Fimela.com, Jakarta Kesedihan adalah bagian alami dari kehidupan dan tidak dapat dihindari. Ketika kamu mengalami kehilangan, kegagalan, atau perubahan yang signifikan, kesedihan adalah respons emosional yang umum. Kesedihan merupakan reaksi alami terhadap perasaan kehilangan, dan melalui proses berduka, kamu dapat mencari cara untuk menghadapinya dan melanjutkan kehidupan dengan cara yang sehat.
Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam mengalami dan mengungkapkan kesedihan. Beberapa orang mungkin menunjukkan kesedihan secara terbuka, sementara yang lain mungkin lebih tertutup. Yang jelas, jangan biarkan kesedihan terjadi berlarut-larut. Belajarlah pelan-pelan menerima atau berdamai dengan keadaan. Salah satunya dengan memahami konsep 5 Stages of Grief. Apa itu?
Advertisement
Lima Tahap Kesedihan
Five Stages of Grief (Lima Tahap Kesedihan) adalah konsep yang dikemukakan oleh Elisabeth Kübler-Ross dalam bukunya "On Death and Dying". Konsep ini menggambarkan serangkaian emosi dan reaksi yang umum dialami oleh individu yang mengalami proses berduka atau kehilangan. Lantas, apa saja kelima tahap kesedihan tersebut?
Penyangkalan (Denial)
Tahap ini ditandai dengan penolakan atau ketidakpercayaan terhadap kenyataan kehilangan yang terjadi. Individu mungkin merasa sulit menerima fakta bahwa sesuatu yang signifikan telah hilang. Menurut Elisabeth Kübler-Ross, penyangkalan (denial) adalah tahap pertama dalam proses berduka yang ditandai dengan penolakan atau ketidakpercayaan terhadap kenyataan kehilangan yang terjadi.
Pada tahap ini, seseorang cenderung untuk berpura-pura tidak mengetahui atau tidak ingin mengakui bahwa ada suatu hal yang telah terjadi. Elisabeth Kübler-Ross awalnya mengenalkan teori ini bukan hanya untuk menjelaskan proses saat kehilangan orang yang dicintai, tetapi juga untuk menggambarkan kondisi pasien ketika mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit yang parah.
Tahapan penyangkalan sebenarnya merupakan cara yang sehat untuk menangani situasi yang tidak nyaman dan menyakitkan. Tahapan ini memberikan gambaran mengenai kondisi pasien ketika ia mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit yang parah. Tahapan penyangkalan bisa berlangsung singkat atau lama, tergantung pada individu masing-masing.
Kemarahan (Anger)
Pada tahap ini, individu merasakan kemarahan dan kekesalan terhadap situasi yang menyebabkan kehilangan. Mereka mungkin merasa marah pada diri sendiri, orang lain, atau bahkan pada yang telah meninggal. Menurut Elisabeth Kübler-Ross, kemarahan (anger) adalah tahap kedua dalam proses berduka.
Pada tahap ini, individu yang sedang berduka merasakan kemarahan dan kekesalan terhadap situasi yang menyebabkan kehilangan. Mereka mungkin merasa marah pada diri sendiri, orang lain, atau bahkan pada yang telah meninggal. Kemarahan ini bisa ditujukan kepada Tuhan, keadaan, atau siapa pun yang dianggap bertanggung jawab atas kehilangan tersebut.
Kemarahan ini merupakan respons emosional yang alami dan dapat muncul dalam berbagai bentuk. Individu yang mengalami kemarahan mungkin menunjukkan perilaku seperti mengamuk, mengkritik, atau menyalahkan orang lain. Mereka juga bisa merasa tidak adil dan bertanya-tanya mengapa hal buruk tersebut terjadi pada mereka.
Lima Tahap Kesedihan
Penawaran (Bargaining)
Tahap ini ditandai dengan upaya untuk mencari cara untuk menghindari atau memperbaiki kehilangan yang terjadi. Individu mungkin berusaha bernegosiasi dengan kekuatan yang lebih tinggi atau berharap dapat mengubah hasil yang tidak dapat diubah. Menurut Elisabeth Kübler-Ross, penawaran (bargaining) adalah tahap ketiga dalam proses berduka.
Pada tahap ini, individu yang sedang berduka akan melakukan penawaran atau berandai-andai mengenai kemungkinan yang seharusnya dilakukan sebelum hal buruk terjadi atau hal yang akan mereka lakukan apabila hal buruk berhenti terjadi. Contohnya, seseorang mungkin berpikir, "Andai saja saya bisa kembali ke masa lalu dan melakukan sesuatu yang berbeda" atau "Jika saya melakukan ini atau itu, mungkin kehilangan ini tidak akan terjadi."
Penawaran ini merupakan upaya individu untuk mencari cara menghindari atau memperbaiki kehilangan yang terjadi. Namun, penting untuk diingat bahwa penawaran ini biasanya tidak realistis dan tidak dapat mengubah kenyataan. Ini adalah bagian dari proses berduka di mana individu mencoba mencari kontrol atau pemahaman dalam situasi yang tidak dapat mereka kendalikan.
Penting untuk memberikan diri sendiri izin untuk merasakan dan mengungkapkan penawaran ini, tetapi juga penting untuk menyadari bahwa penawaran tersebut mungkin tidak akan mengubah apapun. Proses berduka melibatkan pengakuan dan penerimaan atas kenyataan kehilangan yang tidak dapat diubah.
Depresi (Depression)
Pada tahap ini, individu merasakan kesedihan yang mendalam dan kehilangan minat pada hal-hal yang sebelumnya mereka nikmati. Mereka mungkin merasa putus asa, kehilangan energi, dan mengalami perubahan suasana hati yang signifikan. Menurut Elisabeth Kübler-Ross, depresi (depression) adalah tahap keempat dalam proses berduka.
Pada tahap ini, individu yang sedang berduka merasakan perasaan sedih yang mendalam, putus asa, dan kehilangan minat terhadap hal-hal yang sebelumnya disukai. Mereka mungkin mengalami perasaan cemas, khawatir yang berlebihan, serta emosi yang tidak stabil. Depresi dalam konteks ini bukanlah kondisi kesehatan mental, tetapi merupakan respons emosional alami terhadap kesedihan yang dialami.
Depresi pada tahap ini bisa membuat individu merasa terisolasi dan menjauh dari orang lain. Mereka mungkin merasa tidak berdaya dan sulit untuk melihat harapan di masa depan. Penting untuk diingat bahwa depresi dalam proses berduka adalah normal dan merupakan bagian dari upaya individu untuk mengatasi kehilangan yang mereka alami.
Jika seseorang merasa sangat sedih, tidak berdaya, dan tidak dapat melewati tahap depresi ini, penting untuk mencari dukungan dari orang-orang terdekat atau profesional kesehatan mental. Berbicara dengan orang lain dan mendapatkan bantuan yang tepat dapat membantu individu dalam mengatasi depresi dan melanjutkan proses berduka dengan cara yang sehat.
Advertisement
Lima Tahap Kesedihan
Penerimaan (Acceptance)
Tahap ini ditandai dengan penerimaan dan pemahaman bahwa kehilangan tersebut adalah bagian dari kehidupan. Individu mulai menerima kenyataan dan mencari cara untuk melanjutkan hidup dengan kehilangan yang ada. Menurut Elisabeth Kübler-Ross, penerimaan (acceptance) adalah tahap terakhir dalam proses berduka.
Pada tahap ini, individu yang sedang berduka mencapai pemahaman dan penerimaan bahwa kehilangan yang mereka alami tidak dapat diubah. Mereka mulai menerima kenyataan dan melanjutkan hidup mereka dengan cara yang lebih baik.
Penerimaan bukan berarti bahwa individu tidak lagi merasakan kesedihan atau tidak terpengaruh oleh kehilangan tersebut. Namun, mereka telah mencapai titik di mana mereka dapat menghadapi kenyataan dengan lebih tenang dan menerima bahwa kehidupan harus terus berlanjut.
Penting untuk diingat bahwa proses berduka adalah sangat pribadi dan setiap individu mungkin mengalami tahapan-tahapan ini dengan cara yang berbeda. Tidak semua orang akan melewati semua tahapan, dan tidak ada waktu yang ditentukan untuk setiap tahap. Proses berduka membutuhkan waktu yang berbeda bagi setiap individu.