Fimela.com, Jakarta Plastik telah menjadi kebutuhan yang melekat pada kehidupan manusia. Meskipun beberapa swalayan telah mengganti tas belanja dari plastik menjadi kertas. Namun, masih banyak kemasan produk yang tidak ramah lingkungan.
Hal ini mempunyai dampak yang cukup signifikan terhadap kesehatan bumi. Sebagai bentuk melindungi planet ini dari kerusakan, Sahabat Fimela bisa mencoba mengurangi ketergantungan akan sampah plastik.
Selain dapat merusak lingkungan, sampah plastik berdampak pada kesehatan manusia. Berikut dampak yang ditimbulkan beserta solusinya. Dilansir dari Monterey Bay Aquarium, Twice The Ice, dan Future Learn.
Advertisement
Advertisement
Bahaya Sampah Plastik
1. Mengancam kesehatan manusiaÂ
Bisphenol A (BPA) yang digunakan dalam wadah plastik untuk makanan dan minuman. BPA telah dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan, termasuk dampak pada perkembangan otak janin, bayi, dan anak-anak, peningkatan tekanan darah, serta peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Namun, BPA hanyalah salah satu dari ribuan bahan kimia yang ditambahkan ke plastik untuk berbagai tujuan, seperti membuatnya fleksibel, memberi warna, atau mengubah penampilannya. Banyak dari bahan-bahan kimia tersebut diketahui sangat beracun, termasuk beberapa yang bersifat karsinogen, neurotoksin, dan pengganggu hormon, yang dapat membahayakan kesehatan manusia.Â
2. Mengancam kelestarian satwa liar laut
Masih banyak negara yang belum memiliki sistem pengelolaan sampah yang baik. Akibat hal ini, sebagian besar sampah plastik tersebut akhirnya mencemari laut, dengan volume yang setara dengan satu truk sampah setiap 45 detik. Banjir plastik ini memiliki dampak yang merugikan terhadap satwa liar laut. Makhluk laut sering kali salah menganggap plastik sebagai makanan, mulai dari penyu yang memakan kantong plastik hingga burung laut yang memberikannya kepada anak-anaknya. Masalahnya semakin memburuk, dengan menyebabkan kelaparan dan gangguan pencernaan pada krill, ikan, invertebrata, dan karang. Lebih parahnya lagi, jaring ikan, kantong plastik, dan sampah plastik lainnya yang terbuang dapat menjerat satwa laut seperti ikan paus, singa laut, lumba-lumba, penyu, dan burung laut, menghambat kemampuan mereka dalam mencari makanan dan berenang, yang sering kali berujung pada kematian.
3. Berkontribusi pada perubahan iklimÂ
Menurut laporan Komisi Minderoo-Monaco, sebagian besar emisi gas rumah kaca yang terkait dengan plastik (90 persen) berasal dari proses produksi, termasuk tahap ekstraksi bahan bakar fosil, pengolahan, dan pembuatan produk. Sementara itu, 10 persen sisanya berasal dari pembuangan dan perdagangan bahan plastik.Hal ini menunjukkan bahwa plastik memiliki kontribusi yang berdampak terhadap perubahan iklim melalui jejak emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari seluruh siklus hidupnya.
Hindari Penggunaan Plastik agar Lingkungan Terhindar dari Ancaman Berbahaya
4. Menghasilkan polusi kimiaÂ
Plastik terbuat dari minyak dan gas, yang menyumbang polusi kimia di lingkungan. Proses penambangan sumber daya tak terbarukan ini menghasilkan sejumlah bahan kimia berbahaya, seperti benzena, toluena, etilbenzena, xilena, karbon monoksida, hidrogen sulfida, ozon, sulfur dioksida, dan banyak lagi. Ekstraksi dan pengolahan bahan baku plastik ini tidak hanya menyebabkan degradasi lingkungan di wilayah penambangan, tetapi juga meningkatkan risiko pencemaran air tanah dan permukaan.
5. Menimbulkan mikroplastikÂ
Plastik tidak mudah terurai seperti bahan organik, seperti kertas atau kapas, yang dapat mengurai menjadi zat-zat yang tidak beracun. Namun, plastik dapat memecah menjadi partikel-partikel yang jauh lebih kecil, dikenal sebagai mikroplastik. Mikroplastik bisa seukuran kerikil atau bahkan lebih kecil dari satu sel.
Mikroplastik akan mencemari sungai, tanah, tumbuhan, hewan, dan bahkan manusia. Selain itu, mikroplastik memengaruhi kualitas tanah, mikroba yang ada di dalamnya, dan serangga kecil yang berperan dalam dekomposisi. Tak hanya itu, senyawa ini berdampak pada hewan yang lebih besar dalam berbagai cara, seperti merusak DNA, menghambat pertumbuhan, dan merusak organ reproduksi.
Advertisement
Solusi Mengatasi Sampah Plastik
1. Daur ulang sampah
Hal pertama yang menjadi solusi adalah mendaur ulang. Kegiatan ini merupakan proses di mana barang-barang bekas diperbarui agar lebih fungsional atau menarik. Ini bisa menjadi solusi yang efektif untuk memberikan hidup baru pada barang-barang plastik atau pakaian bekas, sehingga mengurangi limbah dan konsumsi barang baru.
2. Hindari plastik sekali pakai
Nah, ini nih yang masih suka menjadi kebiasaan masyarakat luas. Usahakan untuk menghindarinya dengan membawa tas belanja kemanapun. Karena hasrat untuk berbelanja saat berpergian pasti muncul.Â
3. Berhenti membeli air dalam kemasan
Membawa tempat minum dari rumah bukan hanya tindakan yang ramah lingkungan, tetapi juga dapat menghemat biaya dalam jangka panjang. Hal ini dapat mengurangi penggunaan botol atau gelas plastik sekali pakai yang biasanya digunakan saat membeli minuman di luar. Selain itu, hal ini juga membantu mengurangi jumlah sampah plastik yang dihasilkan.
4. Jaga kebersihan lingkungan
Selain ketiga cara diatas, Sahabat Fimela bisa mengurangi penyebaran polusi plastik dengan melakukan pembersihan di lokasi terdekat. Selain itu, bisa mencari informasi mengenai komunitas pembersihan sampah melalui media sosial. Yuk, jaga bumi tercinta ini!Â
Penulis: Naela MarcelinaÂ
#Unlocking The Limitless
Â