Sukses

Lifestyle

4 Perempuan Ini Hadir Menjadi Pejuang untuk Perangi Plastik

Fimela.com, Jakarta Hari Perempuan Internasional di mulai pada awal abad ke-20, sebuah era penting yang ditandai dengan cita-cita revolusioner, transformasi besar-besaran, dan ekspansi tanpa batas. Satu abad yang lalu, masyarakat berada di tengah-tengah periode kemajuan dan perubahan positif. Namun, saat ini ketika dunia sedang bergulat dengan dinamika yang berubah, perubahan tersebut tidak memberikan dampak positif bagi semua orang.

Kehadiran perempuan dalam merawat dan menjaga lingkungan dan alam sangat penting. Sejumlah perempuan bahkan menjadi pelopor dan pejuang lingkungan hidup di tengah dampak krisis iklim yang dirasakan masyarakat saat ini. Perempuan berperan penting menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup menyusul krisis iklim yang berdampak luas bagi kehidupan manusia dan alam. Ketika kerusakan alam semakin berat, perempuanlah yang banyak merasakan dampaknya.

Saat ini, bumi kita membutuhkan pemikiran ramah lingkungan untuk menghasilkan solusi kreatif. Masih dalam perayaan Hari Perempuan Internasional, EARTHDAY.ORG merayakan 4 perempuan perintis yang prestasinya membawa kita menuju masa depan bebas plastik.

1. Diana Cohen

Diana Cohen bukan hanya seorang aktivis iklim, tapi juga seorang seniman. Ia belajar biologi, film, dan seni di UCLA, di mana ia memperoleh gelar Bachelor of Fine Arts. Ia memadukan bakat seninya dengan kecintaannya pada lingkungan untuk menciptakan warisannya.

CEO dan Co-Founder Plastic Pollution Coalition (PPC), Cohen menggunakan plastik untuk menciptakan dampak visual dan sosial. Tiga pilar PPC adalah mendidik, menghubungkan, dan mengadvokasi, terlebih lagi, sang artis juga memenuhi pilar-pilar ini dalam kehidupan pribadinya.

Cohen telah berbicara di seluruh dunia baik di panggung besar maupun kecil, termasuk PBB. Sebagai pembicara, ia menyebarkan pesan tentang menciptakan dunia yang lebih adil dan regeneratif, bebas dari plastik. Khususnya, ia memberikan pidato pada tahun 2010 bertajuk, “Tough Truths About Plastic Pollution”.

Sebagai penerima Global Green Environment Award, Snow Angel Award, dan Environmentalist of the Year dari SIMA, Cohen telah diakui secara global atas prestasinya.

2. Nzambi Matee

Dengan gelar di bidang biokimia, pelatihan di bidang teknik, dan kecintaan terhadap lingkungan, tidak mengherankan jika Nzambi Matee menciptakan solusi bahan konstruksi yang berkelanjutan dan dapat didaur ulang. Lahir dan besar di Kenya, ia menyadari adanya kebutuhan mendesak untuk memperbaiki pengelolaan sampah.

Pendiri Gjenge Makers Ltd., Matee mengambil sampah plastik dan mengubahnya menjadi bahan bangunan yang ramah lingkungan dan terjangkau di Nairobi, Kenya. Dengan gelar di bidang teknik mesin, ia menyadari bahwa dirinya dapat menggabungkan pendidikan dengan hasratnya terhadap keberlanjutan untuk membuat sesuatu yang bermakna. Usahanya mentransformasi masyarakat di Nairobi, dengan membantu masyarakat memahami nilai bahan daur ulang sekaligus mengelola limbah.

Karena keberhasilannya, Matte menerima Penghargaan Konservasi di Afrika dan UN Young Champion of the Earth Award. Ia berupaya meningkatkan lapangan kerja dan penawaran produk untuk mengamankan penetrasi pasar perusahaan.

3. Vili Petrova

Lahir dan besar di Bulgaria, Vili Petrova pindah ke Amerika Serikat untuk menerima gelar Bachelor of Fine Arts di Lesley University di Massachusetts. Sebelumnya, saat bekerja sebagai peramal tren, dia menyadari betapa pilihan kita sebagai konsumen menentukan masa depan. Dengan minat untuk mengeksplorasi lebih jauh kesehatannya sendiri dan kesejahteraan bumi ini, ia terinspirasi untuk membuat Lena Cup.

Pendiri Lena Cup, Petrova menggunakan bahan-bahan yang bersumber secara lokal dan kemasan ramah lingkungan untuk semakin menjauhkan perusahaan cangkir menstruasinya dari plastik. Ia mewujudkan hasratnya pada tahun 2015 dengan Lena Cup, dan ia terus menyebarkan kesadaran akan manfaat dan dampak lebih besar dari cangkir menstruasi yang dapat digunakan kembali. 

Petrova juga menyumbangkan cangkir menstruasi kepada gadis-gadis muda di negara-negara berkembang, dan berupaya memperluas program donasi ini untuk meningkatkan kesehatan perempuan secara global. Ia terus mempelajari kesehatan dan kesejahteraan wanita, dengan tujuan untuk menciptakan produk terbaik bagi mereka yang membutuhkan.

4. Karuna Singh

Karuna Singh adalah Country Director Earth Day Network, yang karyanya terinspirasi oleh EARTHDAY.ORG. Selain itu, beliau juga menjabat sebagai direktur regional EDO Asia, yang mengawasi sekitar 25 negara.

Sebagai pelopor dalam perjuangan melawan plastik, Singh telah memandu acara EARTHDAY.ORG yang secara aktif berupaya mengurangi polusi plastik. Bersama Municipal Corporation of Delhi (MCD), ia membantu memimpin kampanye 100 hari melawan plastik, di mana kain digunakan sebagai pengganti plastik untuk tas di pasar. Singh telah berbicara tentang krisis iklim di konferensi internasional termasuk UN Conference of Parties (COP). karyanya banyak ditampilkan di media cetak dan elektronik di seluruh dunia.

Berdedikasi untuk mempromosikan pengurangan plastik, Singh membantu menyusun e-Book yang mendokumentasikan bagaimana badan-badan kota telah membuat Undang-undang yang melarang penggunaan plastik. Melalui buku ini dan karyanya yang lain, ia berupaya menyebarkan contoh-contoh yang dapat ditiru orang lain.

Secara kolektif, para perempuan ini telah menginspirasi masa depan bebas plastik melalui aktivisme, seni, bisnis, dan pendidikan. Pekerjaan mereka berasal dari kebutuhan akan perubahan, namun pada akhirnya menginspirasi keinginan akan perubahan. Kisah-kisah mereka sangat berharga, suara mereka didengar, dan pantas untuk dirayakan setiap hari, bukan hanya hari ini.

 

 

 

Penulis: Miftah DK

#Unlocking The Limitless

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading