Sukses

Lifestyle

7 Produk yang Perlu Dihindari untuk Menjaga Kesejahteraan Lingkungan

Fimela.com, Jakarta Selama 50 tahun terakhir, konsumerisme telah berkembang pesat, berkembang hingga menciptakan budaya di mana individu condong pada barang-barang yang mudah digunakan, sekali pakai, berbiaya rendah, dan cenderung merusak lingkungan. Dalam melindungi lingkungan dari polusi, perubahan iklim, dan toksisitas, penting bagi kita sebagai konsumen untuk mewaspadai kebiasaan atau produk yang merusak lingkungan. Semakin kita sadar, semakin kita bisa membuat perubahan yang lebih baik.

Saat ini, kita semua tahu betapa berbahayanya plastik, limbah berbahaya seperti minyak, dan bahan kimia atau produk lainnya terhadap satwa liar dan lingkungan. Namun, ada produk yang banyak dari kita gunakan atau beli secara rutin yang mungkin luput dari perhatian. Beberapa dari produk ini adalah produk yang banyak dari kita gunakan setiap hari atau setiap minggu. 

Meskipun pengawasan pemerintah sangat penting untuk perlindungan lingkungan hidup jangka panjang, kita dapat melakukan bagian untuk membatasi dampak yang ditimbulkan. Mengutip dari beberapa sumber, di bawah ini Fimela uraikan 7 produk paling mengejutkan yang bisa menyebabkan kerusakan lingkungan.

1. Botol air plastik

Botol air plastik merupakan masalah besar dalam dunia barang sekali pakai ataupun plastik. Setiap menit per harinya, 1.000.000 botol air plastik dibeli di seluruh dunia, berarti 16.666 botol per detik. Sebagian besar berakhir di TPA dan membutuhkan waktu lebih dari 1.000 tahun untuk terurai.

Bawalah botol air ketika hendak melakukan rehidrasi saat bepergian, pilih botol yang dapat digunakan kembali, yakni botol yang tidak mengandung Bisphenol A (BPA) karena dikaitkan dengan beberapa masalah kesehatan, termasuk kanker payudara dan prostat.

2. Deterjen

Deterjen cucian yang Sahabat Fimela temukan di supermarket sering kali mengandung bahan kimia dan bahan pembersih yang kini terbukti berdampak langsung terhadap lingkungan. Air yang digunakan selama siklus pencucian juga biasanya dialirkan kembali ke sistem air limbah kota untuk disterilkan dan disaring. Namun, pemilik lahan swasta atau mereka yang tinggal terpisah dari sumber air pusat seringkali membuang air limbah mereka langsung ke air tanah atau dibiarkan mengalir ke lingkungan. 

Bahan kimia yang menjadi perhatian utama ditemukan dalam deterjen, antara lain fosfat, formaldehyde, ammonium sulfate, dioxane, dan synthetic surfactant. Bahan kimia ini dapat mengubah tegangan permukaan air, membuat badan air lebih rentan terhadap polutan termasuk pestisida dan knalpot mobil dari limpasan air. Deterjen cucian telah dikaitkan dengan pertumbuhan alga, yang membuat air kekurangan oksigen, membunuh tanaman air dan menggantikannya dengan alga berbahaya.

3. Tabir surya

Tabir surya merupakan langkah perawatan kulit standar untuk melindungi kulit Sahabat Fimela dari sinar UV. Tabir surya juga bisa digunakan untuk mencegah penuaan dan kerutan akibat paparan sinar matahari. Namun, tabir surya mendapat kecaman dari organisasi lingkungan dan ilmuwan yang menemukan korelasi antara bahan tabir surya dan memburuknya lingkungan laut, termasuk terumbu karang. Tabir surya yang diaplikasikan pada kulit tidak menempel di kulit. Bahkan berenang sebentar di laut saja sudah cukup untuk memberikan dosis tabir surya ke lingkungan sekitar yang berdampak selama bertahun-tahun yang akan datang.  

Pilih tabir surya yang memiliki label Reef Safe, atau yang tidak mengandung bahan kimia berbahaya. Disarankan juga untuk menghindari paparan sinar matahari langsung antara pukul 10.00 dan 14.00, dan mengenakan pakaian yang menutupi kulit, untuk menghindari penggunaan tabir surya secara berlebihan.

4. Lilin beraroma

Menyalakan lilin mungkin merupakan cara kamu untuk bersantai, menikmati rumah, atau mengatur suasana hati. Namun, setiap kali lilin dinyalakan, kualitas udara di rumah akan menurun. Membakar apa pun akan menghasilkan residu berbahaya di udara. Misalnya, pembakaran kayu melepaskan karbon dioksida, gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.

Lilin yang menyala diketahui melepaskan sejumlah bahan kimia ke udara, antara lain benzena, toluena, formaldehida, asetaldehida, akrolein, dan jelaga yang bersifat karsinogenik. Setiap kali Sahabat Fimela membiarkan lilin menyala di rumah, kamu dan keluarga meningkatkan risiko masalah kesehatan. Pertimbangkan untuk membeli lilin yang terbuat dari lilin lebah atau kedelai, yang mengeluarkan lebih sedikit racun ke udara saat dibakar. Usahakan mencari lilin beraroma wewangian alami, seperti minyak esensial.

5. Tisu rias

Tisu rias telah menjadi kebutuhan pokok dalam rutinitas perawatan kulit karena kenyamanannya, kemasannya yang ramah perjalanan, dan penggunaannya yang tidak merepotkan. Namun, meskipun nyaman, produk ini dianggap sebagai produk sekali pakai. 

Tisu rias tidak dapat didaur ulang atau dicuci, dan dirancang untuk dibuang ke tempat sampah. Tisu rias dapat menyumbat pipa dan memicu banjir atau kerusakan pada septic tank. Tisu rias yang ringan mudah terbawa oleh hembusan angin dan dibuang ke lingkungan, sehingga dapat menimbulkan ancaman bagi satwa liar dan biologi ekosistem. Alternatif yang lebih baik untuk tisu rias adalah tisu berbahan katun 100%, tisu rami, atau tisu bambu yang dapat digunakan kembali

6. Cangkir kopi sekali pakai

Berapa banyak dari kita yang membeli kopi saat bepergian? Jika Sahabat Fimela membawa kopi dalam perjalanan ke tempat kerja setiap hari, maka kamu mengkonsumsi rata-rata 240 cangkir kopi sekali pakai per tahun. 

Alternatif paling ramah lingkungan dibandingkan cangkir kopi sekali pakai adalah botol minum atau mug perjalanan yang dapat digunakan kembali, yang memiliki manfaat tambahan karena tidak memerlukan selongsong karton tahan panas. Sahabat Fimela juga dapat mengurangi biaya kopi karena banyak toko menawarkan diskon untuk kamu yang membawa mug sendiri.

7. Produk menstruasi

Setiap tahun di Amerika Serikat, diperkirakan 12 miliar pembalut wanita dan 7 miliar tampon dibuang, selain seluruh aplikator karton serta kemasannya. Pilihan paling ramah lingkungan adalah pembalut kain atau cup menstruasi, yang tidak hanya dapat digunakan kembali tetapi juga tidak mengandung dioksin atau rayon serta mudah dirawat.

 

 

 

Penulis: Miftah DK

#Unlocking The Limitless

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading