Fimela.com, Jakarta Pengalaman yang buruk di masa lalu, kepribadian, atau ancaman eksternal bisa memicu rasa takut dan stres. Situasi stres, tertekan, traumatis, atau bahaya akan memicu respon alami dari tubuh. Ini adalah mekanisme pertahanan alami yang melibatkan reaksi biologis dan psikologis. Respon inilah yang kemudian dikenal dengan respon trauma.
Respon trauma akan hilang dengan sendiri jika sumber rasa takut atau stres sudah hilang. Apabila rasa takut dan stres ini bertahan lama, maka respon trauma menjadi terlalu aktif dan menimbulkan perbedaan pengambilan sikap. Secara umum, terdapat 4 jenis respon trauma. Dilansir dari health.com, berikut adalah penjelasan dari keempat respon trauma tersebut:
Advertisement
Fight
Saat tubuh mendeteksi adanya ancaman, naluri spontan mengaktifkan respon perlawanan. Respon ini bisa bersifat agresif dan mempengaruhi tubuh Sahabat Fimela. Antara lain, yakni detak jantung menjadi lebih cepat, rahang menegang, perasaan marah, keinginan untuk menyerang secara fisik, keinginan untuk berteriak, hingga rasa gelisah yang berlebihan. Tidak jarang juga respon trauma jenis ini melakukan perlawanan berupa perkelahian secara fisik maupun verbal.
Flight
Berbeda dengan respon fight, respon kali ini lebih cenderung ingin menyelatkan diri dari ancaman yang ada. Detak jantung akan berdetak cepat dan ada dorongan dari diri untuk segera melarikan diri dari sumber ancaman. Jenis respon ini dapat berupa rasa panik, gelisah dan sulit tenang, menghindar dari sumber ancaman, hingga lari.Â
Advertisement
Freeze
Saat merasa takut dan stres terkadang Sahabat Fimela meraasa tidak tahu apa yang harus dilakukan. Tubuh mendadak berhenti bekerja. Inilah yang disebut dengan respon freeze. Respon satu ini bisa berupa merasa tubuh mati rasa, kehilangan kontrol atas tubuh, merasa sulit berbicara, tidak mampu mengambil keputusan, dan kesulitan berkonsentrasi. Jenis respon trauma ini biasanya dialami olehorang-orang dengan tingkat kecemasan dan trauma yang tinggi, seperti korban pelecehan seksual dan korban kekerasan.
Fawn
Alih-alih melakukan perlawanan, terkadang respon yang diberikan tubuh saat ada ancaman adalah cari aman dengan patuh pada sumber ancaman. Pada tahap ini, diri lebih baik memenuhi keinginan yang lain daripada memprioritaskan kesejahteraan diri sendiri. Respon trauma ini bisa berupa sulit mengatakan "tidak", menuruti apa yang diperintahkan, mendahulukan kepentingan orang lain, dan tidak bisa menetapkan batasan dalam diri.
Keempat respon trauma di atas adalah respon tubuh yang wajar. Akan menjadi tidak wajar apabila terjadi dalam waktu yang lama dan tidak menurun kadarnya. Pada tahap ini lebih baik minta bantuan ahlinya agar mendapatkan penanganan yang tepat. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Sahabat Fimela ya!