Fimela.com, Jakarta Keberadaan sampah plastik masih menjadi polemik di Indonesia. Terlebih lagi, sampah plastik yang sangat sulit terurai. Berdasarkan data dari Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan, Indonesia merupakan negara penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia.
Untuk membantu mengurangi sampah plastik, usaha recycle atau daur ulang bisa menjadi peluang usaha yang menguntungkan, seperti bisnis yang dibangun Astrid Bestari bersama tiga temannya yaitu Agnes Sukianto, Josi Marchinta, dan Michelle Sukianto. Bisnis yang lahir pada pertengahan 2023 itu kemudian diberi nama By.3 (ByThree).
By3 merupakan sebuah lifestyle companion brand. Saat ini, brand-nya fokus untuk memproduksi perhiasan kekinian dengan memanfaatkan sampah tutup botol plastik sebagai material utama. Meski Astrid tidak ingin menyebut By.3 sebagai sustainable brand, tetapi kreativitasnya dalam mendaur ulang sampah tutup botol plastik menjadi perhiasan bernilai tinggi patut diapresiasi.
Advertisement
“Kami nggak mau menyebut diri kita as sustainable brand, tetapi brand kami mengusung konsep yang fun. Dan for now, the best we can do, kita coba-coba pakai tutup botol plastik untuk diolah menjadi recycle plastic beads, lalu kami masukin ke produk fashion item,” kata Astrid Bestari selaku salah satu Co-Founder By.3.
Untuk menambah nilai produk, recycle plastic beads tersebut dikombinasikan dengan freshwater pearl dari Lombok dan Bali yang kemudian disulap menjadi perhiasan kalung yang stylish dan mewah.
“Mungkin orang-orang kalau lihat barang recycle kayak mainan, oh dari sampah. Nah, kami kemudian berpikir bagaimana jika kita menambah nilai produk kami dengan mengkombinasikan recycle plastic beads dengan freshwater pearl. Akhirnya kami wujudkan ide ini dan kami berharap ini bisa menjadi sesuatu yang modern contemporary juga desainnya,” ujar ibu dua anak itu.
Dalam proses produksinya, By.3 menjalin kerja sama dengan Real Precious Plastic, sebuah open source digital commons project cabang Bandung yang memiliki sampah botol plastik dari batch di Jawa Barat.
“Kami jalin kerja sama karena mereka punya mesin namanya open source mesin, di mana tutup botol itu sama mereka dipecah lagi, diulang untuk bisa dibentuk jadi hal-hal lain. From what we se, rata-rata kegiatan seperti ini lebih ke home living product, makanya kita ajak mereka untuk bikin kalung, supaya sekali-kali wujudnya dalam bentuk fashion,” tambah dia.
View this post on Instagram
Advertisement
Berdayakan UMKM di Kediri
Hadirnya By.3 menjadi berkah tersendiri bagi para UMKM Lokal. Pasalnya, untuk membantu proses produksi perhiasannya yang merupakan hand-crafted By.3 turut melibatkan UMKM di Kediri.
“Kami melibatkan juga UMKM untuk memberikan mereka kesempatan bisa berkarya. Kami juga memberikan masukan hal-hal yang baru untuk mereka bikin. Meskipun itu merupakan hal-hal baru buat mereka, mereka membuktikan tetap bisa produksi kalung ini,” tutur Astrid.
Tantangan
Namun, perjalanan Astrid dan teman-temannya ini tidak lepas dari tantangan. Selain biaya produksi yang cenderung lebih tinggi yang pada gilirannya dapat mempengaruhi daya saing produk di pasar, proses produksi juga jauh lebih rumit.
“Tantangan tentunya banyak. Karena kami nggak bisa request warna, jadi bagaimana caranya kami harus mencari tutup botol plastik yang tepat untuk bisa menjadi base dari recycle beads By.3,” ungkapnya lagi.
Di sisi lain, penggunaan kemasan juga harus diperhatikan agar sejalan dengan prinsip keberlanjutan ini. Akhirnya, Astrid pun mencoba memanfaatkan sampah tekstil yang kemudian diolah menjadi dust bag layaknya kain perca. Bahan dan warna-warna tekstil yang beragam pada akhirnya menambah daya tarik pada dust bag recycle buatan mereka.
“By.3 misinya lebih ke friendship companion. Recycle product memang jatuhnya lebih mahal, tapi kami berusaha untuk bikin ini tidak semahal itu, karena kita ingin supaya produk kami bisa dijangkau semua orang,” kata Astrid.
Advertisement
Debut Bazar Pertama di Singapura
Masih seumur jagung, namun dengan konsep dan misi yang mulia, By.3 akhirnya bisa melakukan debut bazar internasional pertamanya di Singapura pada 17-21 April 2024 lalu. Bazar bertajuk “Indonesia in SG” merupakan acara kolaborasi antara Indonesia-Singapura yang digagas oleh KBRI Singapura.
“Ada tim JFW (Jakarta Fashion Week) yang notice kami. Akhirnya kami diundang karena merasa produk kami sangat unik, dan tentu saja sebagai pengalaman pertama promosi di luar negeri kami merasa takut dan clueless sekali dengan market mereka. Tapi, kami bangga bisa berpartisipasi yang akhirnya responnya juga cukup memuaskan,” ungkap Astrid.
Diakui Astrid, proses promosi di bazar luar negeri tentu tak selancar yang dibayangkan. Namun menurutnya, kunci terpenting keberhasilan By.3adalah edukasi untuk bisa membuat konsumen percaya dengan perhiasan daur ulang produksinya.
Di akhir perbincangan, Astrid pun berbagi tips bagi UMKM lokal yang ingin turut serta berpartisipasi di bazaar luar negeri. “Menurut aku, ini semua nggak akan terjadi kalau sebagai founder brand kita nggak fokus memelihara brand. Kita harus fokus memberikan karya terbaik, memberikan service terbaik, dan fokus untuk menggerakkan brand kita dengan cara otentik dan marketing gaya kita sendiri, sesuai target market, dan DNA brand kita,”
“Dan satu lagi, tentunya membangun hubungan dengan banyak orang, bahkan dengan pelanggan kita. Kalau dua poin itu sudah dijalankan, tawaran itu pastinya nanti akan mengikuti,” pungkas Astrid.