada apresiasi yang lebih besar terhadap aktivitas yang lebih sederhana dan sistem penghargaan yang lebih seimbang.
Advertisement
4. Meningkatkan regulasi suasana hati
Dopamin memainkan peran penting dalam pengaturan suasana hati, dan ketidakseimbangan kadarnya telah dikaitkan dengan gangguan suasana hati. Para pendukung detoksifikasi dopamin berpendapat, bahwa dengan menyeimbangkan kembali sistem penghargaan otak, individu dapat mengalami suasana hati yang lebih stabil dan teratur, sehingga mengurangi kemungkinan perubahan suasana hati dan naik turunnya emosi.
5. Mengurangi ketergantungan pada kepuasan instan
Melakukan aktivitas yang memberikan kepuasan instan, seperti menelusuri media sosial atau bermain video game, dapat menciptakan siklus ketergantungan. Detoksifikasi dopamin bertujuan untuk memutus siklus ini, mendorong individu untuk menemukan kepuasan dalam aktivitas yang membutuhkan kesabaran, usaha, dan imbalan yang tertunda. Seiring berjalannya waktu, perubahan ini dapat mengurangi ketergantungan pada sumber kesenangan langsung.
6. Perhatian dan refleksi
Istirahat dari rangsangan berlebihan selama detoks dopamin memberikan kesempatan untuk perhatian dan refleksi diri. Terlibat dalam aktivitas seperti meditasi, menulis jurnal, atau sekadar menghabiskan waktu di alam dapat menumbuhkan hubungan yang lebih dalam dengan pikiran dan emosi seseorang, sehingga berpotensi mengarah pada pemahaman yang lebih baik tentang diri sendiri dan meningkatkan kesejahteraan mental.
Penulis: Miftah DK
#Unlocking The Limitless